5

7.4K 379 8
                                    

Saat ini

"Apakah kita akan... kau tahu.. hem... melakukan seks?" Aku menggeleng dengan cepat

"Oh, no no no... You don't have to... aku hanya menginginkan sperma mu lalu kau mendonorkannya ke klinik lalu, sperma mu akan di tanam di Rahim ku... Done..." Seth mengambil Corona nya lagi lalu menenggak nya sampai habis.

"Is this like the J-lo movie that you have been watch?"

"Bagaimana kau bisa tahu aku menonton film nya?"

"Kau update di snapchat mu..."

"Ah... "Aku mengangguk lalu membuka satu botol Corona lagi. Kurasa aku akan mabuk Corona hari ini.

"So, we don't have to having sex... skin to skin... some shit like that?" Aku menggeleng

"Nuh-uh... we don't... it's going to be weird if we do that..." Kami terdiam cukup lama. Seth membuka satu botol Corona lagi dan menenggaknya.

"Can I ask you something?" Aku menoleh kearah Seth

"Why me? Kenapa kau memilihku? Kenapa kau menginginkan ku untuk menjadi ayah dari anakmu?" Ya, kurasa Seth perlu tahu alasannya.

"Karena aku tahu siapa dirimu, aku tahu siapa kau, dan aku yakin anakku akan menjadi anak yang hebat kelak, mengetahui bahwa kau yang membuahi telurku," Apa-apaan ini, kenapa pipiku memanas? Ku yakin karena efek bir yang kuminum. Tapi, aku tidak gampang mabuk jika hanya meminum bir. Ku lihat pipi Seth tampak merona. Apakah efek bir juga atau kata-kata ku yang memalukan?

"Bisakah aku memikirkannya dulu?" Aku mengangguk pelan.

Seth berdiri dari duduknya lalu mengambil beberapa botol Corona dari kulkas ku dan membuka pintu apartemenku.

"Aku minta bir mu, kurasa aku membutuhkannya malam ini, I'll call you later," Ia menutup pintu dibelakangnya, dan aku menenggak Corona ku sampai habis.

***

Sudah seminggu aku tidak mendengar kabar dari Seth. Aku mulai ketakutan. Bagaiaman kalau ide gila ku membuatnya ketakutan? Bagaimana kalau ia akan menghilang selamanya dari kehidupanku? Aku tidak akan bisa hidup tanpa Seth!

Drrt drrt...

Handphone ku bergetar di meja kantorku lalu tampak nama dan wajah konyol Seth muncul dari layar handphone ku. Secepat mungkin ku tekan tombol hijau lalu terdengar suara Seth

"Hei, B..."

"Hei, Seth..." Kenapa suara nya terdengar canggung? Kami tidak pernah canggung sebelumnya.

"Hemm, mengenai permintaan mu tempo hari, aku sudah memikirkannya matang-matang," Aku mengangguk walaupun aku tahu ia takkan bisa melihatnya.

"Aku setuju, aku akan mendonorkan sperma ku ke klinik yang kau maksud, beritahu aku kapan kita akan kesana," Perasaan bahagai, gembira suka ria dan lega bercampur jadi satu. Dengan semangat aku menyebut kapan kita akan bertemu dan dimana letak klinik tersebut berada.

***

"Mr. Seth Owen, ini botol nya, silahkan masuk kedalam ruangan nomor dua," Seorang suster menyerahkan botol bening yang akan diisi sperma milik Seth. Seth berjalan perlahan ke dalam ruangan.

"Good Luck!"Aku menyemangati nya lalu ia tersenyum lemah padaku. 

CUT THE SHIT, I WANT A BABY (#1 THE SHIT SERIES) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang