Bagian tiga

469 5 0
                                    

Hari senin pun tiba, sekarang posisi matahari ada di atas kepala gue ( yak kali di atas kepala hahaha ) seperti biasa di hari senin sebelum masuk kelas, UPACARA BENDERA! dan ini tuh yang paling gue malesin! kenapa harus wajib upacara di setiap hari senin? Ada yang tahu,koment dong:v

Di samping kanan gue ada Arlan di samping kiri gue ada, enggak tahu siapa nama nya intinya dia seorang laki laki!

"Anif, lo di kelas apa nanti?" Arlan mulai mengajak gue buat ngobrol,

ini bocah pas waktu itu dengerin gue ngomong gak sih!

"Gak tahu, lupa!" Jawab gue sok bego, pandangan kita tetap ke arah depan tapi mulut membuka.

"masa gak tahu, tanya coba!"

"Arlandi Nabil" tiba tiba nama Arlan tersebut dan sumber suara itu dari pembina upacara!

Keren yah pembina bisa hafal nama murid.

"IYAH PAK!" Teriak Arlan sambil mengangkat tangan nya. Cih bego hahaha.

Semua siswa/siswi melihat ke arah nya dan amanat di hentikan sejenak karena kelakuan Arlan tersebut.

"Maju!!" kata pembina, dan Arlan menurut apa yang di pinta pembina.

"...."

"...."

Arlan berdiri di depan tiang bendera dan tangan di telinga lalu kaki naik satu.

"Sampai upacara selesai"

__________________________

Gue jalan lewat koridor bareng Arlan, tadi sempat ada masalah sedikit soal Arlan di hukum itu. Banyak nya siswi melihat ke arah gue tapi gue mengacuhkan nya ( bukan nya sombong ). Gue paling gak suka di asingkan seperti itu.

"Alis nya tebal banget" ucap salah satu siswi yang sempat terdengar sama telinga gue.

Gue terus berjalan sempat melewati beberapa kelas dan akhirnya sampai di kelas.

"Anak baru yah?"

"Eh ada anak baru?"

"Arlan, itu siapa?" tanya salah satu siswi.

Kenapa jadi ramai seperti ini, macam artis saja aku ini hahaha.

"saudara gue yang paling ganteng sejagat raya" jawab Arlan,"pasti lo ada mau nya kan?" tegur gue.

"Siapa nama nya"

"gak tahu, lupa!" Ingin ku tampol rasanya.

"Kenalan lah sendiri" sambung Arlan, siswi itu jalan ke arah gue.

"Nama kamu siapa?" tanya nya sambil menjabat tangan,"oh gue Anif" gue membalas jabatannya.

Mata gue mendapati sesosok makhluk tidak asing lagi, kaya kenal tapi dimana yah. Dia lagi asik membaca buku, seperti novel.

"Nama aku Rayna" gue cuma mengiyakan nya dan siswi itu balik lagi ke asalnya ( ke tempat duduk nya lah, masa ke akhirat ).

Alena!

Gue duduk sama Arlan, dia mindahin teman nya demi gue buat bisa duduk. Kasian juga sih sama teman nya itu.

"Pak Ridwan Pak Ridwan!!" Teriak salah satu siswa yang menandakan bawah ada situasi darurat.

Benar saja ada seorang guru masuk ke kelas.

"Assalamu'alaikum" salam nya,"bapak dengar kata nya ada anak baru yah?" Sambung nya.

"Iyah pak! Saudara saya dia" sahut Arlan, gue menyikut dia. Goblog sahut gue pelan.

"Coba perkenalkan diri, dari tempat duduk kamu"

Gue berdiri,"perkenalkan nama saya Nadin Anifarhan sering di panggil Anif" kata gue dengan pede nya dan kembali duduk.

Semua siswa yang ada di kelas pandangan nya ke gue semua dengan heran, tapi Alena enggak.

Belom aja gue buat klepek klepek.

Sexual AbnormalitiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang