07. Terkumpulnya bukti

4.5K 393 57
                                    

Shingeki no kyojin

To hajime isayama

Genre : Romance

Rate : T

Warning : boys love , shounen ai , yaoi!! , typo everywhere , alur gak jelas!1!1

Angin malam berhembus di kota metropolitan tersebut , dinginnya menusuk kulit hingga merinding. Menyejukkan tetapi juga menyakitkan . Membuat pemuda coklat tersebut bersin akibat terlalu dingin. Namun dia mengabaikannya , maso memang.

Langkah sepatu berbahan pantofel memasuki gendang telinga , membuat si coklat sontak menolehkan kepalanya. Dan menemukan sang kekasih tengah menatapnya intens dengan blazzer hitam yang tersampir dibahu , kemeja putih , dan celana hitam panjang. Simple tetapi elegant , tak heran kalau dia sampai jatuh cinta.

Pria Raven melepaskan blazzernya dan memasangkannya pada bahu si coklat. Memberi kehangatan. Surai raven nya berkibar sedikit akibat perlakuan angin. Menatap dalam iris emerald dengan sedikit warna emas tersebut.

Lengan kekar merengkuh pinggul yang lebih tinggi. Dagu diletakkan di bahu , menduselkan-duselkan pipi ke leher hangat tersebut.

"Khawatir kah?" Ucapnya yang masih asyik dengan kegiatannya. Sementara yang lebih tinggi memegang tangan yang masih bertengger di pinggulnya

"Entahlah....aku bingung , Rivaille.." ucap Eren dengan nada lirih. Namun masih dapat di dengar oleh Rivaille.

Saat ini Eren sedang berada di apartment Rivaille. Itupun dengan paksaan , karena Eren masih ingin berjalan dengan normal. Kalau menolak Rivaille benar-benar akan 'menghabisinya' hingga dia tidak bisa berjalan seharian. Jangan sampai itu terjadi.

"Bingung kenapa hm?" Ucap Rivaille sambil memutar badan Eren menjadi menghadapnya.

"Semuanya. Yang terjadi saat ini , perasaanku juga" ucap Eren sambil menunduk. Anak rambutnya ikut turun menghalangi ekspresi Eren saat ini.

"Bingung dengan perasaanmu?"

"Iya... aku bingung aku ini mencintaimu atau aku hanya senang karena bisa bertemu denganmu..."

Rivaille sontak terdiam , tangannya yang sedari tadi berada di pinggul Eren turun dengan perlahan.

"Kenapa kau mengatakan itu? Kau ingin bilang kau tidak mencintaiku begitu?"

Eren menggeleng pelan , kemudian mengangkat wajahnya. Menatap sendu iris biru metalik milik Rivaille.

"Aku...tidak tau Rivaille...apa aku boleh bertanya?"

"Tanya apa?"

"Apa kau mencintaiku sebagai kekasih atau karena aku pengganti nee-san?"

Deg

Rivaille terdiam , iris nya membulat dengan sempurna. Eren memasang wajah sedih yang sangat kentara. Tangan Rivaille pun menangkup wajah Eren.

"Eren dengar , aku tak pernah menganggapmu sebagai pengganti Petra. Memang benar kalau Petra adalah cinta pertamaku , tapi kau juga begitu. Kau sama , tapi bukan pengganti. Kau adalah cinta murniku , bukan hanya sekedar pengganti"

Suatu momen langka dimana Rivaille yang notabene nya adalah orang yang hemat kata bisa berbicara sepanjang itu. Semua itu dilakukan untuk mengusir ketidakpercayaan yang bernaung dalam hati kekasih coklatnya tersebut.

Setetes dua tetes air jatuh dari pelupuk mata Eren , bukan tangisan kesedihan. Melainkan tangisan tanda syukur. Lega pertanyaan dalam hati sudah terjawab.

Light ⭑ Riren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang