Cinta tidak mungkin ada tanpa membuat diri sendiri atau orang lain merasa terganggu.
ㅡHenri de RegnieMereka, sepasang anak manusia, berjalan di antara kerumunan orang. Mereka berada di tempat yang sama, namun tidak saling melihat. Gadis itu berjalan dengan lambat dan dengan kepala yang menunduk, memandangi sepasang sepatu bot cokelatnya. Dia tersenyum geli. Sepatu saja memiliki pasangan. Gadis itu menghela napas hingga uap putih keluar dari mulutnya. Dia merasa seperti ada retakan halus tak tampak di dadanya dan itu membuatnya sesak.
Dia terus memacu langkahnyaㅡbiarpun lambatㅡdi bawah salju. Dia mengamati toko-toko yang berjejer rapi di sepanjang jalan Myeongdong ini. Kawasan ini tampaknya selalu saja ramai karena Myeongdong cukup memiliki nama sebagai tempatnya turis berbelanja. Gadis itu, dengan perasaan hampa terus berjalan ke depan, tanpa berkedip, rautnya dingin tanpa memperlihatkan ekspresi apa pun. Namun, akhirnya dia berkedip dan dahinya berkerut.
Di ujung jalan sanaㅡbiarpun dia tidak yakin itu ujungnyaㅡada seorang pemuda, duduk di kursi dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku. Gadis itu masih mempertahankan langkahnya yang lambat. Dia mengamati pria itu dengan cermat. Kulitnya putih pucat sangat kontras dengan warna mantel yang dia pakai. Mantel itu berwarna gelapㅡhitam, cokelatㅡdia tidak bisa memastikannya. Ji Young semakin tertarik dengan pria itu.
Dia menambah kecepatan langkah kakinya, masih tetap fokus melihat pria itu. Begitu jaraknya semakin dekat, dia tahu warna mantel yang dipakai pria tadi. Warnanya cokelat pekat hampir seperti hitam. Rambut pria itu lurus berwarna kecokelatan dan tampak hidungnya yang mancung. Namun, sayang pria tersebut menunduk hingga Ji Young tidak dapat melihat bagaimana wajah pria itu.
Tetapi gadis itu mendapat keberuntungan begitu pria itu mengangkat wajahnya. Mereka bertemu pandang. Pria itu menatap gadis yang berdiri beberapa meter di depannya, dan gadis itu pun melakukan hal serupa. Pria itu memiliki kontur wajah yang sangat sempurna, dengan tulang pipi tinggi dan rahang tegas. Sehingga bagi siapa pun menatapnya akan langsung terpesona.
Mata pria itu dinaungi alis mata tebal dan terlihat sangat intens ketika sedang menatapnya. Ya, tatapan itu, entah bagaimana caranya bisa menguncinya. Ajaib. Bahkan dia sendiri tidak bisa menjelaskan ketika tubuhnya kaku bak patung semen. Ada yang aneh. Seakan waktu seperti berhenti berputar dan dalam sekejap orang-orang yang berlalu-lalang berhenti di tempat. Ji Young sadar bahwa ini tidak nyata, tetapi dia tetap saja merasa aneh.
Pria itu tersenyumㅡsamarㅡtetapi Ji Young menangkap senyuman itu. Begitu pria tadi berdiri, dia mundur satu langkah dan tiba-tiba saja pria itu sudah berdiri di depannya. Dari tubuh pria itu tercium bau yang begitu wangi, tetapi dia tidak tahu itu bau apa. Pria itu mencondongkan badan pada Ji Young.
"Akhirnya kau menemukanku." Suara itu terdengar berat dan serak. Seperti sudah lama tidak berbicara.
Ji Young mengerutkan dahi. "Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Tetapi pria itu hanya tersenyum. Dia berbalik badan dan berjalan menjauhi Ji Young.
Written by @InaGaemGyu
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOVEL] Korean Love Story
FanfictionTERSEDIA DI GRAMEDIA Copyright © 2015 by Marlina Heriana, DKK POSTINGAN INI DIBUAT CUMA UNTUK MEMPROMOSIKAN NOVEL KOREAN LOVE STORY. KALAU MAU BACA VERSI LENGKAPNYA, BISA BELI NOVELNYA DI TOKO BUKU DI KOTAMU ^^