Saat dimana kupikir.. Semua begitu sempurna..
"Jangan lariii!!"
"Tangkap aku, Chuuyaa!!"
Dua anak kecil, yang hanya mengerti bermain.. Begitu menyenangkan.
"Chuuya-kun! [YN]! Ayo cepat masuk, saatnya makan malam!"
"Iya kaa-san! Ayo, [YN]" Chuuya mengulurkan tangannya padaku, dengan senang hati aku menerimanya dan kami.. Berjalan memasuki rumahku.
★★★★
"Jadi setelah itu, sensei mengajarkanku menghitung sampai seratus!" aku yang baru saja memasuki taman kanak kanak, masih belajar untuk menghitung.
"Hebat.. Suatu hari nanti, kau pasti bisa menjadi seperti ayahmu." bibi, atau lebih tepatnya ibu dari Chuuya memujiku dengan wajah tersenyum.
Aku sangat senang, memiliki sepupu yang baik hati seperti Chuuya. Memiliki bibi sepertinya dan orang tua yang sangat menyayangiku.
"[YN]-chan juga sangat cantik. Pasti saat dewasa, banyak yang ingin menikah dengannya" sambung bibi.
"Oh.. Putriku satu satunya.. Aku tak akan rela melepasmu.." ucap Otou-san
"Ya ampun suamiku, kau jangan begitu. Haha.." tawa Kaa-san.
"Tapi aku tidak ingin [YN] sedih dan tersakiti oleh pria lain, kau setujukan, Chuuya-kun?"
"Ya! Aku tidak mau melihat [YN] bersedih!"
"Tapi aku ingin jadi pengantin yang cantiikkk sekalii.. Pakai gaun dan menikah sama pria tampan!" polosnya diriku saat itu.
"Hahaha..." kami semua tertawa.
Aku pikir.. Semua akan tetap seperti itu. Pergi sekolah dan bermain dengan Chuuya. Tumbuh dewasa, dan menikah..
Tapi aku salah..
Semua itu... Tidak pernah datang kepadaku..
"Kami pulang dulu, sampai jumpa [YN]-chan!" ucap bibi.
"Aku akan datang lagi besok." ucap Chuuya padaku. Aku tersenyum dan mengangguk.
Setelah melambaikan tangan, kami masuk kerumah dan waktunya tidur.
"Selamat tidur, sayang.." Kaa-san mengecup keningku.
"Oyasumi" begitu juga Otou-san yang membelai lembut kepalaku.
"Oyasumi Otou-san.. Kaa-san.."
Klap
Pintu kamar tertutup dan aku menutup kedua mataku.
Sampai aku teringat, bahwa mainan Chuuya tertinggal dikamarku.
Aku menuruni kasur dan mengambilnya. Lalu keluar kamar untuk memberikannya kepada orang tuaku.
Namun saat aku kesana, kulihat pintu kamar mereka berdua terbuka.
Dan mereka tak ada disana. Samar samar kudengar suara erangan dari arah ruang tamu. Suara yang terus mengalun disetiap lorong rumahku yang cukup besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
Fantasy[Ditulis pada 2018. Tulisan lama yang belum sempat di Revisi. Jadi mohon maaf bila banyak kesalahan dalam penulisan. Terima kasih] [YN] bekerja sebagai anggota mafia di Port Mafia bagian informasi. Semua berjalan normal, hingga sang eksekutif mafia...