Chapter III - Pertarungan, Pekerjaan

5 0 0
                                    

"Halo. Namaku Kordevi."

Suaranya lebih berat dari yang kubayangkan. Aku dan kusir kereta kuda membalas sapaannya.

"Sepertinya kalian adalah anak buah Godelico, benar?" tanya Kordevi.

"Ya, benar," jawab kusir.

"Maaf membuat kalian menunggu, mari, ikutlah denganku untuk mengangkut barangnya," ujar Kordevi seraya melambaikan tangannya, mengisyaratkan untuk mengikutinya.

Dia membawa kami ke dalam bangunan, seperti lumbung, lebih mirip kandang kuda jika kudeskripsikan dengan benar. Letaknya paling jauh dari bangunan-bangunan lain di sekitar sini, lalu dia pergi ke belakang bangunan, dan dia membawa semacam gerobak kecil, sepertinya dia baru saja kembali dari gudang peralatan.

"Hei, gunakan ini untuk mengangkut barangnya, jika kau sudah selesai, simpan saja di luar bangunan ini."

"Ayo," ajak kusir padaku.

"Berhati-hatilah, ini barang ini berharga cukup tinggi," ujar Kordevi memperingatkan kami saat mengangkut barang dari gudang ke dalam gerobak.

Aku mempertanyakan pada diri sendiri, seperti apa 'barang' yang di bungkus oleh karung ini? Mengapa harganya cukup tinggi? Dan juga barang ini berat, kurasa beratnya sedikit tidak wajar. Ini bukan sangat berat, beratnya sepertinya normal-normal saja, mungkin maksudku adalah isinya yang tidak wajar?

Ketika kami selesai mengangkut semua karung itu ke dalam gerobak kecil, Kordevi meninggalkan kami sejenak, lalu kami memasukkan isi gerobak tersebut ke dalam kereta kuda yang kami tumpangi, kami meletakkannya di bagian belakang dari kereta kuda itu. Sepertinya aku akan berdesak-desakan dengan karung-karung ini selama perjalanan pulang.

Setelah selesai memindahkan karungnya, aku membawa gerobak kecil ini dan menyimpannya begitu saja di luar bangunan, seperti yang diperintahkan Kordevi. Aku pun kembali ke kereta, sang kusir tampaknya menungguku dan memperhatikanku sedari tadi, entah sejak kapan.

Tak lama, Kordevi datang.

"Tugas kalian disini sudah selesai, kembalilah ke Godelico, kalian tahu tempatnya kan? Di Desa Kaladen. Berhati-hatilah selama perjalanan, dan jika ada yang mendatangi kalian, jangan biarkan mereka merebut karung-karung ini, siapapun mereka."

Menyeramkan sekali kata-kata yang ia ucapkan, suaranya yang berat juga menambah kengerianku. Setelah mengatakan hal tersebut, Kordevi pergi meninggalkan kami. Aku dan kusir menaiki kereta kuda dan berangkat menuju Kaladen.

Sang raja hari tampak tergelincir cukup jauh dari singgasananya yang berada tepat di atas kepala kami, mengurangi sengatan yang ia berikan secara tidak langsung. Sepertinya pertengahan hari sudah terlewati, dan mungkin sudah lewat cukup lama.

Kami mulai melakukan perjalanan kembali menuju Desa Kaladen. Seperti biasa, aku memetakan rute perjalananku agar aku bisa kembali kesini kapanpun kumau.

"Ah, tintaku habis, akan kubeli di toko saat pulang nanti, untunglah sudah selesai," gumamku dalam hati.

Waktu berlalu, dan bagiku perjalanan pulang ini terasa lebih cepat daripada waktu kami berangkat tadi pagi. Untuk mengurangi kebosananku, aku melihat sekelilingku, sepanjang perjalanan pergi dan kembali, ada berbagai jenis pohon yang belum pernah kulihat, beberapa diantaranya bahkan berbuah. Aku jadi berniat untuk kembali ke hutan ini suatu hari nanti, dan mencoba memakan buah-buah tersebut. Tidak hanya pohon, ada berbagai jenis binatang juga, namun umumnya banyak rusa dan kambing. Kulihat ada sekawanan rusa di tepi danau, dan ukurannya bervariasi, dari yang besar hingga kecil. Menurutku ini adalah pemandangan yang menarik, karena kuhabiskan hidupku selama ini hanya di dalam Desa Baltfel, di sana, kami tidak pernah menemui binatang lain selain serangga, burung dan hewan ternak.

Unpleasant Kingdom GenlieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang