13. Happy Day [last chapter]

4K 293 17
                                    

Shingeki No Kyojin | Hajime Isayama

Light | Randa Liana

Genre : Shounen-ai

Rate : T

Warning!! Bagi yang homophobic silahkan minggat!! Saya sudah peringatkan!!

'Happy day'

Kedua tangan tan saling menggosok demi menghilangkan kegugupan yang tidak menghilang sejak tadi, keringat dingin keluar dari pelipis.

Nafas keluar tidak beraturan, bayangan dalam kaca di tatap berulang kali. Namun tetap saja tidak menghilang kegugupan dalam hati.

Tubuh berbalut kemeja putih beraksen biru navy , tidak bisa tenang meskipun hanya untuk sedetik. Bahu yang selalu menjadi sasaran gigitan menjadi sangat kaku, terkesan keras.

Pintu terbuka, mengalihkan perhatian pria bersurai coklat tersebut. Dapat dia lihat salah satu temannya bersurai kuning dengan setelan kemeja berwarna biru laut berdiri di ambang pintu.

"Eren!"

Armin Arlert melangkahkan kakinya menuju ke satu-satunya entitas dalam ruangan kamar tersebut, tangannya memegang bahu dan memutar badan tersebut berulang kali. Membuat sang pemilik tubuh menjadi pusing sedikit.

"A-armin.. apa yang kau lakukan?" Tanya Eren dengan kepala yang sedikit berkunang-kunang.

"Sudah siap bukan?"

Tubuh Eren menegang seketika, ekspresi pria bersurai coklat tersebut berubah menjadi syok. Armin mengerjapkan matanya beberapa kali, dengan bibir yang membentuk senyum canggung.

"Eren?.."

"A-aku... belum siap!!"

Armin tersentak kaget dengan suara Eren yang meninggi, sekarang gilliran Eren yang balik mengguncangkan tubuhnya kuat. Bintang Imajiner terlihat berputar di atas kepala Armin, sementara matanya sendiri sudah berputar-putar karena terlalu pusing.

"aku mengerti, aku mengerti"

Eren pun melepaskan cengkramannya pada kerah baju Armin, kemudian berbalik memunggungi Armin. Nafas ditarik dalam lalu dikeluarkan perlahan, kedua telapak tangan dan mulut menggumamkan kata-kata penenang.

"Sudah?"

Iris biru melihat jam yang melingkari pergelangan tangan. Waktu semakin dekat. Sekali lagi menghela nafas lalu mengangguk mantap. Pancaran mata terlihat begitu percaya diri, menghilangkan rasa gugup yang sempat membuat dirinya begitu kalut.

"Aku sudah siap, ayo armin"

***

Langkah sepatu menginjak lantai marmer putih. Suaranya menggema dalam lorong yang sangat luas. Eren berjalan dengan gugup dengan Armin yang mengikutinya dari belakang. Pria bersurai kuning tersebut menahan tawa melihat tingkah laku sahabatnya tersebut. Perasaan bahagia terucapkan dalam doa. Armin bersyukur dalam hati bahwa Eren telah menemukan seseorang yang bisa menjamin kehidupan di hadapannya.

Janji suci terucapkan. Cincin tanda setia terpasangkan di masing-masing jari. Tudung penutup muka di buka. Rivaille mengernyit kesal mendengar tawa penuh ejekan dari Hanji. Sungguh memalukan, momen dimana yang seharusnya menjadi yang terindah justru menjadi memalukan ketika sang dominan harus menjinjit mengingat betapa tingginya sang submissif.

Pipi gembul di kecup. Eren tertawa pelan lalu kening di kecup lagi. Eren memeluk Rivaille lalu dibalas. Senyuman tidak luntur, namun justru semakin mengembang lebar. Betapa bahagianya mereka karena sudah saling memiliki dalam ikatan pernikahan.

"Terima kasih karena sudah memilihku, Rivaille"

"Kau adalah cahayaku, Eren Ackerman"

***
5

tahun kemudian

Matahari bersinar terang. Sebagai tanda akan eksistensinya yang menggantikan bulan. Sinarnya menembus jendela kamar. Membuat pria yang hampir seluruh tubuhnya tertutup selimut itu bangun.

Tangan di renggangkan. Memberi pemandangan sexy berupa otot-otot kekar yang sudah terlatih dengan baik. Surai hitam di sisir ke atas menggunakan jari. Kepala keluarga turun dari tempat tidur. Memakai kaus hitam terdekat dan menyusul ke dapur.

Indera penciuman menangkap harum masakan yang menggelitik perut. Pemandangan pagi yang sungguh indah. Pria bersurai coklat tengah berdiri membelakanginya. Dengan kain celemek biru muda dan pakaian santai yang melekat di tubuhnya. Dapat dia dengar suara nyanyian kecil pendamai hati.

Pinggul ramping dipeluk, membuat kaget sang pemilik hingga hampir menjatuhkan masakannya. Tertawa pelan sebelum menoleh ke belakang. Pria manja mengendus perpotongan leher. Kompor dimatikan dan tangan beralih mengelus surai hitam di leher.

"Rivaille, hentikan. Sarapan dulu"

"Tidak mau"

Rivaille menolak dan tangannya mulai masuk ke dalam baju Eren lalu mengelus perut rata yang sedikit kekar tersebut, membuat Eren tersentak kaget.

"Rivaille!"

Suara langkah kaki kecil tertangkap indra pengendaran, pelukan di kaki membuat kepala keluarga Ackerman tersebut menoleh ke bawah. Menangkap pemandangan seorang anak perempuan berusia 5 tahun dengan surai hitam legam serta iris emeraldnya yang berkilau-kilau.

"Ohayou papa! Mama!"

Kedua pasangan tersenyum lembut, Rivaille melepaskan pelukannya dan menggendong anak tersebut. Lihatlah pipi gembul yang memerah tersebut, ah bikin semangat di pagi hari.

"Ohayou Reri"

Rivaille membawa Reri ke meja makan serta Eren kembali melanjutkan kegiatan memasaknya. Sarapan telah tiba, Reri menatapnya dengan berbinar. Membuat Rivaille tertawa pelan melihat tingkah laku anaknya yang terkesan lucu tersebut.

Eren bergabung dan duduk di sebelah Reri, "Reri pelan-pelan makannya sayang" ucapnya sambil membersihkan tepi mulut Reri yang belepotan.

Rivaille yang melihat interaksi keduanya tersenyum tipis sambil terus menyuapkan makanan, entah sudah berapa banyak kata syukur yang dia ucapkan atas apa yang diterimanya. Entah itu Eren, Reri, ataupun hal-hal yang lainnya. Hanya sebuah kalimat sederhana yang bisa mengekspresikan perasaannya, dia bahagia.

Kebahagiaan sejati tidak perlu dicari, karena dialah yang akan mencari dan mendatangimu

END

Well... hello guys (?)
Lama gak berjumpa ya, maaf akhir-akhir ini ku sibuk dengan tugas sekolah. Mulai dari tugas kelompok, latihan tari, dll. Ku akhir-akhir ini pulang udah jam 3 sore. Lalu malamnya ngerjain tugas sekolah. Buka wattpad aja pas ada waktu senggang, walaupun sedikit. Sedih.

Um...dan untuk kalian yang telah berjasa (?) Membaca dan vote cerita ini. Saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, gak nyangka bakalan banyak yang suka.

Dan untuk chapter terakhir ini maafkan jika terlalu pendek atau gimana, karena ku bingung mau namatinnya gimana wkwk. Mungkin hanya itu saja yang bisa disampaikan.

Sampai jumpa di cerita ku yang lain!

Light ⭑ Riren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang