Seongwoo menghela nafas panjang begitu mobil diparkirin. Akhirnya, ya ampun, akhirnya sampe juga mereka ke pantai Pok Tunggal. Setelah jalanan yang ya ampun bikin Seongwoo makin deket sama Tuhan karena sepanjang jalan dia nyebut.
Minhyun sih santai. Tapi Seongwoo yang takut karena jalanan yang kanan tebing kiri jurang itu berkali-kali bikin Seongwoo megang tangan Minhyun yang di tempatin di persneling mobil, nyuruh suaminya buat nempatin kedua tangannya di stir mobil. Bukannya nyetir pake satu tangan.
Ya mereka sih udah tua. Udah pernah ngerasain dunia. Lah Baby Woo? Kan kasian. Ngeliat dunia aja belum masa mesti kembali ke pangkuan Yang Illahi cuma gegara ayahnya bego nyetir pake satu tangan. Kasian Baby Woo dong.
Akhirnya Minhyun nurut, ga mindahin tangannya dari stir selain waktu mindahin persneling. Sisanya kedua tangannya selalu berada di stir.
Seongwoo menjajakkan kakinya di pantai indah di kawasan Gunung Kidul, Jogja. Disini banyak pantai. Ada pantai Siung, Indrayanti, Nglambor, Wediombo, Pok Tunggal, dan masih banyak lagi. Kebetulan lokasinya juga deket-deket.
Kali ini si Minhyun ngajakin keluarga kecilnya ke pantai Pok Tunggal. Alasannya sederhana sih, pantai ini lebih family friendly dibanding pantai lainnya menurut dia.
Minhyun ga peduli yang lain sih. Mau kepleset terus kebentur karang juga Minhyun paling cuma ngelirik aja. Cuma dia takut kalo Seongwoo kepleset dan Baby Woo kenapa-kenapa.
Jadilah mereka ke pantai Pok Tunggal. Pantai yang terkenal karena lucunya, ada satu pohon yang tumbuh menyendiri. Dan pohon itu pada akhirnya jadi ciri khas pantai Pok Tunggal, yang bedain dirinya sama pantai-pantai lain di sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
At The Crossroad [OngHwang]
FanficHari biasa bagi pegawai kantoran biasa di daerah Senayan, Jakarta Selatan. Tapi semua jadi ga biasa begitu Seongwoo berjalan di zebra cross. Seongwoo ketemu orang yang menarik perhatiannya, orang yang visualnya bener-bener selera Seongwoo. Seongwoo...