part 4

53 14 10
                                    

Angela PoV
Sudah 2 minggu aku bersekolah dan seperti hari pertama aku masuk SMA Harapan Bangsa, hari-hari yang kulewati pun begitu suram karena gangguan cowok itu. Mulai dari dia yang membuat teror padaku dengan mencoret-coret meja dan bangku-ku. Lalu kakiku yang di sandung saat berjalan kekantin. Tentang blacklist  yang semakin menyebar hingga seantro sekolah. Air kotor yang begitu saja membasahiku mulai dari ujung kepala hingga kaki ku. Dan banyak hal lagi.

Hanya saja aku tidak bisa memarahi ataupun membencinya. Semua begitu biasa saja dalam benakku dan hatiku terus berkata bahwa aku harus memaafkannya dan aku memang memaafkannya. Batinku berkata kalau dia akan berhenti dengan sendirinya.

Selama beberapa hari terakhir ini aku selalu memperhatikannya yang menatapku. Tapi aku tidak bisa menebak jika itu tatapan seorang musuh ataupun tatapan seorang yang....... Hm sudahlah.

2hari terakhir hari-hari ku disekolah sedikit tenang karena tidak ada gangguan apapun darinya termasuk teman-temannya. Aku tidak tau aku merasah legah namun sekaligus merasa bingung. Ini tidak seperti biasanya karena aku tidak melihat batang hidungnya disekolah.

Aku memalingkan wajahku ke luar jendela. Saat ini sedang berada dalam perjalanan pulang.... Dan apa yang ku lihat?.

"Pak stop!" perintahku pada sopirku.

"Ada apa non?" tanya sopirku namun aku tidak menggubris dan langsung turun dari mobil mengejar seseorang yang tertangkap mataku.

"Non... Non mau kemana? Saya bisa kena marah non" teriak pak Beny. Sopir keluargaku.

"Bapak pulang aja, saya ada urusan" balasku lalu terus berlari meninggalkan pak Beny.

Aku terus mengikuti orang itu hingga ku temui dia berada di suatu tempat yang... Aku tidak bisa mendefinisikannya. Aku langsung masuk begitu saja dan tempat ini sedikit ribut.

"Nice man" kata seseorang di dalam sana dengan tatapan kagum.

Oh ini tempat bilyard...

Aku melihat dia bermain dengan baik dan sepertinya dia menang hingga mendapatkan sebuah amplop yang berwarna coklat di sodorkan padanya.

Oh, ini bukan tempat biasa. Dia berjudi.

Plokplokplok

Aku menepuk tanganku.
"Wow kamu hebat" kataku memberanikan diri mendekatinya. Dan lihat saja dia terkejut melihatku tapi bersembunyi di balik ketenangannya.

Aku berjalan mendekatinya dan melihat ketenangan diwajahnya.

"Ngapain lo kesini?!" katanya penuh penekanan.

"Oh maaf aku hanya tidak sengajah liat kamu kesini dan--" kalimatku langsung di sanggah dengan sebuah hentakan meja bilyard dan kata-kata yang sangat tajam.

"Lo nggak ada kerjaan lain selain ikutin gw ha?! Lo mulai berani sama gw!" katanya sambil mendekat.

Percayalah aku memang berani padanya hanya saja aku lebih suka tidak menanggapi. Namun hal ini membuat logika dan batinku meminta untuk bertindak sekalipun dia tidak berlaku kasar padaku seperti biasanya. Atau mungkin belum.

"Oh gw tau karena selama 2hari nggak ada yang gangguin lo di sekolah makannya lo berpikir gw udah nggak punya urusan lagi sama lo!" itu pernyataan bukan pertanyaan.

Setelah jarak kami begitu dekat aku tidak menunduk lagi seperti biasanya. Saat ini aku masi menggunakan pakaian sekolah namun dengan kardigan berwarna biru dongker kesukaanku. Dan aku bukan Angela lagi saat aku sudah berada di luar sekolah karena aku sudah menjadi Alexandrova, yah itu panggilan teman-temanku waktu di US.

"Gw memang berani sama lo" balasku dingin.

Oh ayolah aku kembali pada diriku sebenarnya.

Aku melihat matanya seperti terbelalak lebar tidak mempercayai perkataanku.

"Wow apa gw salah orang? Lo anak yang sering menunduk saat di hadapan gw kan?!" katanya dengan nada mengejek dan aku tetap mendongak menatapnya yang lebih tinggi dariku.

"Chh sayangnya di luar gw nggak seperti yang lo pikir" jawabku dengan tatapan menantang.

Yahh gw memanglah anak yang pendiam tapi ada saatnya gw melempar sikap itu dengan sikap yang entahlah kalian pun tidak akan percaya dengan hal ini. Aku seorang anak penyakitan yang tidak pernah takut akan apapun termasuk orang yang berdiri di depanku sekalipun aku memang tidak pernah marah atau emosi padanya.

*****
Yeyy aku update lagi. Akhirnya Angela Alexandrov yang pendiam itu kembali menjadi dirinya sendiri.

Voment yah guys:)

My Daisy flowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang