Prolog

87 60 17
                                    

Prolog

Apakah ini sebuah karma dari Tuhan?
•••

Hiks... Hiks... Hiks... Perempuan itu terus terisak tangis di pinggir ranjang, dengan meringkuk ketakutan dia terus menggenggam erat selimut, yang menutupi tubuhnya dengan erat.

Takut? Oh tentu saja, bayangkan jika kalian berada di posisi perempuan tersebut, dia semalam berpesta bersama teman-temannya, kemudian pagi hari ketika bangun tidur, dia ada di sebuah kamar dengan bertelanjang pakaian. Ya! Dia tidak memakai sehelai benang pun.

Yang mengejutkan lagi adalah ketika perempuan tersebut mendapati, area bagian kewanitaannya perih sekali... Bukan hanya di situ dia bahkan hampir pingsan ketika tahu, jika dia di kamar itu tidak sendiri... Melainkan ada seorang lelaki yang tidur memunggungi dirinya di ranjang tersebut.

Perempuan berambut hitam panjang bergelombang itu mencoba mengingat-ingat kejadian tadi malam, tapi nihil dia tidak bisa mengingat apapun kecuali... Ya dia ingat! Telah meminum sebuah minuman yang membuat dia lupa daratan!

Tidak ingin terlalu lama mengingat lagi, dia mencoba melangkah turun ke lantai, tapi apalah daya vaginanya terasa perih sekali... Sakit.

Dia akhirnya hanya bisa meringkuk di pinggir ranjang, dengan selimut yang menutupi tubuhnya, dan terisak pelan.

Matahari telah terbit dengan sempurna, dan itu di rasakan oleh lelaki berambut hitam tersebut, apalagi dia samar-samar mendengar suara isak tangis perempuan.

Perempuan! Matanya langsung terbuka sempurna, melihat langsung ke arah jendela dimana matahari masuk dengan sinarnya menghiasi kamar tersebut, hingga ke mata lelaki itu. Dia menghalau sinarnya dengan tangan kanan, lalu menguap lebar hoam... Seperti layaknya orang bangun tidur pada umumnya.

Dia mengucek kedua matanya, kemudian mengerjap perlahan melihat cat tembok berwarna kuning terang menghiasi kamar ini.

Lelaki itu akhirnya tersadar jika dia tidak memakai baju, dan hanya tidur dengan selimut saja. Dia akhirnya menoleh ke samping, karena sedari tadi kedua telinganya telah mendengar suara isak tangis seseorang.

Lelaki tersebut menghela napas pelan, ketika melihat perempuan dengan rambut acak-acakan, terisak tangis di pinggir ranjang yang mengamankan tubuhnya dengan selimut.

"Are you okay?" Itu kalimat yang lelaki itu ucapkan, dengan nada yang sangat lembut.

Bukannya tenang, perempuan itu justru makin ketakutan dari semakin menepi ke pinggir rajang.

Tahu jika perempuan itu masih takut kepadanya, lelaki itu mencoba agak menjauh alias menjaga jarak.

"Nama saya Miran," ujar lelaki itu, dengan menatap manik mata milik perempuan itu sangat dalam.

"Mi--r--an?" Akhirnya Miran bisa mendengar suara perempuan itu, ya walaupun tampak serak sekali, dan kini tangisnya mulai reda.

Seulas senyum tipis terbit di wajah tampan, milik lelaki yang bernama Miran ini. Dia mencoba maju lagi, tapi sepertinya perempuan di depannya ini masih saja takut, hingga dia terus mundur ke samping rajang, jika Miran tidak menghentikannya pasti perempuan itu jatuh ke lantai.

Dan benar apa yang di takutkan Miran, perempuan itu akan jatuh! Tanpa berpikir lama Miran langsung menyibak selimut yang membungkus mereka berdua, hingga tabuh keduanya saat ini telanjang bulat.

Happ!!! Dapat. Lega rasanya ketika bisa mendapatkan perempuan itu tepat pada waktunya, jika Miran tidak memeluknya ke dekapannya, mungkin saja perempuan itu saat ini benar-benar sudah jatuh mencium lantai.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Miran. Saat ini dia di posisi duduk di kepala ranjang, sedangkan perempuan yang dia sampai sekarang belum tahu namanya ini, duduk dengan manis di pangkuannya dengan menyandarkan kepalanya di dada miliknya yang bidang.

Anggukan yang Miran dapatkan dari perempuan itu, lalu tidak sengaja Miran melihat kearah seprai yang tidak tertutup selimut, karena dia tadi membuang selimut itu ke lantai akibat panik.

Ada bercak darah di sana, Miran mengernyitkan dahi. Dia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi semalam.

Seperti kaset rusak berputar di kepala Miran, sebuah film berputar secara acak dan dia mencoba untuk menyusunnya menjadi pas di setiap adegan.

'What is this bastard? Gue udah mabuk semalam, dan tidak sengaja tidur dengan perempuan yang masih perawan!' Miran berkata kepada hati kecilnya, ketika dia sudah ingat dengan betul kejadian semalam.

'Apakah ini sebuah karma dari Tuhan?' imbuhnya lagi masih di dalam batinnya.

Dengan hati-hati Miran mencoba membuka obrolan dengan perempuan itu.

"Nama kamu siapa?"

"Zaenab."

•••
Bersambung...

Visual Cast.

Suhartono Al Miran Hadikusumo Widyatama.

Suhartono Al Miran Hadikusumo Widyatama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zaenab Bernando Hutapea.

Oke gusy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke gusy... Gimana prolog-nya bagus?

Kalau ada kritik & saran bisa langsung tulis di kolom komentar 📝

Dan tolong vote ya 🌟

Serta bagikan cerita ini ke teman kalian... 💌

Jangan lupa follow akun:
diahyah70

Miran is a ManiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang