PROLOG

30.8K 847 273
                                    

Nb : Jadi ini hasil revisi dari cerita THE BAD BOY. Jangan lupa kasih vote 🌟 & komen 💬

💦💦💦
"Ada siang berarti ada malam. Ada api berarti ada air dan ada pertemuan pasti ada perpisahan."

💦💦💦

Ira dan Bara dalam perjalanan pulang, keduanya tadi menghadiri pesta ulang tahun Revan, sahabat Bara. Di dalam mobil, Bara tiba-tiba mengajak Ira untuk bernostalgia awal mulanya mereka bertemu. Bara masih ingat, bagaimana dia dan Ira bisa seperti sekarang. Saat itu hujan turun dengan deras, banyak orang-orang yang menepikan kendaraannya dan berteduh di sana.

Di halte hanya Bara yang memakai seragam sekolah dengan dibalut jaket jeans. Bara mengusap kedua tangannya karena kedinginan. Tak lama, matanya menangkap sosok gadis dengan seragam sekolah yang sama dengannya tengah berlari di bawah guyuran hujan, tasnya digunakannya untuk melindunginya dari hujan. Bara segera menghampiri gadis itu yang ternyata teman sekelasnya.

"Hei, kamu cewek yang pendiam di kelas itu kan?" Ira tersentak kaget. Dia menarik tubuhnya dua langkah menjauh dari Bara.

"I-iya," ucap Ira gugup. Dia mengenal Bara. Bara adalah salah satu teman sekelasnya, bisa dikatakan Bara itu populer di kelas. Bara juga pintar, apalagi dalam hal matematika.

Bara mengulurkan tangannya ke hadapan Ira. "Bara, Bara Permana."

"Iya, sudah tahu kok. Kan kita sekelas." Bara menarik kembali tangannya yang sama sekali tidak dijabat oleh Ira.

Bara tersenyum ramah sambil berkata, "Biarpun kita sekelas, tapi kamu enggak pernah tuh ngomong berdua sama aku. Di kelas kalau ada lomba murid paling pendiam, mungkin kamu yang bakal menang." Bara tertawa geli sementara Ira sudah menahan mati-matian rasa malunya.

Ira memang sedikit pendiam, dia tidak begitu banyak berbicara pada orang yang tidak akrab dengannya. Di kelas pun, Ira hanya berbicara panjang lebar pada Kinan saja. Bara melihat hujan yang semakin deras akhirnya membuka jaketnya dan di sampirkannya pada pundak Ira. Ira tersentak kaget mendapat perlakuan seperti itu. Bara juga mengambil tas Ira dan memegang tangannya.

"Kita terobos hujan!" teriak Bara dan langsung menarik Ira. Bara benar-benar mengajak Ira untuk menerbos hujan.

Mulai hari itu, keduanya semakin dekat. Bara selalu mengajak Ira untuk ke kantin bersamanya. Bara membuat Ira menjadi orang yang lebih banyak berbicara, lebih terbuka pada orang lain, Bara juga sering menawarkan dirinya untuk mengantar Ira pulang. Hingga Bara akhirnya memberanikan dirinya menyatakan perasaannya.

Bara dan Ira kembali tertawa saat mengingat kejadian itu. Kini hubungan mereka hampir satu tahun. Bara tiba-tiba menatap Ira. Ira memalingkan wajah Bara dari pandangannya. "Nyetir aja yang bener, Bar."

"Aku itu bisa kali, nyetir sambil tetap ngelihatin kamu."

"Enggak boleh gitu, kalau nyetir harus tetap fokus."

"Fokusnya sama kayak ke kamu kan. Tetap fokus ke kamu jangan ke cewek lain. Makanya aku setia."

"Masa sih? Ya udah kalau gitu kamu fokus nyetir lahm jangan ngelihatin aku terus."

"Tapi mata aku maunya fokus ke kamu, gimana dong?" tanya Bara yang kembali menatap Ira. Ira tersenyum, namun saat tangannya ingin memalingkan wajah Bara kembali tiba-tiba Bara dengan jailnya langsung menangkap tangan Ira dengan mulutnya.

THE BADBOY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang