part 9

37 12 2
                                    

Setelah menempuh 20 menit perjalanan tanpa pembicaraan akhirnya Angela dan Dito tiba di rumah. Rumah Dito. Angela kembali membantu Dito untuk berjalan masuk kerumahnya dan baru saja dia ingin mengetuk pintu. Pintu sudah dibuka lebih dulu oleh seorang...

God dia cantik... Batin Angela namun tetap terlihat tenang.

"Dito kamu ken--" ucapan orang itu khawatir namun langsung dipotong oleh Dito.

"Bukan urusan anda dan jangan sok khawatir!" katanya lalu hendak masuk namun di tahan oleh Angela.

"Sstt Dit!" bisik Angela.

"Selamat siang tante, saya Angela temannya Dito" kata Angela dengan tersenyum dan langsung di pelototi oleh Dito. Tapi untuk saat ini Dito tetap bergeming.

"Oh, hay Angela thats beautifull name sama seperti orangnya" balas orang itu pada Angela dengan tersenyum.

"Saya Frita mamanya Dito" lanjutnya.

"Ohehe ia tante makasi, tante juga cantik."

Sebelum Angela melanjutkan omongannya Dito sudah kembali berbicara.

"Sesi perkenalan sudah selesai. Dan sekarang lo mau ngajarin gw ato ngoceh sama dia?!" tanya Dito sedikit kesal.

"Ohia tante juga harus pergi ada meeting dadakan dikantor. Maaf yah nggak bisa nemenin kalian." kata Frita dengan wajah tidak enak.

"Emang biasanya gitu kok" balas Dito sinis yang membuat Angela mencubit lengannya.

"Shitt" umpat Dito.

"Nggak apa-apa kok tante, kalo gitu kita masuk dulu yah hati-hati tante" kata Angela lalu masuk bersama Dito.

Andai saja Angela tau bahwa jika bukan karena kakinya pasti Dito sedari tadi sudah meninggalkan dia dengan 'nyonya itu.

"Kamu duduk dulu Dit" kata Angela lalu di angguki Dito. Dia tidak banyak bicara lagi.

Angela langsung berlutut di bawah dan membuka sepatu Dito yang digunakan di kakinya yang keseleo.

"Eh ngapain lo?!" tanya Dito dengan nada tinggi.

"Yah ngebantuin lo lah, emang lo mau kalo kaki lo bengkak terus nggak bisa jalan ha!" balas Amgela tak kalah.

Dia berubah lagi.

"Ah terserah lu da" balas Dito.

"Gitu dong. Lu diem jangan banyak gerak!" perintah Angela.

"Hm"

Angela langsung melakukan apa yang ia katakan pada Dito tadi. Perlahan Angela membuat kaki Dito serasa lebih enak. Dito sempat meringis dan... "Awww pelan-pelan dong!"

"Ssstttt diem lo!"

Angela terus memutar dan sesekali mengurut kaki Dito hingga hampir tidak terasa sakit lagi.

Dan Dito tersenyum. Hampir saja Angela melihatnya tersenyum namun tidak sampai karena Dito langsung terlihat tenang saat Angela mendongak.

"Udah enakkan?" kata Angela sambil berdiri.

"Ia... Makasi" balas Dito.

"Sama-sama" Angela tersenyum.

"Wastafel lo dimana? Gw pengen cuci tangan kaki lo bau soalnya" ledek Angela.

"Enak aja lu! Tu sana wastafelnya dibelakang!" balas Dito kesal.

Yah disini yang sering kesal Dito bukan Angela. Angela memang punya banyak cara membuat Dito seperti ini.

"Oke" Angela langsung menuju ke arah yang di tunjukan Dito.

"Bikk!" panggil Dito namun tidak kedengeran Angela. Dito sengajah menunjukan wastafel terjauh agar dia bisa melancarkan aksinya.

Itu sebagai ucapan terimakasih.

"Ia den?" tanya bik Sani.

"Untuk saat ini bibik jangan dulu keluar dari kamar karna saya tidak ingin Angela tau kalau saya punya pembantu oke!" kata Dito tegas lalu tersenyum saat berkata oke.

Bik Sani tersenyum dalam hati. Untuk pertama kalinya dia melihat tuan mudanya tersenyum dan bik Sani tidak akan membantah.

"Baik den" balas bik Sani lalu langsung pergi masuk kekamarnya. Tepat saat Angela kembali.

Untung sajah dia tidak melihat bik Sani tadi.

"Dit setelah gw pikir-pikir ini udah sore banget. Jadi lesnya ditundah besok aja yah?" kata Angela.

"What?! Kalo gitu kenapa nggak dari tadi aja dibatalin arrggggg" erang Dito kesal.

"Ia maaf tadi gw kiranya masi bisa sempat tapi ternyata enggak, gw mau pulang aja."

"Bentar lagi. Gw laper dan pembantu gw lagi pulang kampung. Jadi lo 'kan baik. Bikinin gw apa gitu" kata Dito dengan senyum yang dibuat-buat.

Awalnya Angela ingin menolak namun karena melihat keadaan Dito dia langsung menuruti.

"Yaudah. Tapi lo punya bahan makanan kan?" tanya Angela.

"Ia didalam kulkas"

Sebenarnya Dito sedikit kecewa karena dia tidak benar-benar ingin meminta pertolongan Angela melainkan hanya ingin melihat wajah kesal Angela. Tapi yahsudahla toh dia memang sudah lapar.

*****

Beberapa saat kemudian Angela sudah kembali dari dapur dengan mampan berisi nasi goreng dan jus buat Dito.

Angela langsung meletakkan nampan itu di atas meja lalu membangunkan Dito yang tertidur. Angela sedikit tersenyum jujur sajah Dito terlihat begitu polos saat tertidir beda dengan sifat aslinya

"Dit, makanan lo udah siap" kata Angela sambil menepuk pelan lengan Dito.

Karena terasa terganggu akhirnya Dito bangun dari tidurnya dan mendapati wajah Angela yang sangat dekat dengannya. Hanya saja...... Wajah itu terlihat pucat.

Dito langsung tersadar lalu duduk dan menarik lengan Angela agar Angela bisa duduk disampingnya.

"Ngel lo kenapa?" tanya Dito sedikit khawatir. Namun Angela hanya tertawa namun tawanya tidak seperti biasanya. Suaranya sedikit lemas.

"Haha Dit nggak usah gitu juga kali"

"Angela diem! Skarang jawab lo kenapa muka lo pucet banget!"

"Gw nggak apa-apa dito. Mungkin kecapean."

"Oh yaudah"

"Yaudah makanan lo kan udah selesai jadi skarang gw mau pulang yah gw capek"

"Temenin gw makan dulu baru gw anterin lo pulang. Ini udah hampir gelap dan nggak bagus anak gadis jalan sendirian"

"Tapi kaki lo-" omongan Angela langsung disanggah Dito.

"Okey anggap aja ini sebagai ucapan terimakasi gw karena lo udah bantuin gw. Jadi sekarang lo diem temenin gw makan dan gw akan anterin lo pulang kalo perlu sampe didalam kamar lo biar gw bisa mastiin lo bener-bener nggak apa-apa!" kata Dito tajam.

"Nggak sampe kamar juga kali Dit"

"Bodo amat, udah diem aja gw mau lo nemenin gw makan bukan debat"

"Oke"

******
Yeyyy update lagi. Maaf typo yah.
Ohia seperti yang tadi dicerita Dito lebih banyak kesal dengan Angela. Padahalawalnya dia berniat untuk membuat Angela merasa tersingkirkan. Haha senjata makan tuan ini wkwkwkwk
Voment jangan lupa:)

My Daisy flowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang