0.2

4.8K 900 187
                                    

tak lama chanyeol menghempas kan lagi tangannya dari kerah jas dokter kim, sementara dokter kim tampak tetap tenang

"tenang saja, kali ini ku jamin kau tidak akan terbunuh" ujar dokter kim

dia merangkul bahu chanyeol sembari menepuknya, dan mereka pun berjalan menjauhi ruangan bernomor 614 itu. atau yang kita kenal sebagai ruangan mematikan milik seorang pasien yang bernama byun baekhyun

"kau gila? apa kau tahu barusan dia menodongku dengan sebuah pistol, aku heran bagaimana bisa barang mematikan itu ada disana" chanyeol membuang nafasnya kasar

"tenang lah bung, pihak keamanan sudah menyita seluruh peluru peluru di dalamnya. jadi tadi dia hanya menggertak mu saja" jawab dokter kim santai

"bagaimana jika dia menyimpan satu peluru?" tanya chanyeol, dokter kim memutar bola matanya

"tidak mungkin, lagi pula kenapa kau menjadi penakut seperti ini sih" ejek dokter kim

"sialan! aku bukan seorang penakut!"

.
.
.

malam hari nya, chanyeol mendapat tugas untuk memberi makan baekhyun. kenapa harus chanyeol yang memberi bukannya perawat? itu supaya si dokter dengan sang pasien akan lebih terbiasa bertemu dan mengobrol

itu juga salah satu cara agar pasien lebih terbuka kepada dokter nya, karena tugas utama chanyeol disini adalah merawat baekhyun atau bisa di sebut memantau perkembangan si pasien hari demi hari. karena bagaimana pun juga, pasien kelainan seperti ini masih memiliki peluang untuk sembuh

cklek!

chanyeol melangkah masuk ke dalam ruangan sambil mendorong sebuah troli makanan di depannya, lagi lagi di sini tampak sepi, hanya ada suara tv yang menyala yang menayangkan sebuah berita.

"baekhyun?" panggil chanyeol, dia tak mendengar jawaban apapun melainkan hanya suara tangisan yang terdengar di balik rak rak buku

"hiks, daddy jangan tinggalkan aku~" gumam an itu terdengar sampai telinga chanyeol

untuk sementara chanyeol tinggalkan troli itu di depan televisi lalu dia berniat untuk menghampiri baekhyun yang sepertinya bersembunyi di balik rak rak buku

dan benar saja, di balik rak buku ada baekhyun yang sedang terduduk sambil memeluk kedua lututnya dan menangis,

"hey, apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya chanyeol sembari berlutut di depan baekhyun

kepala baekhyun langsung mendongak, pipi chubby dan bibir ranum baekhyun tampak sangat menggemaskan untuk chanyeol

baekhyun pun langsung memeluk leher chanyeol erat, membuat chanyeol sedikit terkejut

"ada apa hm?" tanya nya lagi

"daddy aku kesepian disini, ku mohon jangan tinggalkan aku lagi hiks" ujar baekhyun, membuat hati chanyeol sedikit terenyuh karena ekspresi memelas baekhyun

secara ragu, tangan chanyeol terangkat untuk menepuk punggung bergetar baekhyun

"o-okay, lebih baik sekarang kau makan dulu ya?" tanya chanyeol lembut, membuat jantung baekhyun seketika berdegup sangat kencang

"tapi daddy harus janji untuk temani aku sampai seterusnya" ucap baekhyun

chanyeol memutar bola matanya "ya ya ya terserah, sekarang waktunya makan anak manis"

mendengar pujian itu membuat baekhyun tersipu, baekhyun tersenyum manis

"tapi gendong aku ya dad" ucap baekhyun sembari merentangkan tangannya

"kau bukan anak kecil lagi baekhyun"  jawab chanyeol tidak suka, seketika mata baekhyun kembali berkaca kaca

"huweeee daddy tidak sayang pada ku hiks" pekik baekhyun

chanyeol menghela nafasnya frustasi, dia menatap baekhyun prihatin. sedikit ada rasa kasihan di benak chanyeol melihat baekhyun seperti seseorang yang sangat kekurangan kasih sayang

tidak ingin mendengar baekhyun menangis lebih lama, chanyeol pun menggulung lengan kemeja nya sampai siku lalu dia membawa baekhyun ke dalam gendongan bridal nya

kebetulan sekarang chanyeol sedang tidak memakai jas dokternya,

baekhyun yang tadi nya menangis sekarang di buat terdiam oleh perilaku chanyeol yang menurutnya romantis itu

chanyeol membawa baekhyun ke arah ruang tamu lalu mendudukannya di sofa, saat menaruh badan itu, jarak wajah chanyeol dan baekhyun menjadi sangat dekat membuat baekhyun semakin tersipu di buatnya

"eungg dad, kau terlihat sangat tampan dari jarak se dekat ini" kata baekhyun

chanyeol tidak menjawab melainkan hanya menatap mata baekhyun, dia mengambil sebuah nampan yang berisi makanan dari troli

"dad, kapan kita akan melakukan seks?"

chanyeol reflek terkejut saat mendengar pertanyaan yang baekhyun lontarkan

"tidak akan" jawab chanyeol singkat,

baekhyun mendengus tidak suka, "memangnya kenapa? bukankah tubuh ku ini sangat menggoda?" tanya baekhyun lagi sembari membusungkan dada nya ke depan

"sudahlah, cepat habiskan ini" titah chanyeol, baekhyun menerima nampan itu dengan senang hati

sembari menunggu baekhyun sampai selesai makan, chanyeol pun duduk di sampingnya sambil menatap baekhyun yang mulai memasukan sesuap daging ke dalam mulutnya

"daddy, aku tidak suka nasi" keluh baekhyun

"bagaimana bisa? nasi itu makanan wajib yang harus semua orang makan" jawab chanyeol

"karena nasi berwarna putih, aku kan hanya suka warna merah"

"tapi daging yang kau makan itu berwarna coklat, dan kau terlihat menikmati daging nya" kata chanyeol

"tapi kan nasi berwarna putih daaadd! aku tidak suka warna putih!" kata baekhyun sedikit menaikkan volume suaranya

"dan ruangan ini di penuhi warna putih, kau terlihat nyaman nyaman saja" balas chanyeol lagi, baekhyun menautkan alisnya sehingga dia terlihat sangat kesal sekarang

"tidak! memangnya aku pernah bilang kalau aku nyaman tinggal disini?!!" bentak baekhyun, dia melempar nampan itu keatas meja

"kalau kau tidak suka tinggal disini, kenapa kau tidak memberontak?" tanya chanyeol terdengar seperti tak mau kalah

seketika wajah baekhyun memerah, tangannya sudah terkepal dan tak lupa mata yang sudah menatap tajam chanyeol

chanyeol menatap baekhyun heran, sebenarnya dia tidak bermaksud untuk membuat baekhyun marah "baiklah baiklah, aku minta ma-"

PLAKK

"menyebalkan!!!" baekhyun berdiri dari duduk nya dan pergi menjauhi chanyeol setelah dia menampar pipi chanyeol

chanyeol menyentuh bagian pipi yang baru saja di tampar itu sambil menatap kepergian baekhyun

"sakit juga" gumam nya

to be continued

kenapa tiba tiba gue kaya pesimis gitu ya buat ngelanjutin ni ff wkwk

My Doctor Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang