Hari kedua...
Sesuai dengan kesepakatan keduanya, kali ini mereka bertemu di sebuah danau yang terdapat rumah pohon sederhana, letaknya juga tidak terlalu jauh dari rumah Ari hanya memerlukan waktu sepuluh menit. Ari saat ini tengah duduk di rumah pohon sambil memakan kacang garuda dengan pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Entah siapa yang telah membangun rumah pohon tersebut yang menjulang tinggi, maka dari itu Ari bisa melihat pemandangan dari atas rumah pohon.
Ira melangkahkan kakinya mendekat ke arah danau, tapi Ia sama sekali tidak melihat Ari di sana hanya terdapat sebuah sepeda yang terparkir di dekat sebuah ayunan.
"Mungkin belum datang kali ya?!"
Sambil menunggu Ari, Ira menaiki ayunan yang ada di sana. Ia sama sekali tidak menyadari jika Ari sebenarnya sudah datang begitu pun dengan Ari yang tidak menyadari jika Ira sudah datang. Ari terus memakan kacang garuda sambil membuang kulitnya ke bawah.
"Siapa sih yang makan kacang gini?" gerutu Ira karena kulit kacang tersebut beberapa kali mengenai dirinya.
Ira mendongakkan kepalanya ke atas, ternyata di atas pohon sana terdapat sebuah rumah pohon sederhana. Ira melihat kaki seseorang yang memakai sepatu tapi Ia tidak melihat wajahnya. Kulit kacang kembali jatuh tepat mengenai wajah Ira.
"Siapa pun yang ada di atas sana, lihat-lihat dong ada orang nih di bawah!!" teriak Ira sambil mundur beberapa langkah agar bisa melihat wajah orang tersebut.
"Woii!! Siapa di atas?!" teriak Ira kembali.
Ari yang berada di atas rumah pohon melihat ke arah bawah. Keduanya sama-sama sedikit terkejut.
"Ngapain lo di bawah? Naik sini," ajak Ari.
"Kamu yang ngapain di atas. Mending kamu turun!" teriak Ira.
"Nggak, lo aja yang naik. Kita latihan di sini aja pemandangannya keren dari atas sini!"
Mau tidak mau Ira akhirnya mengalah dan segera naik ke atas rumah pohon tersebut meskipun dirinya saat ini tengah memakai dress selutut dengan di padupadankan dengan snickers. Setelah sampai di atas, Ia langsung duduk tepat di samping Ari.
Dan bener saja perkataan Ari pemandangan dari atas sini terlihat begitu Indah. Nampak warna danau yang berwarna hijau lumut, hamparan beberapa pepohonan hijau yang masih segar. Setelah puas memandangi alam sekitar, kini Ari dan Ira saling duduk berhadapan.
"Ari bisa kamu lepas itu tindiknya?" tunjuk Ira pada telinga kiri Ari.
"Kenapa di lepas?"
Ira mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dab menunjukkan foto Bara kepada Ari.
"Bara nggak pakai anting!"
"Ya udah lah nanti gue lepas kalau jadi Bara."
"Nggak! Aku minta sekarang juga kamu lepas. Karena hari ini aku pengen kamu berpenampilan seperti Bara," jelas Ira.
Ari lalu melepaskan anting tindik yang ada di telinga kirinya kemudian menyimpannya di saku jaket kesayangannya.
"Ok sekarang rambut," ucap Ira.
"Rambut? Maksdunya?" Ari mengerutkan keningnya tidak mengerti. Apa yang harus di ubah dari rambutnya.
Ira langsung merapikan sedikit rambut Ari. Terutama pada bagian jambulnya, Ira membuat jambul itu di tata rapi ke samping. Ia juga mengambil hairspray dalam tasnya dan mulai menggunakannya pada rambut Ari.
"Woi rusak nih jambul gue elah!"
"Tapi ini kan sup-"
Ari mengenggam tangan Ira untuk menghentikannya merusak tatanan jambulnya yang sudah Ia tata sedemikian rupa. Pandangan keduanya bertemu, Ari menatap Ira dengan dalam begitu pun dengan Ira yang seakan terhipnotis dengan mata coklat milik Ari. Cukup lama keduanya hanya saling menatap satu sama lainnya hingga akhirnya Ari berdehem dan melepaskan tangan Ira.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BADBOY [Complete]
Ficção Adolescente(BELUM KENA REVISI) 📌 Setelah satu tahun lamanya, Ira kembali bertemu Bara kekasihnya yang meninggal satu tahun lalu akibat kecelakaan tragis. Sedih, senang, tidak percaya semua itu dirasakannya tapi Bara benar-benar berdiri di depan matanya. Namu...