Part 1

9.9K 362 9
                                        

Pagi hari yang cerah menjadi awal bagi banyak siswa dan siswi baru berkumpul disekolah SMA terkenal dikota itu termasuk dua insan yang kini saling menatap dari jarak yang cukup jauh dengan tatapan sengit. Karan dan Kiran, dua remaja yang sudah bertetangga sejak kecil namun sangat bertentangan. Karan si pria dingin namun sangat jahil kepada kiran, sedangkan kiran adalah gadis lembut namun sangat emosional dengan hal apapun yang menyangkut dengan pria bernama karan itu. kini mereka berdua sudah sama-sama masuk kedalam kelas mereka yaitu kelas IPA 1.
Kiran yang hendak meletakkan tas dibangku yang menjadi pilihannya tak sengaja terdorong oleh Karan yang datang dengan rusuh.

"Eh maaf ya manusia purba gue gak sengaja." Katanya tapi dengan wajah tanpa dosa.

Kiran hanya memutar bola matanya malas, ia tahu bahwa Karan memang selalu mencari masalah dengannya jadi lebih baik dihindari dari pada ada pertengkaran dipagi hari apalagi baru hari pertama masuk sekolah.
Kiran sudah duduk ditempatnya yang berada di paling pojok tapi tidak terbelakang karna dibelakang Kiran ada Karan entah duduk bersama siapa.

"Hai!" Sapa seorang gadis berkacamata bulat pada Kiran, Kiran lantas menatap kearah pelaku lalu membalas senyuman itu

"Hai juga."balasnya

"Kamu duduk sendiri?"

Kiran hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya

"Aku boleh gak duduk disamping kamu?"

"Boleh aja kok kebetulan kosong juga."

Tanpa mengatakan apapun lagi gadis itu duduk tepat disebelah Kiran, Kiran senang karna ia akhirnya bisa memiliki teman baru di SMA itu.

"Nama aku Anaya, kamu?" Ucap gadis itu

"Oh aku Kiran. Salam kenal ya!"

Gadis bernama Anaya itu menganggukkan kepalanya seraya mengembangkan senyum senangnya.
Ketika Kiran dan Anaya sedang mengobrol membahas segala hal sengaja untuk mengakrabkan diri masing-masing, tiba-tiba sebuah kepala muncul ditengah-tengah mereka hingga membuat kiran dan anaya terkejut.
Kiran menatap karan dengan wajah kesal sekaligus malas karna ia tidak mau bertengkar terus dengan Karan atau lebih tepatnya membuat kenangan tidak menyenangkan dihari pertama sekolah ia pun memilih untuk mengabaikan karan namun ia mendorong kepala karan menjauh dari tempatnya.

"Ran!" Panggil karan.

Kiran menoleh dengan tatapan tidak sukanya

"Mau apa lo?" Cetus Kiran tak suka jika Karan mengganggunya terus

"Galak banget sih manusia purba."

"Ganggu aja sih lo! Gak ada kerjaan lain gitu selain gangguin gue?"

"Bersyukur dong lo, cowok tampan kayak gue ganggu lo terus, kalo cewek lain pasti udah salah tingkah digangguin sama gue." Kata nya dengan sangat percaya diri.

Kiran memutar bola matanya malas, sungguh Karan hanya bisa merusak suasana hatinya yang begitu baik dihari pertama sekolah, tidak bisakah ia hidup dengan tenang sekali saja?

"Lo tuh lagian kenapa sih milih sekolah disini? Gak bosan ngikutin gue terus sejak SD?" Tanya Kiran menatap Karan dengan arogan

Pletak..

Bukannya menjawab, Karan justru menjitak kepala Kiran menggunakan tangannya.

"Ahk. Gila lo ya!" Kesal kiran seraya mengusap kepalanya yang tadi habis dijitak oleh karan.

"Percaya diri banget sih lo manusia purba. Ogah banget gue ngikutin lo!" Elaknya

"Maling mana ada yang mau ngaku, Dasar kadal buntung!" Cibir Kiran dengan wajah kesal.

"Lo tuh manusia purba."

"Bodo!"

Anaya masih ada disana ia hanya terkekeh melihat perdebatan antara Karan dan Kiran yang menurutnya sangat unik.

"Kalian akrab banget ya, sampai ada panggilan sayang gitu?" Tanyanya

"GAK!" Tegas kedua sejoli itu lalu saling tukar pandang dengan tatapan tajam satu sama lain.

"Manusia purba kayak dia bukan tipe gue!"

"Lo pikir gue bakal suka gitu sama lo dasar kadal buntung!" Balas Kiran tak mau kalah dari karan.

Keduanya terus saling menatap dengan tatapan permusuhan tanpa ada yang mau menyudahi satu sama lain.

"Gue juga ogah sama lo!"

Kiran hanya menatap karan dengan sinis dan tak mau lagi mengatakan apapun, yang ada ia bertambah emosi jika selalu berdebat dengan karan.

"Jauhkanlah diriku darinya." Batin kiran seraya menatap kearah langit dengan wajah memohonnya.

Dan akhirnya perdebatan mereka usai bersamaan dengan bel masuk yang berbunyi, karna masih baru maka dihari pertama hanya ada perkenalan murid juga wali kelas dan beberapa hal lain tentang sekolah yang tengah dijelaskan oleh guru masing-masing.
Hingga tak terasa waktu pun berganti menjadi jam istirahat, kiran dan anaya berencana untuk pergi istirahat bersama namun lagi-lagi baru saja kiran bangkit dari kursinya karan sudah lebih dulu menghalangi jalannya.

Kiran menghela nafas pasrah lalu menatap karan dengan tatapan sinisnya,

"Lo mau apa sih ran?" Tanya kiran, dari nada bicaranya saja ia terdengar seperti sudah pasrah dengan kelakuan karan.

"Gue ikut lo!" Titah karan.

Dahi kiran mengernyit, "Kemana?"

"Kantin."

Bukannya menjawab kiran justru terkekeh membuat karan menatapnya bingung.

"Kenapa lo malah ketawa?"

Kiran menghentikan kekehannya dan menggeleng pelan.

"Berhubung gue baik hati melihat lo yang gak punya teman ini, yaudah gue setuju." Putusnya.

Karan yang tak terima ditertawakan seperti itu pun merasa kesal yang malah pergi tanpa mengatakan apapun, dan kiran yang melihat itu pun malah melanjutkan tawanya.

"Kiran, itu kamu gak kasihan sama karan? Dia kan mau kekantin sama kita." Ucap anaya.

Kiran pun menoleh kearah anaya.

"Gakpapa nay, nanti juga tau-tau ada dikantin." Ucap kiran acuh.

Akhirnya kiran dan anaya pun menuju kantin untuk mengisi perut kosong mereka.

Dan benar saja seperti apa yang dikatakan oleh kiran, begitu anaya dan kiran usai membeli makanan dan hendak mencari meja ternyata mereka melihat karan makan sendirian disatu sudut dikantin.
Melihat kedatangan kiran yang menatapnya dengan tertawa mengejek karan pun semakin kesal dibuatnya.

"Awas lo ya manusia purba!" Kesalnya.

Kiran dan anaya hendak menghampiri tempat karan namun sayangnya mereka kalah cepat dari satu siswi yang tiba-tiba datang mendekat kearah karan.
Kiran dan anaya pun menghentikan langkah mereka, padahal hanya tinggal beberapa lagi mereka sampai.

"Hai!" Sapa gadis itu pada karan yang kini mengalihkan tatapannya kearah gadis yang menyapanya.

Tatapan karan berubah menjadi datar, ia tak suka jika ada yang mengganggunya selain kiran entah kenapa.

"Gak ada tempat disini, pergi sana!" Usir karan tanpa membalas sapaan gadis itu.

"Tapi ini kan ada bangku kosong" ucap gadis itu.

"Emang ada, tapi bukan buat lo!" Cetus karan.

"Terus buat siapa?"

"Cewek gue lah."

Kiran yang mendengar perdebatan itu pun sudah memiliki firasat yang buruk hingga ia berbalik dan siap untuk pergi dari kantin

"Gue harus kabur!" Batinnya.

Namun......

"SAYANG!"

Karan & Kiran √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang