6

26 9 0
                                    

Ga Eun meneguk segelas air yang ada dihadapannya saat mendengar penjelasan dari Jae Min. Dia mulai berubah pikiran pada sosok Jae Min yang ia anggap penipu kelas teri. Meskipun begitu Ga Eun terdiam menatap Jae Min dengan wajah yang sedikit kesal.

"Kebohongan apa lagi? Bisa kau ungkapkan sekarang" tanya Ga Eun penasaran

"Em aku seorang penulis. aku suka negara yang beriklim tropis, terutama indonesia, disini memberikan aku banyak ide-ide indah" jelasnya

Ga Eun mengangguk pelan, menurutnya memberikan sebuah senyuman singkat adalah jalan terbaik untuk keluar dari kekakuan ini.

Berkat semua penjelasan itu, Ga Eun melupakan kejadian 3 bulan lalu, dan prasangka buruknya sudah terhapus.

"Selamat menikmati" ucap pelayan pria yang mengantar makanan pesanan mereka.

Saat akan memakas Sandwich itu terdengar bisikan kecil dari bibir Ga Eun, Bismillahirrahmanirrahim, membuat Jae Min mengangkat alisnya sedikit.

"Apa..yang kau ucapkan barusan?"tanya Jae Min

"Bismillahirrahmanirrahim?"

"Iya itu, maksudnya?"

"Artinya, dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang" jawab Ga Eun

Jae Min mulai bingung, "kau seorang muslim?" Selidik Jae Min

"Ya, ayahku seorang mualaf asal korea selatan tepatnya dibusan. Dan ibuku muslim sejak lahir, maka dari itu aku juga seorang muslim" jelasnya

Jae Min hanya mengangguk sambil berpikir

"Mualaf? Apa itu?" Tanyanya lagi

Ga Eun hanya melemparkan senyuman singkat karena Jae Min tak henti-hentinya bertanya "Mualaf adalah sebutan untuk orang non-muslim yang baru masuk agama islam" jelasnya sekali lagi

Jae Min semakin tidak paham, terlalu banyak kata-kata yang keluar dari mulut Ga Eun yang tidak ia pahami. Ia mengangguk lagi dan kembali memakan sandwich.

"Sudah sering aku keindonesia yang mayoritas penduduknya islam, tapi kenapa aku tidak tahu apa-apa" pikirnya dalam hati.

"Sudah selesai?" Tanya Jae Min

"Iya sudah" jawab Ga Eun mengangguk.

Mereka berjalan keluar dari caffe, Mata Jae Min kembali menatap sekilas pada seberang jalan. Ia menghela nafas melihat Vino sudah tidak ada disana.

Jae Min terhenti saat akan memasuki mobilnya.

"Masuklah, aku akan mengantarmu" bujuk Jae Min

Ga Eun sedikit keberatan dengan tawaran itu, tapi akhirnya dia mengangguk dan masuk kedalam mobil Jae Min.

"Terima kasih" ucap Ga Eun memecah keheningan didalam mobil

"For what?" Tanya Jae Min

"Tinjuan di bandara, dan....em karna berpura-pura menjadi pacarku" ucapnya sambil menatap Jae Min

"Haha it's oke, aku hanya refleks berjalan dengan emosi kearah kalian, lagipun aku berhutang 5 juta rupiah padamu" jelasnya

"Hahaha 5 juta rupiah itu tak perlu kau pikirkan, aku sudah melupakannya, lagipun itu juga kesalahanku karena berdiri ditempat yang salah" Tawa Ga Eun kembali memecah keheningan

Jae Min membalas dengan tawa singkat, ia mulai berfikir bahwa gadis inj ternyata bukan sosok yang sangat kasar, bahkan dia bisa malu saat dibandara tadi, karakternya kadang tak bisa ditebak disetiap pertemuan membuat Jae Min sedikit menyukainya sebagai orang yang baru dikenal.

Mobil berhenti, mereka keluar secara bersamaan.

"Terima kasih Jae Min-ssi" ucapnya dengan senyuman manis membuat lesung pipinya kembali terlihat.

Jae Min melihat pipi wanita itu "Ohh! Itu..dipipimu" Ucapnya dengan menunjuk pipinya sendiri

"Apa?" Tanya Ga Eun

"Lubang manis itu" ucapnya.

Pipi Ga Eun seketika memerah, "ah..ini, ibuku mempunyai, mungkin keturunan" jelasnya

"Oke baiklah, dikorea selatan juga banyak yang mempunyai itu tapi sepertinya punyamu lebih manis" Kata Jae Min, "aku pergi sekarang, dan ingat, jangan terlibat dengan uang 5 juta rupiah lagi" lanjutnya sembari tertawa

Matahari sudah tenggelam, Adzan mulai berkumandang di masjid yang tak jauh dari tempat tinggal Ga Eun. Seperti biasa ia melaksanakan shalat dirumahnya.

Wanita 25 tahun yang sedikit kasar dan baru mempunyai satu mantan pacar ini sangat paham jika shalat dan jilbab merupakan kewajibannya, meskipun terkadang suka melaksanakan shalat dipenghujung waktu.

Dia wanita yang biasa, tidak terlalu memikirkan dunia Fashion.
Pakaiannya bukan juga pakaian yang syar'i, ia hanya sering menggunakan setelan baju sepaha dan celana jeans hitam.

Drrrr!

Handphone-nya bergetar, sebuah pesan baru dari Sa Rang "Eun kamu masih belum mau kerja ya" tanyanya

"Belum" jawab Ga Eun

Pesan baru dari Sa Rang kembali masuk "oh yaudah, kamu nyesel gak pacaran sama Vino?" Tanyanya lagi

"Nyesel, aku kira dia serius mau kepelaminan. Dah ah aku mau move on cepet, jangan dibahas" kata Sa Rang kemudian

"Cowok korea itu lumayan juga Eun, baik lagi" kata Sa Rang

Mata Ga Eun tak berkedip menatap pesan itu, ia hanya membaca tanpa membalasnya " baik apanya" ucapnya dalam hati.

Ia kemudian duduk dimeja dandan, menatap wajahnya sendiri pada cermin sembari memikirkan ekspresi Jae Min yang bahagia melihat lesung pipinya.

Ia tersenyum dan memegang pipinya "hmm jadi aku manis ya" ucapnya dalam hati, "hahaha" Lanjutnya

5 million LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang