11. July, 2011

12 1 0
                                    

Juli 2011

"Kamu tau kenapa aku selalu jatuh cinta padamu?" Jo mencoba berbicara serius. Dan aku tidak suka dengan raut wajahnya yang terlihat seperti pertapa ketika berbicara serius denganku.

"Kenapa?" Ucapku sambil tertawa. Aku mencoba menggodanya karena dia terlalu serius dan itu tidak seperti dirinya yang biasanya.

"Karena kamu punya prinsip. Dimataku kamu itu berbeda dari gadis lain yang ku kenal." Nyaris saja aku tersedak dengan minuman yang baru saja aku teguk. Apa barusan dia bilang? Aku punya prinsip? Heol! 😂

"Oh maksud kamu aku berbeda dengan koleksi mantan kamu?" Sahutku sarkatis. Dan ia menyentuh pucuk rambutku yang tertutupi hijab dengan sempurna. Sumpah risih pakai banget.

"Tidak kamu salah. Mereka itu menyodorkan dirinya secara sukarela padaku. Mungkin kah aku tidak tertarik? Mereka cantik, cerdas dan memiliki segala-galanya lalu rela berada di dalam pelukanku? Aku laki-laki normal yang tidak mungkin menolaknya. Tapi kamu beda, kamu tuh jutek, aneh, sarkatis, dan tampak tidak pedulian sekalipun puluhan kali aku menyatakan perasaanku ataupun diam-diam kepadamu."

"Jadi aku ini ampas yah. Kok serba minim pujian." Ucapku setengah cemberut. Apa coba maksudnya, habis di puji terus di banting ke dasar jurang. Kan minta tabok nih manusia.

"Ngga gitu. Aku selama ini bertanya-tanya, aku sangat nyaman membicarakan semua hal kepadamu. Mulai dari hal-hal yang sifatnya pribadi sampai kisah receh yang ngga jelas. Kadang aku bingung, kamu itu suka ngga sih sama sifat aku yang sedikit kekanak-kanakan ini. Kamu juga ngga pernah komplain ataupun ngomel kaya mantan-mantan aku kebanyakan. Sebenarnya kamu itu punya sedikit perasaan ngga sih sama aku?"

"Tumben kamu penasaran tentang perasaan aku sama kamu? Memangnya kamu ngerasanya kita hanya berbagi cerita seperti dua orang manusia biasa?"

Diapun mengangguk. "Jujur saja, kamu tuh ada rasa ngga sih sama aku? Mencintai kamu itu membuatku sedih dan binggung. Kamu ngga mudah dilupakan karena tegas, careable, pengertian, ngga sering ngeluh, pandai menjaga diri, ngga mudah selingkuh, cuma ya aku sering heran. Aku ngga pernah mendengar sepatah kata cinta ataupun suka dari bibir kamu." Lanjutnya kemudian

"Itu hanya perbedaan perspektif kita berdua saja dalam memandang cinta. Karena kalau aku ngga memiliki rasa apapun sama kamu untuk apa coba aku capek-capek memberikan waktu luangku yang berharga demi ngolor-ngidul kaya begini? Karena bagiku cinta itu ngga perlu diungkapkan. Cukup dengan sebuah tindakan yang nyata."

"Jadi kamu juga merasakan hal yang sama denganku?"

"Yah bisa jadi." Sahutku cepat sambil menyeruput teh manis di hadapanku. Entah mengapa udara menjadi panas dan pipiku memerah.

"Jadi, kita berdua saling suka kan?"

Aku terdiam cukup lama memperhatikan wajahnya yang memerah menahan malu. Aish lucunya kamu. Akupun segera mengaggukkan kepala membuatnya tersenyum senang seperti mendapatkan hadiah besar.

"Jadi mulai hari ini kita berkencan?"

"Kamu ini rese ya."

"Terserah kamu mau bilang apa yang jelas hari ini aku sedang senang."

1001 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang