22 | tentang yuta

6.6K 942 51
                                    

Siang ini hujan turun dengan deras padahal tadi pagi cerah banget. Kelas sudah selesai dan Jisoo masih terjebak di kantin kampusnya. Dalam hati sedikit menyesal karena menolak ajakan Seolhyun untuk mengantarnya pulang. Jisoo ga enak soalnya Seolhyun juga di jemput sama pacar barunya, jadi Jisoo masih sungkan.

Jisoo menatap layar ponselnya yang menampilkan aplikasi ojek online yang sedang mencari driver. Sudah lebih dari setengah jam Jisoo menunggu tapi tidak ada satupun driver yang ia dapatkan. Alih-alih mendapat driver, ponselnya berdering karena telepon seseorang yang langsung Jisoo angkat.

"Kamu dimana?" ujar Taeyong setelah Jisoo mengangkat teleponnya tanpa basa-basi.

"Masih di kampus. Lagi nunggu gojek."

"Cancel aja. Pulang bareng aku."

"Nggak jadi futsal?"

"Kan ujan. Gue udah deket fakultas lo nih."

Tanpa menjawab, Jisoo langsung memutuskan sambungannya. Setelah membatalkan orderan ia memasukkan dompetnya dan bergegas menuju lobi. Jisoo berlari kecil menghampiri mobil Taeyong yang sudah berada di depan lobi.

"Buat ngelap rambut lo." ujar Taeyong sambil memberikan handuk kecil pada Jisoo. Sesaat setelah Jisoo selesai memasang seatbeltnya.

"Basah dikit doang."

"Yaudah pake aja, Kiandra. Kalo udah sakit repot."

Jisoo mau ga mau mengambil handuk tersebut dan mulai mengeringkan rambutnya.

"Ini handuk bersih kan?"

"Hmm... Baru dipake buat buang ingus doang kok."

"Ih jorok banget sih Yong!" Jisoo langsung melemparkan handuk di tangannya pada Taeyong.

Taeyong tertawa lalu mengambil handuk tersebut dan membantu mengeringkan rambut Jisoo. "Masih bersih kok!"

"Udah makan?" tanya Taeyong sambil fokus pada jalanan di depannya. Jalanan licin akibat hujan membuatnya menyetir dengan hati-hati. Pengalaman masa lalu membuat Taeyong sedikit trauma menyetir saat hujan sehingga ia harus extra hati-hati.

"Udah tadi di kantin."

"Aku belom makan nih."

"Mau makan apa?"

"Indomie aja, yo. Di rumah aku aja."

Jisoo mendengus, "Makan nasi, Yong."

"Iya kan bisa pake nasi." ujar Taeyong. Tangannya membenarkan letak jaketnya yang miring di paha Jisoo, biar Jisoo ga kedinginan soalnya dia cuma pake rok pendek.

"Yaudah terserah kamu."

•••••

Sesampainya di rumah Taeyong, Jisoo langsung pergi ke dapur dan memasak air untuk merebus mie.

"Yang, tolong ambilin mie nya dong." pinta Jisoo karena tidak dapat mengambil mie yang terletak di rak atas. Taeyong menghampirinya dan mengambil dua bungkus mie. Ia menepuk pelan kepala Jisoo yang dibalas dengan tatapan tajam Jisoo. Jisoo menganggap Taeyong meledeknya pendek secara tidak langsung.

"Ini mie nya dua?" tanya Jisoo sambil merengut.

Taeyong hanya mengangguk dan memilih bersandar pada pintu kulkas sambil memperhatikan Jisoo. "Ga sehat amat sih hidup lo."

Jisoo mengeluarkan sayuran yang ada di kulkas dan merebusnya sebagai pelengkap.

"Yong minjem charger dong."

"Ada di kamar."

"Ini tinggal dikasih kuah ya. Tunggu mendidih dulu. Charger nya dimana?"

"Cari aja di meja. Kalo ga ada cari di kasur."

Jisoo langsung menuju kamar Taeyong karena ponselnya sudah habis baterai. Hal pertama yang ia lihat adalah kasur Taeyong yang berantakan. Mengesampingkan hal tersebut, Jisoo memilih mencari benda yang dicarinya terlebih dahulu. Setelah menemukannya, Jisoo mendekati kasur Taeyong yang berantakan. Sebagai seorang yang mencintai kerapihan, ia langsung merapihkan selimut dan menyusun bantal-bantal.

"Makan disini?" tanya Jisoo saat Taeyong masuk ke kamarnya dengan semangkuk indomie.

Taeyong mengangguk. "Abis lo lama banget disini."

"Gue beresin kasur lo dulu nyet. Makanya kalo bangun tidur langsung beresin kasur kek, Yong. Ga sampe lima menit juga!"

"Tadi pagi buru-buru, Jisoo. Biasanya juga rapi kok."

Jisoo mendengus kemudian berjalan mendekati jendela. Bau hujan yang turun ke tanah langsung tercium sesaat setelah Jisoo membuka sedikit jendela kamar.

"Ngapain di buka? Kan lagi hujan."

"Gapapa biar sejuk." Jisoo duduk di sebelah Taeyong yang sedang makan. Taeyong langsung menyendokan mie ke mulut Jisoo.

"Yong minjem HP dong." pinta Jisoo.

"Ambil di kantong."

"Kantong mana?"

"Ini di belakang."

Jisoo mengambil ponsel Taeyong yang berada di kantong belakang celananya. Posisi Jisoo seperti sedang memeluk Taeyong karena ia duduk di depan Taeyong. Kemudian Taeyong mencium puncak kepala Jisoo yang berada di dekatnya dan langsung dihadiahi pukulan di lengannya.

"Bau indomie ntar rambut gue!"

"Tinggal keramas sih!"

"Yuta udah pacaran? Sama anak Ilkom itu kan?" tanya Jisoo saat melihat snapgram Yuta bersama seorang perempuan di suatu tempat makan.

"Belom, mereka cuma deket doang."

"Ish lama amat pdkt-nya. Yuta niat deketin ga sih!"

"Santai lah. Cewek kalo baru kenal langsung ditembak juga pasti males kan." ujar Taeyong sambil meletakkan mangkuknya di meja.

"Iya tapi mereka kan udah lama deketnya. Kenapa Yuta ga nembak-nembak?"

Masih belom move on dari kamu Kiandra.

"Nunggu momen yang pas kali."

Jisoo mendengus mendengar ucapan Taeyong. Ia mengambil gunting kuku dari tasnya dan memilih menggunting kukunya yang sudah panjang. Sedangkan Taeyong sudah asik dengan games di ponselnya.

"Yong, tolongin dong! Aku ga bisa potong yang kanan." ujar Jisoo sambil menyodorkan tangan kanannya.

Taeyong mengambil gunting kuku dari tangan Jisoo.

"Jangan pendek-pendek ya."

"Iya, bawel."

"Yong."

"Hmm."

"Tolongin Yuta lah kalo dia butuh bantuan lo buat dapet pacar."

"Ih ngapain banget anjir. Dia juga pasti gengsi lah minta tolong buat hal begituan."

"Ya kalo dia minta tolong, tolongin!" Jisoo mengelus rambut Taeyong yang jatuh di atas keningnya.

"Kenapa sih emang? Kok lo jadi ngurusin percintaan Yuta." tanya Taeyong.

"Soalnya kadang gue suka ga enak sama dia. Gue tau dia suka sama gue,  tapi gue malah jadian sama lo. Mana lo juga nikung dia kan. Jahat banget ya kita."

•••••

A/N- gue gatau ini nulis apaan. Maap udah jarang update sekalinya up ga sesuai ekspetasi. Kemungkinan jg gue bakal jarang update soalnya kalo udh sekolah mau ngetik tuh males, maunya tidur doang. Tp bakal diusahain ttp update kok.

Tiramisu | taesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang