Part Six

826 67 43
                                    


“Ayah, ada apa dengan wakil presdir? Dia terlihat terburu-buru. Ada masalah?” tanya Kagura sambil mengoles selai pada rotinya. Seperti pagi-pagi lainnya, dia makan bersama keluarganya namun hari ini minus sang kakak.

“Tidak ada hal yang bermasalah. Mungkin dia punya hal yang harus diselesaikan segera.” ucap Omibouzu sambil menutup koran, kemudian tersenyum pada istrinya yang baru saja menyuguhkan kopi padanya.

“Kau ingin Ibu buatkan kopi juga?” tanya Kouka. Kagura mengabaikannya, dia meminta pelayan untuk membuatkannya kopi.

Lagi-lagi ayahnya hanya menghela nafas, “Sampai kapan Kagura.. sampai kapan kau tidak mengacuhkan Ibumu?” tanya ayahnya.

“Aku sudah membahas ini sebelumnya Ayah! Sampai salah satu dari mereka pergi atau keduanya, baru aku berhenti tidak mengacuhkannya.”

Kagura menerima kopi dari pelayannya dan menyerngit karena rasanya tidak seperti yang biasa Ibunya buatkan. Dia hanya menyergit tidak melanjutkan minumnya.

“Kagura.. kau harus mendengarkan penjelasan Ibu nak..”

“Aku harus berangkat sekarang.” Ucap Kagura tiba-tiba. Dia bangkit dari kursi dan pamit.

Omibouzu menatap penuh sesal pada istrinya. “Maafkan aku.”

***

Sesampainya di kantor dia tertahan di dalam ruangannya hingga jam makan siang hanya untuk menandatangani berkas, membaca laporan, menolak proposal dan semua hal yang berkaitan dengan kertas dan pena hingga membuatnya pening.

Sampai ketukan pintu menghentikan kegiatannya, "Masuk."

"Permisi, boss. Okita-sama datang berkunjung. Boleh saya persilahkan masuk."

"Biarkan dia masuk." apa yang akan pria itu lakukan, mengajaknya makan siang lalu fitting gaun? Dirinya? Tidak mungkin.. dia lebih terlihat sebagai orang yang sadis yang tidak mau direpotkan hal seperti itu, pikirnya

"Hei, China. Ayo makan siang. Kita harus fitting baju."

Uso! Sungguhan? Orang yang harusnya super sibuk dan harusnya bukan tipe orang yang suka melakukan hal kecil seperti ini benar-benar mengatakannya?!

"Sepertinya kau punya banyak waktu ya, Okita-san." ucap Kagura sambil bertopang dagu menatap Sougo dengan tatapan mengejek.

"Tentu. Sekarang, kau adalah prioritas utama bagiku." ucap Sougo sok manis.

"Pergilah tanpaku, kau bisa memilihkan gaun apapun. Banyak hal yang harus aku kerjakan." tolak Kagura dengan sifat bossy-nya.

"Baiklah. Tapi jangan salahkan aku jika seleraku buruk. Aku berpikir jika gaun transparan cocok untukmu." jawab Sougo dengan nada malas.

Kuso! Kono aho sadisto. Dia memang ingin memulai perseteruan rupanya.

"Yak! Tunggu! Jangan macam-macam. Aku ikut." putus Kagura kemudian dengan wajah kesal.

Sougo merangkul pinggang Kagura, bersikap manis supaya tidak menimbulkan rumor aneh mengenai rencana pernikahan mereka. Walaupun sebenarnya sudah banyak rumor aneh di sekeliling Kagura, ditambah dengan pernikahan maka rumor lebih kreatif mungkin akan muncul dalam waktu dekat. Beruntung saja dirinya, ketika rumor mereka tidur bersama hanya sampai ke telinga ayahnya tidak sampai ke media ataupun ke karyawan kantornya yang sangat imajinatif itu.

"Kau mau makan dimana?" tanya Sougo saat membuka pintu mobil.

"Dimana saja yang penting kenyang." ucap Kagura sekenanya ikut membuka pintu dan masuk ke dalam dengan malas-malasan.

She So Harsh! (Okikagu FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang