¹Aku Kamu dan Diam Diam

25 1 0
                                    


Tidak ada yang istimewa dengan pertemuan pertama kita. Tidak pada drama romantis atau cerita cerita manis yang pernah kudengar atau kubaca. Kita hanya dua orang asing yang mulai bertukar nama melalui aplikasi biru yang sedang gencar gencar nya mengirimkan banyak pesan berisi pilihan 'memilih teman' . Kamu menyapa dan aku menjawab, hanya sebatas apa yang dilakukan pada perkenalan di chatroom yang sebenarnya mulai membosankan.

Mungkin waktu itu kamu hanya sedang beruntung sebab mengenal orang yang dekat denganku sekaligus mendapat promosi gratis tentang bagaimana sikap dan sifat mu dimata nya yang, terkesan baik. Aku?  Hanya gadis kecil yang berada pada masa suka didengarkan dan mencari banyak teman.
Semesta berkonspirasi mungkin, beberapa bulan setelah nya kita bertemu dan seperti yang aku bilang di awal. Tidak ada yang istimewa dan terasa, aneh. Atau hanya aku yang merasa.

Pada pagi yang sedikit aku nantikan dan sedikit gugup sebab itu memang kebiasaanku saat bertemu orang baru, ditambah tidak ada yang benar benar kukenal kecuali kakak sepupuku yang jago sekali menghasutku, aku ini lemah dengan yang nama nya liburan. Dan bodoh nya aku tidak memikirkan suasana akward macam apa yang terjadi nanti nya.

Setelah menunggu—tahu sendiri lah waktu indonesia bagian intisari bumi. Jam sudah menunjukkan lewat 1 jam dari yang ditentukan, rasanya aku ingin pulang dan bergelut dibawah selimut lagi.disaat mata sudah mulai berat ingin menutup, kamu datang dengan santai nya seolah olah sangat tepat waktu.
Memberiku sapaan dan sebuah jabatan tangan tentu saja, tanpa menunggu lama aku sebenar nya bingung harus apa. Sampai akhir nya hanya tersisa kamu diatas motor dan aku yang bingung menatap punggung mu.

"ayo, nunggu apa? "

Aku hanya sedang terkena syndrome gugup karena berada di atas motor dengan kamu yang waktu itu masih ku sebut stranger dalam hati. Tidak ada yang istimewa lagi. Hanya ada aku yang memasang headset ditelinga, mendengarkan Ed Sheeran yang selalu menyenangkan tapi dengan perasaan yang aneh. Kita hanya diam, aku diam menatap kesegala arah sambil sesekali memainkan hand phone, sesekali melihat kedepan dan sialnya. Kau diam diam megarahkan kaca spion kiri itu tepat diwajahku, dan sialnya lagi diam diam aku melihat mata mu yang melirik itu. Hanya itu sampai berjam jam dijalanan, Kita hanya sepasang diam diam.

Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang