Chapter VI : Still Connected

1.1K 179 26
                                    

Matthew sempat mengabari Mingyu tentang perkembangan kasusnya dan tentang orang-orang berjubah aneh serta anak kecil yang pernah diceritakan Mingyu. Menurut keterangan dari para tersangka yang tertangkap di sana, tidak ada orang-orang seperti yang diceritakan oleh Mingyu. Diberitahu begitu, Mingyu akhirnya menyerah dan memaksa dirinya untuk menganggap bahwa orang-orang yang dia lihat dulu hanyalah hasil dari kefrustrasiannya ketika disekap, hanya halusinasinya, walaupun dia tahu bahwa mereka itu nyata adanya.

Seminggu telah berlalu sejak kejadian itu. Wonwoo sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan sekarang dia sedang berjalan menuju ke lokasi pertemuannya. Wonwoo tiba di kafe Viva Polo, begitu masuk, dia langsung disambut dengan berbagai macam ornamen EXO terutama foto-foto Chanyeol dan Baekhyun. Masuk lebih dalam, dia menemukan Mingyu sudah menempati salah satu meja dengan segelas kopi di depannya.

Wonwoo melirik jam tangannya sambil menarik kursi, "Aku tidak terlambat," ujarnya. Mingyu tertawa, "Memang, aku yang kecepatan datangnya. Sudah pesan?" Wonwoo menggeleng. "Tenang saja, sudah kupesankan, kok." Ujar Mingyu sambil menyeruput kopinya.

Benar saja, tak lama kemudian, pesanan mereka sampai dan mereka langsung menyantapnya.

"Setelah dari sini, kita mau kemana lagi?"

Wonwoo ingat saat Mingyu meneleponnya dua hari yang lalu, dia mengatakan bahwa dia ingin mengajak Wonwoo jalan-jalan seharian.

Mingyu menggedikkan bahunya, "Tidak tahu. Terserahmu mau kemana. Aku sengaja mengosongkan jadwalku hari ini untukmu."

"Oh, kenapa itu terdengar manis ditelingaku?"

"Karena aku yang mengatakannya."

Wonwoo menyelesaikan makannya, "Baiklah. Karena ini terserah padaku, ayo ke Myeongdong."

"Myeongdong? Mau belanja?"

Wonwoo menggeleng, "Kita ke Legend Heroes."

"Baiklah."

👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈

Sesampainya di tujuan, Wonwoo berjalan duluan menuju ke area panahan dan Mingyu mengikutinya di belakang. Wonwoo menoleh ke arah Mingyu setelah dia memegang busurnya, "Mau bertaruh?"

"Apa?"

"Apa saja."

"Kalau begitu yang standar saja, yang kalah harus mengikuti perintah yang menang."

"Berapa banyak?"

"Tidak terbatas, durasinya sampai hari ini berakhir."

"Menarik." Wonwoo mengangkat busurnya, "Kalau begitu, dimulai dari sekarang." Wonwoo melepaskan anak panahnya dan berhasil mengenai poin 8. Dia melakukannya tiga kali berturut-turut dan mendapat total 27 poin.

Giliran Mingyu, dia berhasil mendapatkan total 28 poin dari tiga kali tembakan. Mingyu berbalik dan menunjukkan seringaiannya. "Aku menang."

Wonwoo yang tidak terima kalah begitu saja kembali mengajukan penawaran, "Dua dari tiga permainan," katanya. Mingyu tertawa pelan dan merangkul bahu Wonwoo, mengajaknya keluar dari booth panahan. "Baiklah, pilih saja. Aku pasti akan menang."

Wonwoo menepiskan tangan Mingyu dari bahunya dan berjalan cepat mendahului Mingyu menuju ke booth shooting clay. Begitu Mingyu sampai, dia langsung menyodorkan sebuah senjata pada Mingyu.

"Kau duluan."

"Oke."

Wonwoo diam saat melihat Mingyu bisa menembak semua sasarannya dengan tepat. Kalau begini, kemungkinannya untuk menang di permainan tembak-tembakan ini sudah jelas tidak ada.

[MEANIE] - THE TELEPATHYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang