Jangan lupa kasih suaranya yaa😊😊
Selamat membaca😊😊
••••••
26 Juli 2018
1 bulan berlalu..."Zada bakal nemuin kertas SPP ga ya?" hati aiza berkata.
Pikiran Aiza terhenti ketika ustadz pelajaran TIK bertanya "sudah mengerti semua?"dengan suara yang lumayan keras."Astagfirullah,ngapain juga mikirin kertas SPP itu,kan bisa minta lagi ke TU Za.fokus..fokus.."
Di perjalanan dari LabKom menuju kelas, Aiza mendapatkan Zada yang sedang nongkrong bersama teman-temannya. Zada langsung melirik Aiza begitupun sebaliknya.Aiza langsung buru-buru menundukan pandangannya. Dalam al-quran ada batasan bagi laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk tidak saling bertatapan,yang bertujuan agar menghindari dari syahwat.
"Kenapa Za?"tanya Naura
Aiza hanya menggelangkan kepalanya.
Setelah tiba di kelas ada suara panggilan speaker dari kantor 🔊 "kepada ukhty Aiza ditunggu sekarang juga oleh Zada.terimakasih"
Suara speaker barusan ditutup dengan kicauan teman sekelas Aiza
"Cie dipanggil putra,pake disebut ukhty segala lagi,kaya yang spesial"
"Wah ga nyangka ya Aiza..siapa tuh Zada?diem diem bae"
"Lah emang ustadz ngizinin ya putra manggil putri di speaker?kayanya itu putra nekat deh gara-gara suka sama Aiza"
Dan suara teman-teman yang lain yang ikut menghiasi suara kelas
"Za ga ke kantor?SPP kamu ketemu deh kayanya" tanya Naura
"Males" kata aiza
"Ih ga butuh SPP?"tanya Hana
"Males kesananya"
dalam hati Aiza juga males harus bertemu dengan Zada,takut Zada berulah lagi seperti pertemuan pertama dengannya.
"Aku bawain yaa" sahut Indri dengan semangat
"Jangan,biarin aja" Aiza tidak membolehkan.
"Yahh Za gapapa kali,sekalian pengen tau wajah Zada yang mana?penasaran nih😀 Aku ke kantor dianterin Naura kok,yah ra?" kata Indri
"Idihh niatnya cuman mau liat putra doang,yaudah ayo" akhirnya mereka pergi tanpa menunggu jawaban dari Aiza.
•••••
Setelah pemanggilan speaker tadi, Zada pergi menuju kelas. Niat awal Zada akan mencari ustadz ke kantor untuk izin pulang ke Bogor minggu depan, tapi karena ustadz nya tidak ada dan melihat speaker sedang menyala akhirnya Zada termotivasi menjaili Aiza agar kebingungan mencari dirinya.entah dorongan darimana belakangan ini Zada hobi sekali menjaili santri putri yang bernama Aiza.
"Zad itu kertas SPP si Aiza ga lo kasih sekarang.nyariin tuh di kantor,kasian" kata rais
"Ntar gue kasih,tapi ga sekarang"
"Ente suka ya sama Aiza?"
"ngga"
"minggu depan ente mau pulang?"
"pasti iya lah"
•••••
"Hati-hati di jalan yaa" kata Aiza kepada ketiga temannya yang akan menaiki bus untuk pulang kerumahnya masing-masing.kebetulan ketiga teman Aiza itu satu tempat tujuan di daerah Bandung.
"Iya,kamu juga hati-hati ya Za" jawab ke tiga temannya.
Setelah kepergian ketiga temannya Aiza langsung memberhentikan angkot menuju ke rumah nya.Ya seperti yang sudah di ceritakan di perkenalan cast, Aiza itu dekat rumahnya dengan pesantren.
Zad liat tuh,itu santri putri bukan sih?" tanya Rais kepada Zada
Zada tidak menjawab iya hanya langsung berjalan cepat meninggalkan Rais sendirian sambil berkata "Is lo duluan aja naik bus,lagian lo sama gue beda jurusan jadi gaakan se bus"
"Yaudah deh,hati-hati ya bro"
Setelah kepergian Rais,Zada langsung memberhentikan angkot yang sama seperti Aiza tadi
"Bang ikutin angkot itu ya"
"Ya iya atuh jang da se arah"
"Ya takutnya abang nyelip,jadi ikutin aja dari belakang"
Setelah Aiza berhenti Zada pun ikut berhenti dan menghampiri Aiza
"Heh ukhty" Zada memulai pembicaraan
"Ngapain disini?" wajah Aiza sangat terlihat kaget
"Tadi ngikutin dari terminal cuman mau ngasih ini" sambil menyodorkan kartu SPP
Aiza lebih memilih untuk mengambil SPP nya lalu pergi begitu saja.
Aiza tidak ingin berlama-lama mengobrol dengan Zada berdua di depan rumahnya. Ia hanya ingin menghindar dari pemikiran negatif,takutnya orang tua Aiza atau tetangga yang lain melihat mereka sedang berbicara berdua.
"Tunggu dulu" kata Zada
Langkah Aiza terhenti
"Ukhty gaakan bantu sesama muslim lainnya gitu?" Zada tidak tau apa yang ia katakan,rasanya ia ingin mengganti perkataan tadi tetapi sudah terlanjur diucapkan.
"Maksudnya?" Aiza berbicara tetapi memunggungi Zada
"Kasih tau arah ke masjid untuk tidur malam ini,soalnya kalau ke terminal sekarang gaakan ada jurusan ke Bogor.udah mau maghrib juga" Zada berbicara sambil melihat jam tangannya.
"Balik aja ke pesantren" kata aiza
"kamu yang bayarin angkotnya sih gapapa"
"Jalan aja lurus dari arah sini,hitung 7 rumah dari sini,ada cat warna krem" sambil pergi berlalu meninggalkan Zada
Setelah Zada menghitung 7 rumah,ia menemukan rumah berwarna krem bukan mesjid berwana krem.
Zada berfikir sejenak "itu anak ngejailin,apa gue salah alamat ya"
"Nyari siapa ya nak?" tanya seorang nenek dari dalam rumah menyambar pikiran Zada
"Assalamualaikum nek,saya nyari mesjid.sebelah mana ya?"
"Waalaikumsalam,oh mesjid ke arah sana" kata seorang ibu paruh baya sambil menunjukan arahnya
"Kok balik lagi ke arah rumah Aiza ya?" zada bingung mana yang benar menunjukan arah mesjid.
"Zad,ngapain lo disini?" suara motor berhenti
"Ini rumah lo?" Zada kebingungan
"Iya,lo jadwal pulang kan?kenapa disini?"
"Nek ini temen sekelas Naufal di sekolah" kata Naufal sendiri
"Oh temen kamu toh,Udah masuk dulu ke dalam,nanti ngobrol di dalam sambil dibuatkan minum" kata nenek tadi dengan suara ramah.
Akhirnya mereka berdua masuk rumah
"Jadi gini fal,gue tadi ngasihin SPP ke Aiza sekalian balik ke Bogor,terus gue minta ngasih tau arah ke masjid buat tidur sementara disana.eh tau nya malah ngasih alamat rumah ini"
"Menurut gue,Aiza sengaja ngasih alamat rumah ini.supaya lo nginep disini ngga di masjid dan sekalian ketemu gue"
Zada baru sadar bahwa ini yang di maksud Aiza.
"Yaudah deh lo siap-siap sholat maghrib aja dulu. gapapa nanti tidurnya bareng gue?disini gaada kamar kosong lagi" kata Naufal
"Ya gapapa sorry gue ngerepotin lo.Lo disini sama siapa aja?"
"Berdua sama nenek gue,orang tua ada di Bandung.Gue disuruh nyokap buat sekolah disini dan nemenin nenek gue yang sendirian disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams For Future
Teen FictionAiza❤️Zada Kisah Aiza yang memiliki banyak mimpi dalam hidupnya, lalu datanglah seorang Zada ke pesantren yang memiliki tekad ingin merubah hidupnya. Hingga keduanya bisa saling mengenal di pesantren. Zada pun berhasil muwujudkan mimpi-mimpi Aiza di...