02.Malaikat pencuri hati

5.3K 595 78
                                    

Jarum panjang menujuk ke angka 12 , sementara jarum pendek menunjukkan angka 10 . Eren , pemuda brunette tersebut masih sibuk di kubikalnya . Seharusnya dia sudah pulang daritadi , tetapi karena ada salah satu kawannya yang tidak masuk . Eren dengan berbaik hati mengerjakan bagian kawannya tersebut . Baik memang .

Eren pun merenggangkan tangannya , raut kelelahan terlihat jelas di wajah tersebut . Setelah semuanya selesai , Eren segera membereskan kubikalnya dan mematikan Laptopnya .

***

Satu cangkir kopi telah habis , pria raven tersebut masih fokus terhadap kerjaannya . Pukul 10 malam , sudah terlalu larut untuk terus berada di kantor . Rivaille pun memutuskan untuk mematikan laptopnya dan melanjutkan pekerjaan nya dirumah .

Dia pun segera menaiki lift , turun ke lantai 1 . Tiba-tiba lift berhenti pada lantai 3 dan pintunya terbuka . Pemuda brunette tersebut segera masuk , dan membungkuk hormat setelah mengetahui ada bos nya .

"Selamat malam , sir"

"Selamat malam , Jaeger . Baru pulang?"

"I-iya , sir . Saya habis lembur"

"Lembur? Ku kira pekerjaan mu sudah selesai"

"Sudah selesai , tetapi saya mengerjakan bagian teman saya"

"Bagian temanmu? Dia menitip tugasnya kepadamu?"

Eren menggeleng . Dia tidak gemetar atau takut dihadapan bos nya . Senyuman terus diberikan , Eren berusaha seramah mungkin terhadap bosnya .

"Tidak , saya hanya ingin mengerjakannya"

Tidak terasa mereka mengobrol , lift pun telah sampai ke lantai 1 . Eren segera keluar dan pamit kepada Rivaille .

Eren tidak sadar,bahwa perlakuannya sedikit mulai sedikit menarik perhatian Rivaille.Rivaille mendengus,ujung bibir nya terangkat.Membentuk lengkungan ke bawah.

"Menarik"

***

Eren pun sampai di rumah . Dia langsung baring begitu saja , tanpa ada melepas kemeja putih yang masih melekat ditubuhnya .

Keluhan terdengar , nafas terasa sesak . Mukanya merah merona laksana tomat . Iris zamrud tersebut layu , tidak ada binar sedikitpun.

Sejak perjalanan pulang tadi , kepala Eren sudah sakit . Seperti dipukul menggunakan palu , berdiri saja tidak kuat . Untungnya dia tidak pingsan di tengah jalan

"Ugh... apa ini akibat lembur ya?" Ucap Eren , suaranya berubah serak.
Ini bukan pertama kalinya dia lembur , kalau bisa dibilang Eren adalah orang yang paling sering lembur meski sudah diingatkan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi hari pun telah tiba , tetapi Eren enggan bangun dari kasurnya . Kain putih yang sudah direndam dalam air panas , menempeli dahinya . Menurunkan demam , nihil. Tidak ada hasil , keadaan Eren masih sama. Tidak ada yang bisa diminta tolong . Maka terpaksa hari ini Eren tidak pergi bekerja.

Pemeriksaan rutin , sama seperti kemarin . Rivaille segera memeriksa seluruh lantai gedung perusahaan tersebut . Tidak ada yang bisa lepas dari mata hitam obsidian tersebut.

Rivaille pun sampai di kubikal milik Eren , kosong melompong . Bahkan penghuninya pun tidak ada. Rivaille menaikkan alis nya , kemanakah Eren . Itulah yang di pikirkannya .

"Arlert , kemana Jaeger ? Apakah dia tidak masuk hari ini?"

Armin yang ditanya langsung bergidik ngeri , padahal nada yang digunakan hanya nada datar . Tapi sudah bikin merinding pemuda pirang ini.

Light ⭑ Riren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang