Aku asing saat pertama kali kamu menyebut dua kata itu
Belum pernah mendengar
Belum pernah melihat
Belum pernah merasa
Kamu memperkenalkanku pada hal baru yang belum pernah mampir di hidupku sama sekaliMalam selepas magrib saat itu, kita membelah jalan mencari cemilan yang kamu janjikan hari sebelumnya
Tahu Aci yang baru pertama kali ku lihat bentuknya itu hanyalah gumpalan tepung aci yang ditempeli sedikit tahu kemudian digoreng
Kita membelinya di pinggir jalan sebelum akhirnya berkelana lagiSekantung penuh tahu aci kita lahap sambil mengelilingi kota kelahiran kita
Kamu mengemudi, aku menyuapimu dari belakang
Kamu selalu suka tahu aci dengan cabai rawit
Kamu minta cabai rawit dari dalam kantung kemudian kamu pegang dengan tangan yang salah satunya memegang kemudi
Kemudian aku menyuapkan sepotong tahu aci ke mulutmu, setelahnya kau akan melahap cabai rawitnyaAku lebih suka tahu aci dengan saus sambal
Kadang kamu mencampurnya, saus sambal dengan cabai rawit
Kita pernah juga bereksperimen mencoba tahu aci dengan kuah steak, dan aku tidak pernah tau kalau itu akan jadi favoritku sampai sekarang
Tanpa kamu tau, aku lebih sering menyuapimu, dan tanpa kamu tau juga kamu lebih sering menghabiskan tahu aci kita seorang diri
Se norak itu hubungan kita
Sesederhana itu bahagiaku
Sesederhana jajanan kaki lima, bukan makanan bintang limaAku tidak pernah tau kalau hal-hal asing itu akhirnya akan jadi favoritku
Seperti kamu
Dan aku juga tidak pernah tau kalau hal yang menjadi favoritku bisa menjadi asing
Seperti kamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of Broken Hearts
PoetryLalu bagaimana jika diri ini tak ingin lupa, namun disisi lain ia pun tak menginginkan luka?