Chapter 2

9.3K 1.3K 43
                                    



Satu kata yang ada di benak Taehyung sekarang; kacau. Pria itu, pria yang sangat ia cintai bahkan sampai sekarang mengajaknya makan malam. Taehyung jelas tau, Jungkook pasti akan membahas soal masa lalu mereka yang sebenarnya tidak ingin Taehyung ungkit lagi. Baginya itu hanyalah luka lama. Walaupun keinginan untuk bersama-sama dengan Jungkook tidak pernah hilang.

Entah ini rencana Jungkook atau bukan untuk memilih bekerja sama dengan perusahaannya, Taehyung sungguh tidak mau tahu. Benteng pertahanan yang ia bangun sendiri dengan segala kekosongan hati, kini mungkin tinggal setengah. Setengah yang lain sudah hancur lebur, bahkan ketika Taehyung hanya melihat cara berjalan pria itu. Pria yang masih mengisi seluruh isi hati dan pikirannya.

Tanpa menekan bel, Taehyung berjalan masuk menuju rumah sang kakak. Mendapat pandangan dari Seokjin karena jarang adiknya akan berkunjung pada saat jam makan siang seperti ini.

"Kau datang?" Taehyung melepas kaus kaki nya asal, dengan cepat menuju ruang keluarga dimana dia bisa melihat Eunwoo yang sedang menikmati biskuit dan kartun yang sedang ditontonnya dengan penuh minat.

"Hey jagoan!" Anak lelaki itu tersenyum, memeluk leher Taehyung yang terkekeh pelan.

"Yah, ada sesuatu yang terjadi di kantor? Wajahmu astaga pantas tidak punya pacar." Taehyung masih asik mendengarkan Eunwoo yang sedang bercerita tentang sekolahnya. Matanya mencari ke sana kemari, dia butuh seseorang untuk berbicara. Tidak akan mau berkata-kata kalau suami sang kakak ada di dalam rumah.

"Namjoon hyung mana?"

"Bekerja, makannya sangat aneh aku melihat kau sekarang ada di sini." Taehyung membuang napas lega, langkah kaki membawanya ke ruang tamu. Eunwoo masih terlalu kecil untuk mendengar keluh kesah hatinya.

"Kepalaku mau pecah, satu-satunya cara untuk menghindari pecahnya kepalaku adalah bertemu Eunwoo." Seokjin yang berpikir adiknya sangat bertele-tele itu, membuatnya kesal karena penasaran.

"Apa yang--"

"Jungkook kembali, dan kau tahu? Aku menghiraukannya." Taehyung memotong pertanyaan yang akan keluar dari mulut Seokjin, sedangkan Seokjin sedang meneliti ekspresi adiknya.

"Hyung, adikmu ini keren kan?" Pandangan Seokjin memicing, karena selanjutnya pandangan Taehyung benar-benar kosong.

"Yah, keren pantatmu! Kau tidak pernah memberitahuku semua masalah hingga akhirnya kalian memutuskan untuk berpisah. Aku tidak mengerti, bodoh." Taehyung menggaruk lehernya yang sama sekali tidak gatal. Pandangannya menghindari tatapan tajam dari sang kakak.

"Berpisah karena aku tahu itu yang terbaik untuk kita berdua. Atau mungkin lebih tepatnya, yang terbaik untuk Jungkook." Taehyung tersenyum simpul, menertawakan diri sendiri yang begitu lemah hanya karena dia tidak mampu menahan rasa ingin memiliki itu lagi.

"Kau berbelit-belit, ceritakan padaku semuanya sekarang Kim Bodoh Taehyung." Taehyung memejamkan mata, lalu bergerak meninggalkan sang kakak di ruang tamu menuju dapur. Kalau ia bercerita soal Jungkook lagi, itu sama saja memicu dirinya untuk jatuh cinta dengan pria imut bergigi kelinci itu lagi.

"Jagoan, ayo beli permen kapas ke taman kota." Mata Eunwoo berbinar, tangannya menggapai pundak pamannya.

"Yah, Taehyung-ah kita belum selesai bicara." Eunwoo yang sudah berada di pangkuan Taehyung hanya bisa menatap ayahnya lalu melambaikan tangan.






Appa Kim yang sedang tenang meminum kopinya itu terpaksa harus berteriak ketika Jimin mengatakan apa yang terjadi hari ini pada Taehyung. Tapi ia yakin Taehyung tidak akan seperti dulu, Taehyung tidak akan mengurung diri di kamar berhari-hari. Entah tapi itu yang Appa Kim yakini soal anak bungsunya.

Feel again | vkook✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang