"Tapi itu aneh menurutku" raut wajah Baekho masih terlihat linglung. Kejadian tadi pagi yang sulit diterima akal sehatnya terus mengganggu pikirannya seharian ini.
"Hanya perasaanmu saja. Coba kau ingat-ingat lagi. Bisa saja kau memang memanggil tukang bersih-bersih tanpa kau sadar" sahutan Bumzu, sahabat dekat Baekho kembali membuat pria berwajah sangar itu menautkan alisnya.
"Aku yakin tidak memanggil tukang bersih-bersih, kau tau sendiri hyung kalau aku bahkan tidak bisa mabuk" Baekho mengambil cangkir Americano nya dan mengecapnya sedikit.
Pagi ini, ketika kesadarannya kembali penuh Baekho menyadari bahwa ada orang lain yang membersihkan apartemennya, tapi bagaimana bisa? Baekho yakin sudah mengunci pintunya saat SangBin pulang tadi malam.
Bumzu yang melihat raut bingung sahabatnya itu hanya bisa menggeleng, mungkin benar Baekho butuh liburan, pikirnya.
"Kau sudah selesaikan lagunya?" Bumzu mencoba mengalihkan pembicaraan. Baekho menggeleng.
"Tidak. Tidak satu lagu pun" ucapnya lemas.
"Pergilah ke Jeju. Temui ibumu. Mungkin setelah itu kau akan merasa lebih baik" saran yang bagus untuk saat ini.
Baekho tinggal seorang diri di Kota, pergi jauh dari desanya untuk mengejar mimpinya. Sejauh ini, semua baik2 saja. Baekho selalu bisa membuat nada yang indah. Setiap lagu yang ia ciptakan membawa nuansa baru dan memiliki arti yang hangat.
Tapi sejak sebulan ini, nada indah itu seolah hilang dari pikirannya. Ia selalu tidak menemukan nada yg pas untuk lagu-lagunya. Tak tahu pasti apa yg terjadi yang jelas nada itu seolah menjauh darinya.
Dalam perjalanan pulang, Baekho merenungi atas semua yang terjadi sebulan ini. Dan tak ada satupun jawaban yang pas untuk disambungkan dengan hilangnya inspirasi seorang Kang Baekho. Tak satupun.
Semua kegiatannya berjalan normal. Jadwal berkumpul dengan temannya pun tetap bisa ia sempatkan. Tapi kenapa? Menciptakan lagu yg dulu mengasyikan, berubah menjadi beban yg semakin berat setiap harinya?
Tanpa kenal menyerah, Baekho mengeret kakinya kembali ke ruang studio. Memaksa dirinya untuk terus mengumpulkan nada dan merangkai lirik yang indah, ia tidak bisa menyerah dengan mudah bukan?
Ketika tengah malam, lagi-lagi mata yang sebelumnya biasa terjaga hingga pagi buta menjadi luar biasa mengantuk. Tak ingin tertidur, Baekho membuat satu cangkir kopi hitam guna mengusir rasa mengantuk yg menggila. Tapi tetap tak berhasil. Karna akhirnya ia tertidur pulas diantara tumpukan kertas-kertasnya.
Tepat setelah si empunya rumah tertidur pulas, langkah kaki terdengar dari arah dapur. Langkah jenjang itu tanpa ragu melangkah menuju satu ruang yang penuh dengan buku bacaan, seperti sudah biasa ia kesana. Setelah menemukan buku yg pas, pemilik kaki jenjang itu mendudukan dirinya di sofa depan tivi. Larut dalam bait demi bait yang tertulis di setiap kertas dari buku yang ia baca.
"Aku tidak menyangka, orang seteledor dan sejorok dia punya selera bacaan yang bagus. Tidak terlalu buruk"
Ia adalah seorang pria dengan paras yg bisa dibilang cukup tampan. Kau tau siapa dia? Dia, Minyeo. Rubah milik Choi Minki yang menetap di sini sejak dua hari yang lalu.Tak seperti rubah pada umumnya, karna dia bisa merubah dirinya dalam bentuk manusia utuh.
Kalian percaya dongeng? Atau sihir mungkin? yah, pria ini lahir di dunia dongeng. Parasnya terlalu indah untuk ukuran manusia. Terlalu bersinar dengan aura lembut yang memabukkan.
Detik kemudian, netra kelam Minyeo menangkap punggung Baekho yg terlihat dari celah pintu studio. Ia pun lantas menghampirinya dan kembali terkagum. Minyeo tidak pernah bisa kesini sebelumnya. Ia pun tidak tertarik sama sekali kesini, tapi setelah melihat betapa lengkapnya ruangan ini membuat dirinya mengklaim bahwa ruangan ini akan menjadi ruangan favoritnya, selanjutnya.
"Dia pencipta lagu? Pantas saja urakan" Dengan telaten Minyeo memungut kertas2 yang berserakan, mengumpulkannya menjadi satu. Dan karna Minyeo rajin, ia bahkan mengurutkan kertas itu berdasarkan tanggal.
Dari sana Minyeo sadar, hari demi hari tulisan yang ada di kertas itu semakin sedikit. Membuatnya menatap Baekho dengan sedih. Ia sadar, si penjaga nya itu sedang kehilangan inspirasi.
Walaupun orang ini selalu lupa memberinya makan, tapi harus Minyeo akui Baekho punya hati yg lembut untuk ukuran orang bertampang sangar. Juga karna rumahnya yg sangat Minyeo sekali. Semua yang Minyeo sukai ada disini.
Kakinya melangkah mendekati Baekho yang masih terlelap, ditengoknya kertas yang beberapa saat lalu masih digarap si empunya. Kertas yang penuh coretan disana sini. Ada niatan di hati Minyeo untuk membantu, menulis lirik? boleh juga.
Setelah berfikir beberapa saat, Minyeo akhirnya mengambil kertas itu, dan mulai menulis kata demi kata yang entah kenapa ia begitu lancar menulisnya tanpa bisa di bendung. Duduk tepat disamping Baekho, ia tersenyum bangga dengan hasil tulisannya.
"eh tapi kok jadi sepanjang ini? Sebenarnya ini untuk lagu atau cerpen sekolah?" ia lupa satu fakta, bahwa ia belum pernah sekalipun menulis lirik lagu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Fox
FanfictionCerita tentang Kang Baekho yang terpaksa merawat seekor Rubah Fennec cantik milik salah satu sahabatnya selama dua minggu di apartementnya. BaekMin ☆ Brothership ! No Yaoi ! a Nuest Fanfic with Fantasi side