BAB 1 : Gosip Kantor

65 41 13
                                    

BAB 1 : Gosip Kantor

Sebuah hal yang menguntungkan, untuk menutupi rahasia besar.

•••

"Gue dengar nanti Pak Miran bakal gak berangkat hari ini, apa itu benar Daniel?" tanya Natasya. Dia adalah Manajer Pemasaran di HK Company.

"Masa sih? Kok gue malah gak tahu ya," ujar Daniel.

"Gimana sih! Katanya Sekretarisnya, kok malah gak tahu jadwal bos sendiri. Heran gue, sama elu." Natasya mendengus kasar.

"Gue beneran gak di kasih tahu apapun, entah itu dari Pak Rio atau langsung dari Pak Miran," ucap Daniel.

Saat ini mereka sedang berada di depan lift menunggu lift terbuka, mumpung sepi mereka bisa bebas untuk membicarakan sang CEO dari perusahaan, tempat mereka bekerja.

"Eh kok elu bisa lebih tahu dari gue sih Sya?" Kini giliran Daniel yang bertanya.

"Makanya gabung di group gosip kantor! Dulu mau gue masukin elu berlaga enggak mau, ya ini hasilnya jadi gak up-to-date," jawab Natasya sarkastis.

Daniel mendengus kasar, kemudian memberanikan diri untuk bertanya lebih lanjut, perihal informasi bahwa atasannya itu bakal absen hari ini.

"Bye the way... Kenapa Pak Miran ambil cuti?" Daniel menatap Natasya dari samping sangat lekat, karena dia benar-benar penasaran.

Natasya tetap memandang lurus ke arah lift, berharap supaya lift cepat terbuka dan dia tidak perlu mengobrol lebih lama dengan Daniel, karena Natasya tahu jika Daniel sudah penasaran pasti dia akan terus bertanya sampai ke akar-akarnya. Natasya sudah sering menghadapi hal ini, jika dulu Daniel mau bergabung di group gosip kantor pasti dia tidak perlu bercerita, dan Daniel bisa langsung membaca kabarnya sendiri.

Namun karena kemunafikan dari sekretaris kesayangan Pak Miran, tidak mau di masukan ke group gosip kantor, karena takut jika ketahuan bosnya. Ya alhasil setiap ada gosip dia pasti berbagi informasi dengan Daniel seperti saat ini contohnya.

"Inikan sudah 6 bulan, saatnya Pak Miran kembali di jodohkan oleh orang tuanya." Natasya akhirnya menoleh ke arah Daniel sekilas.

"Oh iya! Gue sampai lupa. Bener juga sih, setiap 6 bulan sekali pasti orang tuanya bakal menjodohkan dia, ya karena usianya udah tua kali Sya. Teman-teman seangkatan dia udah pada punya anak dua, eh dia belum nikah," kata Daniel.

"Punya gandengan aja enggak!" imbuh Natasya.

Hahahaha... Keduanya tertawa renyah di depan pintu lift yang masih saja tertutup ini.

"Apa jangan-jangan dia beneran seorang gay ya?" Tepat saat Natasya mengatakan hal tersebut, pintu lift terbuka ting!

Tidak ingin membuang waktu lama, akhirnya Daniel dan Natasya segera masuk ke dalam lift. Mereka berbalik untuk menekan tombol lift, supaya lift kembali tertutup dan bisa mengantarkan mereka naik ke lantai tempat mereka akan bekerja.

Namun betapa terkejutnya mereka ketika baru saja berbalik, justru melihat pemandangan yang tidak ingin mereka lihat. Jujur saja mereka lebih memilih untuk pingsan di tempat atau hilang seperti butiran debu saja.

"Selamat pagi," sapa Miran dengan nada dingin. Dia berdiri di luar lift dengan setelan berwarna army, dengan dasi yang berwarna senada, akan tetapi berbeda dengan kemeja yang dia pakai berwarna putih, kemudian jam tangan kulit yang sangat pas dia pakai, belum lagi sepatunya yang hitam mengkilat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miran is a ManiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang