khalayak tertawa bersama sama.
mengan angankan surga di bawah jembatan tua.
bersombong diri dengan semua yang ia punya.
sampah menjadi lahan pekerjaan.
penunggu palang menjadi sampingan.
ratusan keluarga hidup tentram dengan istana kumuh.
berharap anak mereka menjadi penerus yang bahagia.
kemanakah kalian wahai sang penguasa???.
kami semua menanti belas kasihan darimu.
kami menanti janji janjimu.
kami rela meminta minta demi kemakmuranmu.tapi kau pergi dengan semua hartamu.
menggusur tempat kami yang sudah kumuh.
Kau datang dengan seribu pasukanmu.
dengan alasan kuno itu.
tawa mesin penghancur semakin memekakan telinga.
puluhan rumah hancur dengan deru air mata.
hinaan bahkan cacian tak luput dari kata.
namun kau tak mendengar.....
kau bisu....kau buta...
jeritan kami tak sedikitpun kau hiraukan....
darah air mata pun tak kau pedulikan....
keadilan yang kau janjikan telah sirna.
di tutup dengah durjana yang mulai memurka.
Berastagi,31 juli 2018
kau menemukan diriku.
di balik sebuah cerita yang selalu menantimu.
tanya tanya pun semakin tak terjawab...

KAMU SEDANG MEMBACA
Gods Poetry
PuisiSajak sajak kini tak lagi berintuisi, Kata kata sudah tak memiliki arti Puisi,puisi ku kini akan menjadi bukti.