Oh Hayoung masuk ke dalam kamarnya dengan tidak berhenti menggerutu. Hingga Sehun yang berada di belakangnya melemparnya dengan botol kosong, untung saja ia sudah menenggak habis air mineral dalam botol tersebut, kalau tidak mungkin kepala Hayoung berakhir dengan benjolan besar.
“Yak! Oh Sehun!” seru Hayoung tidak terima kemudian memungut botol kosong itu dan melempar kembali ke arah Sehun, namun tak mengenai sasarannya.
“Apa? Lain kali berpikir dua kali kalau mau melakukan sesuatu. Sekarang kau malah menggerutu tidak jelas di depanku.” ujar Sehun kesal.
Bukan tanpa alasan ia bersikap seperti itu. Pasalnya ia bahkan sudah memperingati Hayoung untuk tidak mendekati pria bernama Wonwoo itu, tapi tetap saja Hayoung dengan keras kepalanya menghampiri pria itu. Dan sekarang ia malah mendengar ocehan Hayoung yang seakan menyalahkannya. Hey siapa yang tahu jika pria bernama Wonwoo itu akan bersikap sedingin itu? Meski ia tidak terkejut dengan hal itu. Sehun sedikitnya telah mengetahui bagaimana karasteristik keluarga itu hanya melihat ibunya yang tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitanya.
“Haish! Sekarang aku harus bagaimana jika bertemu dengannya? Aku kira ia akan sama seperti Wonhoe. Kau juga Oh Sehun! Pasti kau tahu banyak tentang mereka kan? Tapi kau pelit sekali, dan sekarang lihatlah adikmu ini dipermalukan oleh pria bernama Wonwoo itu.”
“Tunggu, tunggu dulu. Kau perlu meralatnya, di sini pria itu tidak bersalah Oh Hayoung! Kau yang mempermalukan dirimu sendiri.” seru Sehun sedikit memberi kejelasan untuk adiknya. “Kau yang mempermalukan dirimu sendiri dengan menerobos masuk ke halaman rumahnya dan mengajak berkenalan. Lain kali lihat situasi dulu, adikku yang manis.” lanjut Sehun penuh penekanan.
“Ya aku tidak tahu kalau dia akan sedingin itu.”
“Tapi tidak heran juga jika di seperti itu denganmu.”
“Maksudmu?”
“Ya kau bisa lihat dari ibunya. Beliau bahkan tidak pernah bersosialisasi dengan orang lain.”
“Masuk akal juga.”
“Sudahlah, aku mau tidur.” ujar Sehun yang kemudian sudah berjalan ke arah kamarnya.
Hari bahkan baru menjelang sore, tapi Hayoung sudah merasakan kantuk. Ia kini mulai tertular penyakit dari kakaknya itu. Tukang tidur. Akan lebih baik jika ia tidak tidur dan mulai menyiapkan kejutannya untuk Wonhoe besok. Tapi begitu melihat ranjangnya yang telah rapi, tidak bisa menghentikan niatnya untuk segera rebah di atasnya. Hingga ia terlelap dalam kenyamanannya.
^_______^
Wonwoo baru saja akan menutup matanya sebelum terdengar ketukan pintu dari luar. Ia tidak ingin membukanya. Ia ingin tidur sesegera mungkin. Dan untuk kesekian kalinya ia menyesali keputusannya untuk kembali kerumah itu. Sungguh ia bahkan berniat ingin terbang ke Australia sekarang juga dan tidur dengan tenang di apartemen kecilnya.
“Wonwoo-ya!” panggil seseorang dari luar yang tak lain dalah ibunya, Ny. Jeon.
Wonwoo mengerang kesal lalu dengan sekali sentakan ia berdiri dan membukakan pintu untuk ibunya yang membawakan nampan berisikan roti lapis dan segelas susu coklat panas di atasnya. Oh rupanya ia membawakan makan malam untuk Wonwoo. Lelaki itu sempat merasa lebih tenang karena ternyata ibunya tidak datang untuk menginterogasinya melainkan membawakannya makanan. Tapi ia tidak merasa senang juga. Oh ayolah, ia tidak pernah menyukai roti lapis, apalagi susu coklat. Hanya Wonhoe yang sanggup memakannya.“Kau pasti lelah, ini ibu bawakan makan malammu.” ujar ibunya dengan sumringah, sama sekali tidak menangkap ketidaknyamanan dalam raut muka anaknya.
“Ibu, ini bahkan belum malam. Lagi pula aku mengantuk.”
Wonwoo tidak mengerti apa yang ada dipikiran ibunya, ini bahkan masih jam tiga sore. Sedangkan waktu makan malam yang berlaku dalam keluarganya yaitu sebelum pukul tujuh malam. Ataukah ketentuan itu berubah saat dia pergi. Ia tidak paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusion
FanfictionCast Jeon Wonwoo Oh Hayoung Oh Sehun Jeon Wonhoe kali ini aku ngga bakal masangin sehun sama hayoung sebagai sepasang kekasih ( hehe maaf buat oh couple shipper) melainkan sebagai kakak adik. Bukan tanpa alasan kenapa aku jadiin oh couple sebagai...