01

22 3 0
                                    

Adam Abelard nama yang tak asing untuk di dengar terutama di kalangan para pembisnis dunia. Pria berusia 30 tahunan itu sudah menjadi perbincangan hangat sejak usianya masih muda. Bukan hanya karena gelar Master of International Business, yang didapatkannya saat berusia 22 tahun. Tetapi ia juga sudah mewarisi Abe Company, Perusahan yang telah di dirikan Dadnya, Smith Abelard selama 32 tahun lamanya berdiri. Padahal Adam tahu bahwa Smith mempercepat untuk menurunkan warisannya kepadanya agar bisa berduaan dengan Adelyte Helma, mom tercintanya dimasa tua mereka. Adam hanya dapat menerimanya saja meskipun dalam hatinya ia ingin membangun perusahaan sendiri.

Tak terlepas dari pewaris Abe Comp. Adam juga mengurusi Perusahaan Perkapalan milik Smith. Kapal Pesiar yang sangat terkenal bernama S. A. Melbourne adalah nama yang diberikan oleh Smith dan di dedikasikan untuk Adelyte sejak dulu. Yah, meskipun terkadang Adam merasa jijik dengan perlakuan dan tingkah laku norak yang dilakukan Smith untuk Adelyte tapi kenyataannya Adam sangat menyayangi keduanya. Tidak ketiganya. Yap, satu lagi Alarice adiknya yang manis. Alarice berusia 7 tahun lebih muda darinya namun tingkat kedewasaan Alarice sangat jauh diatas Adam. Tapi sejak berusia 19 tahun Alarice memilih untuk mengenyam Pendidikan yang lebih tinggi lagi di Kanada dan hanya pulang 1 tahun sekali. Oleh karena itu, Adam sangat merindukan Alarice adik kecilnya. Begitu Alarice begini pula Adam. Adam juga memilih untuk tinggal di Apartementnya di Sydney, Australia untuk mengurus Abe Comp dan cabang utamanya dari pada harus tinggal Bersama Smith dan Adelyte yang kini menetap di New Zealand.

Yah, begitulah penggambaran Adam, pria yang selalu berpenampilan ala pembisnis terkenal. Tidak, memang terkenal. Adam selalu menjadi idola bukan hanya di perusahaannya saja. Bahkan hanya saat Adam berdiri di depan Swalayan, para gadis pasti langsung terpaku seketika dan menatap lama padanya. Tak bisa di pungkiri, Adam selalu memikat. Dan Adam pun mengakuinya. Bagi Adam, tidak ada yang lebih indah dan manis dari pada adiknya, dan tidak ada yang memikat dan mempesona daripada Momnya.

Adam bahkan sudah mempunyai fansclub tersendiri. Bagaimanapun juga Adam Abelard adalah pangeran impian bagi para wanita yang melihatnya. Hanya kesempurnaan yang terpintas saat mata memandang. Dan hari ini adalah hari sabtu, waktu yang tepat bagi Adam untuk bersantai selepas 5 hari penuh ia bekerja. Apartement mewahnya adalah tempat yang pas untuk melepas penatnya. Adam lebih memilih untuk berdiam di rumah daripada harus berjalan - jalan pagi mengitari kota sibuk di Sydney. Cukup pikirannya saja yang berkeliling mengitari dunia untuk pembuatan proyek - proyek perusahaannya.

Adam kini berjalan memasuki apartementnya sambil membawa Americano yang di belinya di depan swalayan seberang apartementnya di tangan kanannya dan koran pagi yang selalu menemani hari liburnya di tangan kirinya. Adam duduk di sofa bermerk Robbin Purple terbaru yang tampak menanti untuk diduduki.

Seraya membaca, ia menyesap hangat Americanonya.

"Saham global turun?!" Adam hampir tersedak, sesaat setelah mata tajamnya menatap grafik saham global dunia. Ia tidak percaya Saham untuk minyak bumi dan pengembangan AbeEcoTecno miliknya mengalami penurunan 0,07 % dari harga minggu lalunya. Bagaimana tidak, Adam adalah seorang yang perfeksionis baginya penurunan 0,001 % saja, Adam akan bertanya berkali - kali kepada dirinya apa yang membuat Saham Global turun meskipun ia sudah tahu penyebabnya.

"Hhh..." Adam hanya menghela nafasnya perlahan dan melipat asal korannya.

Benar kata Mom, aku kelelahan. Benar - benar melelahkan ternyata. Aku harus berkerja di balik meja kantorku yang mungkin sudah bosan untuk kududuki setiap hari. Aku benar - benar butuh sesuatu yang membuatku kembali fit. Adam menengadahkan kepalanya setelah membatin dengan dirinya.

Adam memikirkan cara apa yang harus dilakukannya agar ia dapat kembali fit dan merasa segar kembali. Seperti sebuah lampu keluar dari kepalanya. Adam tersenyum seketika dan memutuskan untuk menelpon sekretarisnya yang juga partner sewaktu mereka berkuliah, Jessy McKinnson. Terdengar bunyi suara tersambung di seberang.

S.A.MelbourneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang