'Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you baby
And I don't want to miss a thing(Aerosmith - I Don't Want to Miss A Thing)
*****
MARS
Bandara terlihat padat siang ini. Aku baru saja mendarat di Jakarta setelah lima hari meninjau pembangunan apartemen baru milik Langit Grup di Surabaya.
"Langsung kembali ke kantor?" suara mas Akhtar, kakak iparku berhasil memecahkan keheningan yang kami ciptakan.
Aku menoleh seraya melepaskan kacamata. "Seperti biasanya."
Respon mas Akhtar hanya menggelengkan kepala, tapi tidak lagi memberi komentar. Kami berdua terus melanjutkan perjalanan menuju pelataran bandara. Sebenarnya aku tahu alasan di balik pertanyaan yang mas Akhtar lontarkan, tapi aku berusaha untuk tidak menanggapi lebih lanjut. Mas Akhtar pernah mengatakan bahwa setelah berpergian jauh, pulang ke rumah adalah pelepasan rindu yang paling sempurna. Sayangnya, bagaimana aku bisa melepaskan rindu apabila orang yang aku rindukan tidak berada di sana untuk menyambutku.
"Mas Akhtar!" teriakan seorang wanita memanggil nama mas Akhtar membuat kepalaku menoleh menuju sumber suara.
Tanpa sadar aku berdecak pelan tatkala menemukan Kakakku, Kak Ky tengah berdiri di dekat kursi tunggu. Senyum lebarnya mengembang. Ekspresi kerinduan akan suaminya terlihat begitu jelas di wajahnya. Kehamilan yang sudah memasuki umur enam bulan terlihat begitu jelas. Saking merindukan suaminya, Kak Ky hampir saja berlari menghampiri suaminya. Mas Akhtar sampai harus berteriak untuk menghentikan aksi istrinya itu.
Kak Ky berubah menjadi begitu manja selepas melahirkan anak pertamanya. Semakin manja lagi dikehamilannya yang ketiga. Dia bahkan nyaris tidak bisa melepaskan suaminya. Kalau saja anak sulung mereka tidak sedang sakit kemarin, aku pastikan Kak Ky akan ikut ke Surabaya mengekori mas Akhtar.
Aku berjalan mengikuti mas Akhtar menghampiri Kak Ky. Begitu jarak keduanya sudah sangat dekat, kak Ky dengan santainya menjatuhkan diri ke dalam dekapan suaminya. Kepalaku menggeleng tanpa sadar. "Dasar manja!" ejekku.
Kak Ky refleks mendongak menatapku. Lidahnya menjulur, membalas ejekkanku. "Dasar sirik! Makanya cari istri biar nggak kerja mulu atau paling tidak ada seseorang yang menyambutmu setiap kali pulang."
Seketika aku merasa kesal. Semua orang selalu menasehatiku hal yang sama seperti radio rusak. Padahal Kak Ky dan seluruh keluargaku mengetahui betapa aku mencintai Adelide. Selepas istriku meninggal, bukan hanya raganya yang pergi dari dunia tapi hatiku turut pergi dibawanya. Aku sama sekali tidak bisa memikirkan bahwa akan ada wanita lain yang menggantikan posisi Adelide sebagai istri dan juga Ibu Lila.
Usapan lembut pada lenganku menarikku kembali ke dunia nyata. Kepalaku merunduk, tatapan Kak Ky kini berubah sendu. Dia bahkan sudah melepaskan pelukannya pada mas Akhtar. "Ingat Adelide lagi?"
Senyum tipisku tersungging sebagai jawaban.
"Lo itu masih muda, Mars." Kak Ky kembali bersuara. "Percaya sama gue, bahwa suatu hari nanti akan ada wanita yang bisa menyembuhkan patah hati lo. Gue bukan bermaksud menyuruh untuk melupakan Adelide, tapi meminta lo untuk terus melanjutkan hidup. Mars, jangan biarkan masa lalu menjadi penghalang untuk melangkah maju. Waktu itu terus berjalan, jangan sampai menyesal karena membiarkan diri lo hanya jalan di tempat selamanya."
Aku tidak langsung merespon ucapan kak Ky, hanya memilih untuk memandangnya lama. Sampai akhirnya aku menghela nafas panjang, kemudian mengangguk patuh. Untuk saat ini aku akan menurutinya. Lagipula aku masih percaya bahwa selamanya hanya akan ada Adelide di hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Val(l) For Mars [TELAH TERBIT]
Romansa[SUDAH DITERBITKAN. BACA KISAH MEREKA, CARI DI TOKO BUKU TERDEKAT!] HANYA BAB 1-5 SAJA YA ... Mars Aku dan Adelide dijodohkan, jatuh cinta, kemudian menikah. Pernikahan indah apalagi ketika mengetahui Adelide tengah mengandung buah cinta kami. Hingg...