Ben POV
"Dengan Mba Asha...lagi?" Aku tau kalau ini wanita yang sama seperti kemarin. Ya, wanita yang membentak ku, hanya karena aku bersikap baik dan berusaha membuka percakapan dengan dia. Seperti yang aku lakukan dengan customer yang lain.
"Oh...iya" ucapnya. Tanpa basa-basi aku memberikannya helm, dan dia pun langsung naik ke motor. Jujur, aku agak kesal saat dia membentakku kemarin. Tapi aku coba mengerti, mungkin kemarin dia sedang banyak pikiran, atau terlalu cape dengan pekerjaan di kantornya. Dia terlihat seperti tipikal wanita kantoran pada umumnya, hanya sedikit lebih berantakan. Skinny jeans warna hitamnya terlihat pas saat dia kenakan, memeluk bagian belakangnya dengan pas dan indah. Kemeja katun abu-abunya terlihat lusuh dan lecek, tapi anehnya aku tidak mencium bau yang tidak enak, namun aroma parfum, campuran bunga sakura dan sedikit aroma buah stroberi.
"Mas, boleh ngga nanti kita berhenti dulu di McD? Saya laper mas, lupa belum makan malam."
Aku agak kaget saat mendengar dia berkata itu, tapi aku langsung mengiyakan permintaan dia, dan berhenti di tempat makan yang ia sebut, diapun turun, lalu memberikan helmnya padaku.
"Mas, udah makan? Kita makan bareng aja...hmm..maksudnya..se-sebagai permintaan maaf karena kemarin saya sudah ngomelin mas" Dia berkata dengan sedikit canggung, aku bisa melihat pipinya mendadak merona merah muda setelah berkata seperti itu."Ngga usah mba, saya udah makan kok tadi." ya, tadi siang.
"Oh, tapi seenggaknya si masnya ikut ke dalem kan? Ngemil french fries atau es kopi gitu..eh..tapi kalau misal masnya bener ngga mau, saya pesen take away aja sebentar" dan tidak berapa lama setelah ia berkata itu, tiba-tiba turun hujan. Kami berdua saling memandang sambil tertawa kecil, dan segera masuk ke dalam restoran.
Dia menyuruhku untuk duduk sementara dia mengantri untuk memesan. Tidak berapa lama dia kembali membawa satu nampan berisi double cheese burger, 3 buah fries berukuran besar, satu air mineral serta satu buah es kopi. Lalu dia kembali ke kasir dan membawa sebuah nampan lagi berisi satu box chicken nugget dan eskrim sundae.
"Mba yakin lupa makan malam? Atau belum sarapan dari pagi?" ujarku dengan nada mengejek. Dia hanya tertawa kecil, sambil bersiap untuk melahap makanan yang ada di depannya.
"Sorry ya mas soal kemarin, saya bener-bener cape dan kesel, makanya sampe bentak-bentak mas." ujarnya. Jujur saja, itu bukan pertama kali ada pelanggan yang membentak ku. Aku teringat kembali beberapa minggu lalu, saat aku salah mengambil penumpang di halte bis. Dan penumpang ku yang sebenarnya marah-marah ditelefon."Ngga papa mba, sudah biasa, resiko pekerjaan." aku bilang kepadanya.
"Asha" ucapnya singkat
"Maaf mba, kenapa?" aku bingung dengan maksud perkataan dia barusan.
"Nama saya Asha mas, jangan panggil mba. Lagian itukan sudah tertera di aplikasi" ujarnya sambil menunjuk ke arah smartphoneku yang kuletakan di sebelah nampan."Oh..iya..sha. Nama saya Benjamin, tapi biasa dipanggil ben oleh penumpang yang lain."
Kami mulai mengobrol, mulai dari soal rumah, pekerjaan, hingga obrolan mengenai berbagai macam penumpang ojek online. Aku jadi tau, bahwa dia bekerja dikantor itu sebagai koordinator tim creative, dan tinggal sendiri di apartemennya. Aku sempat menyinggung soal kenapa pacarnya tidak menjemput dan pulang bersamanya. Dia bilang, dia tidak punya pacar karena sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaannya, ditambah ada seorang bos baru yang menyebalkan. Begitu pula aku, menceritakan tentang pekerjaan ku sebelum menjadi driver ojek online. Aku seorang pekerja lepas di perusahaan telekomunikasi. Dan karena jam kerja yang tidak menentu, serta bayaran yang rendah, aku memutuskan untuk berhenti dan banting setir menjadi driver online.Tidak terasa, hujan berhenti. Beberapa kali aku memergoki dia menguap. Mungkin karena waktu sudah menunjukan pukul setengah duabelas malam. Aku pun lanjut mengantarkannya sampai ke apartemennya.
"Makasih ya ben atas obrolannya tadi. Aku doain semoga kamu dijauhkan dari penumpang yang moody-an kayak aku." Ujarnya sambil tertawa.
"Aku hanya bisa berharap" ucapku sambil tersenyum dan mengambil helm yang dia sodorkan.Dia pergi sambil melambaikan tangan. Dan saat itu, aku berharap, ini bukan kali terakhir aku mendapat order dari dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Road and Pride
Romance**UNDER REVISION AFTER A LONG HIATUS** "Dengan Mba Asha, lagi?" Aku mendongakkan kepalaku dan melihat dengan kaget. Ini kan driver yang kemarin sempat aku bentak. Anehnya dia tetap tersenyum, dan aku baru sadar dia mempunyai sepasang lesung di pipi...