Drrtt drrtt drrtt...
HP Baekho bergetar di meja, sang empunya masih terlelap dalam tidurnya, tak terganggu sedikitpun.
Sekali, tak didengar.
Kedua kali, si pemilik benda persegi itu mulai membuka matanya perlahan.
Ketiga kali, handphone itu pun di matikan.
Hey, ini masih pagi jangan suka ganggu acara nikmat seseorang dong. Begitulah kurang lebih.Tapi sepertinya si penelpon masih belum menyerah, HP itupun kembali bergetar. Jengah juga lama-lama. Dengan malas Baekho mengarahkan HP itu ketelinganya, dan teriakan keras pun langsung terdengar tanpa permisi.
"YAK! BERANI-BERANINYA KAU MEMATIKAN TELPONKU !!!" ah, si cerewet Minki rupanya.
"Hmm.." tadinya sih mau langsung dimatikan saja, tapi setelah dipikir-pikir si Minki itu pasti akan terus menerus menelponnya. Nambah tidak bisa tidur nanti. Bahaya.
"Wae?" jawab Baekho dengan suara paraunya.
"Aku hanya ingin mengingatkanmu saja. Jangan lupa beri makan Minyeo yaaaa! Kemarin..... apa dia makan banyak?" Diseberang telpon suara Minki melembut saat menyebut nama Minyeo.
Minyeo? Haa! Bola mata Baekho terbelalak. Iya, rubah itu. Gawat. Baekho lupa memberi jatah makannya semalam.
"Yak! Kang Baekho? Jangan bilang kau tidur lagi? Heh!"
"A-ani, aku sudah bangun kok. Hehe. I-iya tentu saja aku memberinya makan sesuai jadwal. K-kau tenang saja" Baekho terbata saking gugupnya. Dia sudah tidak tiduran, kini tubuhnya terduduk dengan terus mengusap wajahnya kasar.
Rubah itu tidak akan mati kan? Iya tentu saja tidak. Aku hanya melewati satu kali jadwal makan saja kok. Pasti tidak apa-apa. Ucap Baekho dalam hati. Berusaha menenangkan diri.
Kalau sampai terjadi apa-apa dengan si Minyeo, entah akan jadi apa Baekho oleh Minki. Ah! Bukan hanya Minki, tapi Jonghyun dan Aron juga pasti akan ikut-ikutan menyerangkan. Sial, si Minki ini banyak sekali pawangnya.
"Baguslah. Terimakasih, Baekho. Aku sedang di Jepang. Kau mau oleh-oleh apa? Sebutkan saja, nanti aku belikan sebagai ucapan terimakasih"
"Kau serius akan membelikannya untukku?"
"Tentu saja" suara Minki terdengar riang, tanpa tahu smirk aneh muncul di wajah sahabatnya.
"Aku ingin .... jam tangan rolex keluaran terbaru"
Tuttttt... panggilan terputus.
Baekho terbahak ditempat, ia tak kuat menahan tawa. Di kepalanya terbayang bagaimana wajah kesal Minki saat ini, pasti dia sedang menggerutu dengan bibir monyong2 ga jelas. Pasti lucu. Benar-benar menghibur sekali. Ucapkan terimakasih pada Choi Minki yang membuat Baekho tak henti-hentinya tertawa geli.
Setelah puas tertawa, Baekho berjalan ke arah dapur sambil meregangkan tubuhnya. Saat melewati kerangkeng Minyeo, kakinya berhenti. Ditengoknya Rubah cantik itu. Minyeo sedang meringkuk melipat tubuhnya, wajah mungilnya tertutup telinga lebar miliknya. Tubuh Minyeo memang mungil sekali, mungkin jika di sandingkan dengan Lucky (kucing milik Minki), Minyeo ini jauh lebih kecil.
Seolah merasa ada seseorang didekatnya, Minyeo membuka matanya dan mengangkat kepalanya melihat ke arah Baekho yang masih memantung didepannya. Minyeo mengerjapkan matanya dengan gemas. Baekho yang melihat itu tak tahan dan mulai berjongkok untuk melihat mata Minyeo lebih dekat.
"Mian, aku lupa. Maafkan aku oke? Hari ini aku akan memberikan jatah mu double sebagai ganti yang semalam" Baekho tersenyum samar. Ia bangkit dan membuka laci paling atas, mengeluarkan 2bungkus makanan Minyeo yang kemarin dikirim Minki. Tak lupa, Baekho juga menaruh air putih dengan penuh, takut kalau Minyeo tersedak dengan porsi makan yang jauh lebih banyak ini.
"Habiskan. Dan cepatlah gemuk. Kau kurus sekali!" Setelah mengucapkan itu, Baekho pergi mengambil minum dan meneguknya sambil terus memperhatikan Minyeo yang kali ini sudah sibuk dengan makanan yang tadi diberikan Baekho.
Setelah mencuci mukanya di westafel, Baekho seolah sadar akan sesuatu. Tapi entah apa itu. Ia membalik tubuhnya, matanya terus menelusuri seisi dapur tak terkecuali dengan menatap Minyeo yang kini sedang minum.
Aneh. Entah kenapa Baekho merasa ada yang aneh, tapi dia tidak bisa menemukan apa yang aneh.
"Mungkin hanya perasaanku saja" Baekho pun melangkahkan kakinya keluar dapur, rencananya dia mau mandi lalu setelah itu pergi keluar cari makan untuk sarapan.
Makan? Sarapan?
Kedua kalinya pagi ini Baekho membelakakan matanya. Ia yang sudah berdiri diambang pintu dapur, melihat ke depan yaitu ruang tengah yang .... bersih?
"Tunggu? Aku tidak ingat kalau aku sudah membersihkan semuanya" Baekho terus mengerjapkan matanya tak percaya. Kini, tatapannya pergi ke arah dapur. Meja, di meja itu seharusnya ada sekitar 4 mangkuk ramyeon yang dia makan semalam bersama Sangin. Disana juga.... bersih tak tersisa satupun mangkuk, bahkan bercak noda kuah ramyeon pun tak ada.
"Si-siapa yang membersihkannya? Aku? Tidak mungkin!"
'Aku.. aku yang membersihkannya dengan susah payah, Bodoh!'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Fox
FanfictionCerita tentang Kang Baekho yang terpaksa merawat seekor Rubah Fennec cantik milik salah satu sahabatnya selama dua minggu di apartementnya. BaekMin ☆ Brothership ! No Yaoi ! a Nuest Fanfic with Fantasi side