***
"Apa sih berisik sekali!!" Ujarku mendengar suara alarm jam yang mengganggu tidur. Suaranya yang berisik membuat tanganku memukul jam yang berada di atas meja. Sayangnya jam itu tidak kunjung berhenti berbunyi yang membuat kedua bola mataku terpaksa untuk terbuka. Aku yang sedang tidur di sofa melihat ke arah kak Rachel. Ia masih tertidur dengan boneka teddynya. Seketika mataku berbalik arah melihat jam yang tidak berhenti mengeluarkan suara.
Fuckkkk!!' Kagetnya aku melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh pagi. "Sialan, ini masih di rumah sakit lagi?!"
Kedua bola mataku mengeras membuat tubuh segar seketika. Dengan cepat aku yang sedang tidur di atas sofa berlari ke kamar mandi, sambil mengambil kemeja sekolah yang telah terlipat rapih di atas meja.
Hanya butuh waktu 10 menit, aku sudah rapih dan siap berangkat sekolah. Sebenarnya bila aku mandi tidak terburu-buru aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam, untuk berendam sambil mendengarkan musik kesukaanku.
Aku menghampiri kak Rachel yang sedang tertidur, lalu aku mengecup keningnya dan berkata. "Cepat sembuh ya kak! nanti kalau kakak sudah sembuh kita pergi ke Antelope Canyon tempat yang selalu ingin kakak kunjungi." Ia sangat ingin pergi ke sana tapi karena sedang sakit dan sibuk mengerjakan tesisnya, ia tidak pernah bisa untuk pergi ke sana.
Setelah mengecup kening kak Rachel yang tertidur, aku dengan cepat mengambil tas sekolah dan kunci mobil untuk pergi. Baru aku buka pintu rawat inap, kutemukan Bi ros yang baru mau masuk ke dalam ruangan. "Ah pas sekali Bi ros sudah sampai, baru saja mau aku hubungi padahal." Ujarku pada Bi Ros yang merupakan ART yang merawatku sejak kecil.
"Iya den, tadi bibi di suruh ke sini sama Bapak! Supaya aden bisa pergi ke sekolah dan bibi yang menemani non Rachel." Ujar Bi Ros padaku.
"Iya, makasih Bi." Balasku sambil berlari ke luar rumah sakit menuju tempat parkir mobil.
'Mana nih Si putih?!' Ucapku dalam hati yang kebingungan mencari mobil. 'Oh ini dia' Akhirnya aku temukan mobil dan lekas berangkat sekolah.
Ketika aku sedang membawa mobil ke sekolah, dalam perjalan aku melihat sebuah mobil hitam yang kemarin menghalangi mobilku.
Si bajingan kemarin parkir di sini! Ujarku dalam hati, sambil menepikan mobil untuk melihat mobil hitam itu.
Mana Si bajingan pemilik Lamborghini ini?! Sialan hanya ada mobilnya saja. Aku tidak bisa hanya berurusan dengan mobilnya, yang ada hanya membuang-buang waktu. Ah sudah lah aku masih harus berangkat sekolah.
"Berengsek!"
Seruku yang telah sampai di depan gerbang sekolah melihat pintu gerbang sudah tertutup rapat. Melihat hal ini akupun tidak putuh asa dan memikirkan cara masuk ke dalam sekolah. Because sekolah penting bagiku!
Sambil memainkan jari mengetuk-ngetuk setir mobil terbenak sebuah ide di pikiranku, dengan cepat aku pergi memarkirkan mobil di ruko-ruko depan pintu masuk belakang sekolah.
Tentu saja pintu masuk tersebut di tutup dan di jaga oleh satpam. Tapi penjaga pintu belakang lebih mudah di ajak kerjasama, maka dari itu aku tidak tinggal diam dan menggunakan kesempatan ini untuk memasuki sekolah. 'Biasanya sih! Aku suka melihat anak-anak yang terlambat bisa masuk sekolah melewati pintu ini, tapi dengan cara memberikan sebungkus rokok pada penjaga gerbang.' Maka dari itu aku membeli juga sebungkus rokok untuk bisa masuk.
"Pak - Pak!" Ucapku sambil melambai-lambai ke arahnya dengan sebungkus rokok yang terngenggam di lengan. "Pak bukain pintunya dong" Senyumku pada Pak satpam penjaga pintu gerbang belakang sekolah. Satpam itu dengan cepat membuka pintu untukku, yang seketika itu juga akupun masuk. Ketika aku sedang memberikan rokok pada satpam itu terdengar suara perempuan yang berteriak ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Memory
Teen Fiction"Penyesalan datang belakangan, tapi tidak bagiku. Tak ayalnya awan membayangiku kemanapun kaki ini melangkah, berhati-hatilah denganku!" # 27 in Sastra (02/08/18) # 25 in Sastra (07/08/18) # 10 in Sastra (11/08/18) # 640 in Teenfiction (11/08/18) #...