1 •• Bakso teh Siti

1K 48 1
                                    

Haaiiii gue kembali untuk nemenin kegabutan kalian, HAHAHA gadeng:)). Vote&Komen yaw:3

-Happy Reading-

Sama seperti pagi biasanya, Barsha tidak akan pernah telat. Dan Gilang akan selalu telat.

Jika Senin adalah hari paling menyenangkan bagi Barsha, maka tidak dengan Gilang.

Hari tersialnya adalah hari Senin.

Iya, itu perbedaan keduanya. Masih banyak perbedaan antara Gilang dan Barsha.

Juga, Tentang perasaan keduanya.

Ah, sudahlah, mau sampai kapanpun Gilang hanya menyayangi nya hanya sebatas sahabat.

Oke, balik ke topik.

Upacara berlangsung lama. Karna upacara pertama setelah libur panjang, adalah sekarang. Barsha bergumam pelan.

"Lama anjir" keringat mulai metetes, Barsha pun mengelap menggunakan tissu yang ia taro di kantong.

"Iya, lama ya sha"

"Anjir, Apaan si lo"

"Kasar banget si Shasha-ku." Goda sang lelaki

"Gilang bacot." Untuk kesekian kalinya, dia cursing hari ini.

Tiba-tiba, terdengar teriakan dari depan.

"Itu yang lagi ngobrol diam! Lihat kedepan!" Omel bu Endang kepada Gilang dan Barsha.

***

Usai upacara, semua siswa - siswi dibebaskan alias jamkos. Untuk kelas 11 dan 12.

Itulah dia kenapa disini sekarang, kantin.

Tempat dimana setengah dari siswa - siswi SMA Pancasila berlalu lalang. Banyaknya siswa - siswi membuat Barsha kesusahan mencari Gilang.

Sampai dimana dia menemukan Gilang yang sedang memakan bakso dengan khidmat. Walau sesekali melontarkan gombalan - gombalan kepada siswi-siswi yang lewat.

Barsha mendengus pelan, sudah biasa dengan kelakuan sahabat nya itu.

Pernah sekali, Gilang menyukai wanita sampai ia mengerjarnya dengan mati matian. Tapi akhirnya, dia berhenti karna tau wanita itu sudah memiliki kekasih.

Ia menghampiri sahabatnya, Gilang yang mengetahui itu tersenyum lebar.

"Sini sha sini!! duduk di samping pacar hahaha gadeng sahabat maksudnya"

Barsha tersenyum simpul. Dia menatap Gilang dengan pandangan gue-beli-makan-dulu. Lalu Gilang tersenyum sembari bentuk tangannya berbentuk huruf Ok

Barsha memesan bakso teh Siti dan es jeruk. Selesai memesan, ia menghampiri Gilang dengan malas-sudah pasti banyak fans Gilang yang melihat Barsha dengan tatapan benci.-

Sedangkan Gilang malah tertawa mengejek.

Setelah duduk disamping Gilang, Barsha mencecar ya dengan pertanyaan.

"Fans lo emang ngeselin banget ya. Padahal muka lo ga cakep cakep amat tuh. Gue diliatinnya gitu banget si, kaya benci banget sama gue, gue jadi males kalau gini trus, males ke kantin anjing." Cecernya dengan akhiran cursing.

"Nih ya, gue bilangin, mereka itu sirik sama lo. Mereka gabisa jadi orang yang pertama kali gue datengin kalau lagi ada masalah. Lo yang gue hubungi pertama kali kalau gue butuh tempat buat jadi sandaran. Lo itu rumah, tempat dimana gue pulang. Lo itu tempat dimana gue berteduh, berteduh dari hujan dan panas. Lo itu kaya apa ya? Orang yang paling gue butuhin selain orangtua gue."

Barsha termenung. Dia terkesima dengan pola pikir Gilang. Oke, Barsha akui Gilang bukan orang bodoh. Termasuk dalam jajaran orang pintar malah. Tapi sekarang, dia terlihat lebih berwibawa. Atau apa ya namanya?

Seorang seperti Mario teguh. Dia terlihat seperti lebih tampan. Oke, Barsha akui dia memang sangat tampan. Sangat malah. Tapi, Gilang lebih tampan pada saat seperti ini.

"Anjir gil, dapet quotes dari mana lu? Dari papan di pinggir jalan atau apa? Hahaha"

"Tuh kan ah bar, lo mah gitu. Lagi bener dibilang dapet katakata nya dari mana. Pas lagi gila dikatain juga. Yaudah, lu suci gue penuh dosa" Gila berbicara dengan muka yang di melas melaskan membuat mukanya mirip dengan badut.

Tawa Barsha meledak, sampai sampai dia mengeluarkan air dari matanya.

"Lucu lo bar"

"Apaan hah? Lucu banget dong gue, saking lucu nya mirip sama boneka panda kan?"

"Boneka santet lo mah"

"Anjing, ngomong apa lo!"

Sebelum Barsha mengomel atau bahkan meninju pipi Gilang, lebih baik Gilang lari Kemana pun asalkan tidak kena tinju-nya Barsha.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang