Ben POV
Aku berniat mengurungkan keinginanku untuk mengajak asha pergi. Karena sudah seminggu belakangan ini hujan turun dengan deras, dan aku tidak ingin kami berdua kehujanan ditengah jalan. Tapi kebalikannya, cuaca sabtu sore itu sangat cerah. Aku melihat ia sedang berdiri di parkiran toko buku.
"Atas nama Mba Asha?" Candaku
"OMG, Ben! Kamu ngagetin aku aja!" ucap dia sambil memukul lenganku pelan dia terlihat berkeringat karena kepanasan. Namun tetap saja itu tidak membuat paras manisnya memudar. "Ben...tenang...ini baru awal...jangan gugup" ucapku dalam hati"Sha, kamu gapapa pakai helm yang ini? Aku lupa tukar helm ini dengan helm yang biasa" Kataku sambil menyodorkan helm yang bergambarkan lambang ojek online.
Jangan salah paham, aku bangga dengan pekerjaanku yang sekarang, hanya saja...aku sedikit tidak percaya diri untuk menunjukannya saat aku berada disekitar Asha."Its fine, fungsinya sama aja kan?" Dia berkata sambil mengambil helm itu dan memakainya. Ia terlihat kesulitan saat mencoba untuk mengaitkan tali pengaman.
Jadi aku mencoba membantunya dan tanpa sengaja tanganku menyentuh pipinya. Seketika, aku merasakan hal aneh, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Aku segera menepis hal itu dan mengisyaratkan Asha untuk naik ke motor dan memulai perjalanan menuju tempat tersebut.Kami berdua memutuskan untuk menonton di salah satu bioskop yang jaraknya cukup dekat dengan kantornya. Well...sebenarnya dia yang memutuskan, karena aku sama sekali tidak tahu bioskop mana yang bagus di sekitar sini. Dia bilang bioskop ini mempunyai pilihan makanan ringan yang lengkap. Berhubung aku sudah memesan tiket secara online, kami masih mempunyai waktu 40 menit sampai filmnya dimulai. Aku bertanya apakah dia ingin memesan sesuatu. Jawabannya tentu saja iya. Aku memesan satu popcorn asin ukuran kecil. Dan ia, tentu saja memesan popcorn caramel berukuran besar beserta satu ice americano. Aneh, karena biasanya perempuan menyukai minuman manis.
"Kopi hitam huh? You surely are one of a kind sha". Ia hanya membalas dengan senyum kecil sambil menyisip es kopi hitamnya. Kami mengobrol sebentar, sebagian besar mengenai film yang akan kami tonton, dan betapa dia menyukai film-film marvel. Aku mendengarkannya dengan seksama, walaupun jujur. Aku sama sekali tidak mengerti separuh dari kata-kata yang ia ucapkan. Jujur saja, aku tidak begitu mengikuti marvel, baik film maupun komiknya. Aku adalah fans berat DCU. Well, setidaknya aku pikir aku begitu. Aku terperanjat seketika saat Asha menarik lengan bajuku. "Ben, kenapa kok bengong? Jangan-Jangan...."
"Jangan-jangan apa?""Tolong, jangan bilang kamu penggemar DC?"
"Hmmm...suka ngga yaa..." ucapku sambil menggoda ia
"OMG! I KNEW IT! Aku bisa liat seorang penggemar DC itu kayak bagaimana. Jangan salah paham, aku ngga benci DC. Its just not my cup of tea, you know" ia berkata sambil memainkan sedotan di gelasnya.Tak berapa lama, kami mendengar pintu theater telah dibuka dan segera bergegas masuk ke dalam
---------------------------------------
"Wow, itu baru namanya film superhero!" ujarnya dengan suara mengejek
"Tunggu sampai Shazaam tayang, Dan kamu bakalan tau mana film bagus dan mana yang ngga" Kami pun berdua tertawa kecil
"Laper ngga sha? Aku tau tempat makan enak disekitar sini. Banyak customer yang sering pesan makanan disitu" Tanyaku
"Banget! Yaudah yuk berangkat" namun tiba-tiba smartphonenya berdering.
"Halo, ada apa ya pak?.....okey......tapi ini kan hari libur.....saya disekitar kantor sih, tapi....hmm..okey, saya otw kesana ya pak" Setelah itu raut wajahnya berubah
"Ada apa sha? Itu tadi bos kamu yang telfon?"
"Iya, si kim jong un super rese itu. Dia bilang ada hal darurat dan minta aku untuk segera ke kantor. SEKARANG JUGA." ia menekankan kalimat terakhir dengan sangat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Road and Pride
Romance**UNDER REVISION AFTER A LONG HIATUS** "Dengan Mba Asha, lagi?" Aku mendongakkan kepalaku dan melihat dengan kaget. Ini kan driver yang kemarin sempat aku bentak. Anehnya dia tetap tersenyum, dan aku baru sadar dia mempunyai sepasang lesung di pipi...