-4. Langganan Menunggu-

9 0 0
                                    

Saat itu, kami pulang latihan sangat sore, sekitar pukul 17:10.

Ya, biasanya kami sudah pulang pukul 17:00.

Tapi kali ini tidak.

Tinggal aku dan beberapa temanku di dalam sekolah.

Aku sudah bersiap untuk mengambil motorku di parkiran sekolah.

Dan mengharuskanku melewati gerbang samping.

Terlihat sangat sepi, dan hari juga semakin gelap.

Karena tidak ingin membuat kedua orangtuaku resah, jadi aku harus segera pulang.

Gerbang samping selalu ditutup terakhir.

Ya, karena gerbang utama sudah tertutup satu jam setelah para murid pulang sekolah.

Saat aku melewati gerbang samping, aku juga sekaligus melewati seseorang.

Duduk termenung sendirian di tepi trotoar sekolah.

Dia, gadis yang sama.

Gadis yang selalu bisa buatku teralihkan dari semua hal.

Sialnya, aku hanya melewatinya dengan kaca helm tertutup.

Aku hanya bisa menyumpah serapah diriku sendiri.

Entah sebab apa aku melakukan itu.

Aku sempat berhenti di depan pintu gerbang utama dan kembali melihat gadis itu lewat celah pagar besi sekolah.

Syukurlah, para senior tengah menemaninya.

Tapi rasanya sedikit aneh melihat itu.

Aku kembali ke motorku dan mulai berkendara lagi untuk gegas pulang.

Bagus sekali Bayu, seharusnya kamu bisa mengantarnya pulang.


Bodoh!

Kenapa aku begini?

PROOFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang