Jisoo memalingkan wajahnya, menatap pesawat-pesawat yang terparkir di sepanjang jalan. Jisoo suka berpergian tapi dia tidak suka dengan Bandara. Ia akan selalu mengulur waktu saat hendak pergi agar tidak terlalu cepat sampai ke Bandara dan berpisah dengan orang yang ia sayang. Tapi hal itu tidak berlaku pada hari ini.
Satu-satunya keinginan dia saat ini adalah sampai ke Terminal 3 dan menjauh dari seseorang yang ingin ia hindari.
"Yang, udahan dong ngambeknya."
Jisoo memutar matanya saat mendengar ucapan seseorang di sebelahnya yang sedang menyetir. Ah, beberapa minggu terakhir Taeyong memang mulai sering memanggilnya dengan panggilan 'yang'.
"Yang yang palalo!"
"Ya Allah maaf Kiandra, aku bener-bener lupa. Ini juga aku berusaha secepet mungkin nyetirnya. Tapi ga mau ngebut-ngebut. Bahaya soalnya aku bawa kamu."
Jisoo hanya mendengus kemudian membuang muka saat matanya bertatapan dengan Taeyong.
Taeyong sudah menjadi orang paling menyebalkan versi Jisoo hari ini. Bagaimana tidak? Hari ini Athalla akan kembali ke rumahnya di luar negeri dan niat awalnya Jisoo dan Taeyong akan mengantar Athalla ke Bandara, tapi ternyata mereka berdua ada kelas. Akhirnya Athalla berangkat bersama Mamanya sedangkan Taeyong dan Jisoo akan menyusul.
Pesawat yang akan Athalla tumpangi take off pukul 15.35 dan kelas Jisoo sudah selesai jam dua. Jisoo memutuskan menunggu kelas Taeyong selesai sambil duduk di kantin fakultas. Ditemani dengan segelas jus mangga, Jisoo menunggu Taeyong sambil sibuk membaca novel yang baru ia pinjam dari perpustakaan.
Hingga pukul 14.23 belum ada kabar dari Taeyong sehingga Jisoo memilih untuk menuju ke Fakultas Teknik dan menunggu pacarnya di sana. Tapi saat ia sudah sampai, yang ia temukan hanya Yuta, Jhonny dan teman seperkumpulan mereka, tidak ada Taeyong disana.
"Lah tadi kelas beres jam dua seperempat, bego, trus Taeyong langsung cabut." sahut Yuta saat Jisoo bertanya.
Jisoo segera menghubungi Taeyong untuk menanyakan keberadaannya. "Lo dimana?" sembur Jisoo saat Taeyong mengangkat teleponnya.
"Sabar, Jis. Ini gue baru selesai kelas."
"Kelas apaan nyet? Kelas memasak! Udah gausah ngeles! Lo kira gue gatau kalo kelas lo udah selesai 15 menit yang lalu."
"Iya, 15 menit kan termasuk baru."
"Gue tanya lo dimana sekarang?"
"Bentar dulu, gue lagi nyari sesuatu."
"Nyari apaan sih? Yaudah gue naik taxi sendiri aja deh ke Bandara."
"Eh, nggak boleh! Ini gue lagi jalan ke fakultas lo! Lo ngedip juga gue udah nyampe."
"Jemput gue di fakultas teknik! 5 menit ga nyampe, gue naik taxi sendiri!" Tanpa menunggu balasan dari Taeyong, Jisoo memutuskan sambungannya.
Jisoo bersungut. Sekarang udah jam tiga kurang, dan bisa-bisanya Taeyong memilih pergi dulu buat nyari apapun itu. Emangnya ga bisa nanti aja apa! Meskipun hubungannya dengan Athalla pernah ada salah paham, Jisoo merasa memiliki kewajiban untuk mengantar kepergian Athalla. Ia akan merasa tenang jika dapat berpisah dengan Athalla tanpa ada perasaan mengganjal yang ia rasakan pada teman kecil Taeyong itu.
"Jis, ayo turun."
Lamunan Jisoo buyar saat tangan Taeyong menepuk tangan Jisoo pelan. Mereka bergegas keluar dari parkiran dan menuju gate tempat Athalla menunggu. Dari kejauhan Jisoo melihat Mama Athalla melambaikan tangannya ke arahnya. Kemudian Taeyong meraih tangan Jisoo dan menggenggamnya.