"Ahh--" Minhyun menumpu tubuhnya yang lemas setelah klimaks dengan kedua tangannya yang berada di sisi tubuh Seongwoo.
Kalau bisa dibilang racun dalam suatu hubungan yang belum sah, itu adalah seks.
Contohnya Seongwoo dan Minhyun. Setelah first sex mereka beberapa waktu lalu, mereka ketagihan. Paling ga seminggu sekali mereka ketemu dan ngelakuin hubungan badan.
Tapi ada sisi buruknya juga, tentu. Seongwoo, mulai ngerasa bosen sama hubungan mereka. Mereka udah ngelakuin semua yang bisa dilakuin. Ngomongin semua hal yang mungkin bisa diomongin.
Seongwoo bosen. Dan dia ga yakin bisa bertahan sama Minhyun.. di sisa hidupnya? Seongwoo sama Minhyun sekarang baru 24 tahun. Kalo umur rata-rata manusia sekitar 60 tahunan.. apa Seongwoo harus sama Minhyun sekitar 40 tahun lagi?
Seongwoo ga bisa ngebayangin itu rasanya. Sekarang dia sama Minhyun udah pacaran 6 bulan. Dan ga banyak hal baru lagi yang bisa mereka lakuin selain seks. Itu pun entah udah berapa posisi yang mereka coba.
40 tahun lagi? Apa rasanya hidup sama orang yang sama selama itu? Apa rasanya ga kaya penjara?
Jangan salah. Seongwoo cinta sama Minhyun. Tapi kalo harus bayangin dia bakalan hidup dengan orang yang sama selama itu.. Seongwoo ga siap. Kayanya dia bakalan mati karena bosen.
"Seongwoo, satu bulan lagi undangannya disebar. Kamu mau ambil berapa buat temen-temen kamu?" Minhyun merapikan rambut Seongwoo yang basah karena keringat, mengecup kening Seongwoo.
"Ah.. undangan? Ga usah." Jawab Seongwoo.
"Ga usah?"
"Ah maksudnya nanti aja. Aku belum bikin list yang mau aku undang." Jawab Seongwoo.
"Ah.." Minhyun tersenyum, menciumi wajah Seongwoo.
Seongwoo menjauhkan wajahnya dari Minhyun, membuat Minhyun mengernyitkan keningnya. Bingung kenapa akhir-akhir ini Seongwoo suka menjauh dari dia.
Sejujurnya Minhyun punya beberapa opini yang jadi alasan kenapa Seongwoo berubah sikapnya. Tapi alasan yang paling masuk akal adalah.. Seongwoo bosen sama dia.
Itu bukan hal mustahil. Kalo liat gimana Seongwoo selama ini, Seongwoo bukan orang yang bisa diem di satu hubungan dalam waktu lama. Seongwoo ga bisa tahan terikat dalam waktu lama.
Minhyun tau kemungkinannya besar. Bener-bener besar. Tapi Minhyun berusaha positif. Dia ga mau hal yang belum pasti ngancurin hubungannya sama Seongwoo.
Bisa jadi Seongwoo cuma capek aja. Persiapan pernikahan kan banyak. Ditambah lagi Seongwoo juga kerja. Minhyun ga boleh neken Seongwoo dan ngebuat Seongwoo ga nyaman sama dirinya.
Minhyun harus percaya sama Seongwoo. Karena Seongwoo udah janji kalo Seongwoo mau nikah sama Minhyun.
Dan sekarang Minhyun cuma bisa percaya sama janji yang pernah Seongwoo ucapin. Berharap orang yang dia cintai itu ga akan pernah ngecewain Minhyun dan kepercayaan yang Minhyun kasih ke Seongwoo.
Seongwoo beda sama Jeonghan. Seongwoo bukan mantan pacarnya, seniornya di kampus dulu yang janji mau nikah setelah mereka lulus tapi menghilang begitu aja setelah wisuda.
Seongwoo bukan Jeonghan. Minhyun percaya itu.
Minhyun memilih buat percaya itu.
***
Seongwoo menatap undangan pernikahan di hadapannya. Disana tertulis namanya dan nama Minhyun. Besok undangan disebar. Harusnya Seongwoo bahagia. Tapi entah kenapa dia justru gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
At The Crossroad [OngHwang]
FanfictionHari biasa bagi pegawai kantoran biasa di daerah Senayan, Jakarta Selatan. Tapi semua jadi ga biasa begitu Seongwoo berjalan di zebra cross. Seongwoo ketemu orang yang menarik perhatiannya, orang yang visualnya bener-bener selera Seongwoo. Seongwoo...