Prolog

4.1K 628 491
                                    

"Mas Seongwoo, bisa balik ke kantor sekarang? Ini Pak Hadi nanyain soal berkas yang dikirimin kantor cabang."

Seongwoo meringis. Baru juga makan beberapa suap. Udah disuruh balik ke kantornya. Sabar aja corporate slave mah. Siap mengabdi sampai surat resign diserahkan.

Seongwoo mengambil minumannya, menegaknya sebelum mengelap mulutnya dengan tissue yang berada tak jauh darinya.

"Iya mas. Saya balik sekarang. Sebentar ya. Saya makan di Senayan City soalnya. Saya nyebrang dulu." Jawab Seongwoo. Dan selanjutnya, sambungan telpon diputuskan.

Seongwoo bangkit dari duduknya, berjalan keluar dari tempat makan. Seongwoo udah bayar. Tenang. Ga bakalan diteriakin maling kok. Gaji Seongwoo masih ada kembaliannya banyak kalo cuma sebates makan aja sih.

Seongwoo Ardiaz Pratama, 24 tahun. Pegawai di sebuah bank asing yang kantor pusatnya di daerah Senayan. Seongwoo berada di divisi Legal, divisi yang menangani soal hukum berkaitan dengan bank dan nasabah mereka.

Sebenernya sih kalo ngikutin passionnya, Seongwoo pengen ke musik. Cuma orang tuanya ga setuju. Papanya yang pilot itu ga setuju anaknya mengandalkan musik sebagai profesi utamanya. Jadilah Seongwoo masuk ke jurusan hukum. Dan sekarang ada di divisi Legal.

Bekerja sesuai passion itu ga gampang. Seongwoo kadang bosen sama kerjaannya. Kalo ga liat bayarannya yang gede sih, pengen rasanya Seongwoo resign. Pengalihan stress juga ga ada. Dia sibuk. Weekend sendirian. Maklum jomblo.

Bukan, bukan karena ga laku. Banyak yang naksir Seongwoo. Cuma dia ga tertarik pacaran. Well, bukannya ga tertarik sih. Belum ada orang yang bisa bikin dia pengen pacaran.

Sampe kadang orang tuanya khawatir. Pengen mereka nyuruh Seongwoo mulai cari pacar. Kesel mereka si bungsu yang baru masuk kuliah malahan minta nikah. Sementara si sulung yang udah di usia menikah malah males-malesan. Beneran ga pengen nikah. Ga ada niatan nyari pacar. Apalagi ngenalin orang ke orang tuanya.

Seongwoo keluar dari Senayan City, sedikit berlari menuju zebra cross untuk menyebrangi jalan menuju kantornya.

Dan.. ow!

Seongwoo hampir aja berhenti di tengah jalan. Dia kayanya menemukan orang yang dia suka. Tipenya banget. Dari ujung kepala sampe ujung kaki Seongwoo suka. Stylenya, rambutnya, postur tubuhnya, bener-bener selera Seongwoo. Wow.

Bentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentar. Apa orang itu barusan senyum sama Seongwoo?

Seongwoo menghentikan langkahnya, menoleh ke orang yang juga menoleh ke arahnya sekilas, sebelum kembali melanjutkan langkahnya berjalan ke arah yang berlawanan dengan Seongwoo.

"Mas! Jangan berhenti disitu! Buruan jalan!" Bapak petugas yang emang biasa bantu penyebrang jalan di kawasan Senayan City-Plaza Senayan berteriak, sehingga mau ga mau Seongwoo kembali mempercepat langkahnya ke zona aman yang berada di tengah dua jalan besar.

At The Crossroad [OngHwang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang