ini cerita gay, harap bersikap dewasa sebelum membaca!
seorang dokter berwibawa nan tampan yang bernama park chanyeol berjalan cepat di tengah ramainya rosmarry mental hospital siang ini, menyalip satu persatu orang yang sekiranya menghalangi jalannya. dan tak lama langkahnya pun terhenti tepat di depan pintu ber cat biru. tangannya bergerak untuk membuka kenop pintu itu
cklek!
"ada perlu apa memanggil ku?" tanya chanyeol langsung, satu dokter lagi yang sedang menatap layar laptop langsung menolehkan pandangannya ke chanyeol
"duduk lah, ada satu tugas penting yang harus ku berikan padamu" ujar dokter yang bermarga kim itu, chanyeol pun segera menempatkan bokongnya pada kursi di depan dokter kim
"lihat ini" dokter kim menunjukan sebuah map berwarna cokelat, yang berisi identitas seseorang sekaligus foto foto dari orang tersebut
chanyeol mengambil map itu, melihat ada data siapa yang tertera di dalamnya. saat melihat foto yang terpampang di dalamnya, alis chanyeol berkerut
"kenapa? kau pasti pernah melihat dia bukan?" tanya dr. kim, chanyeol mengangguk kecil
"bukankah dia yang beberapa jam lalu baru masuk ke rumah sakit ini?" tanya chanyeol
"benar sekali"
"byun-baekhyun" eja chanyeol saat membaca nama yang tertera di data itu, dokter kim menatap wajah chanyeol tertarik
"kau yakin dia sakit jiwa? dia terlihat sangat normal" chanyeol melihat lihat foto dari pemilik data diri di map tersebut, seorang pria yang terlihat mungil dan menawan di mata chanyeol
"kau salah besar, dia memang terlihat normal dan cantik tapi otak dan batinnya sangat berbanding terbalik dengan penampilannya" kata dokter kim, chanyeol mengelus dagu nya sambil membaca baca lagi data diri di map itu
"dia juga seorang psikopat" lanjutnya, chanyeol mengangguk ngangguk kecil tanda dia mengerti
"berapa nyawa yang hilang di tangannya?" chanyeol melontarkan pertanyaan dasar yang biasa di tanyakan oleh seorang dokter jiwa
"empat, tidak lebih dan tidak kurang" jawab dokter kim
chanyeol mengangguk ngangguk kecil "kupikir itu tidak banyak, bagaimana dengan orang tuanya? sudah meminta izin?"
"kedua orang tua nya sudah meninggal"
"ah~ kasihan sekali" gumam chanyeol
"salah besar jika kau mengasihaninya, kau pikir siapa lagi yang membuat nyawa kedua orang tua nya melayang?" ucapan dokter kim langsung membuat chanyeol berfikir dua kali
dan chanyeol baru sadar jika pasien itu sendiri yang membunuh kedua orang tuanya,
"tunggu, apa ini yang kau maksud tugas? jangan bilang kalau aku yang akan.." chanyeol menghentikan ucapannya sambil menatap mata atasannya itu
"tentu saja chanyeol, kau kan seorang dokter. tugasmu adalah merawat seorang pasien yang memiliki gangguan jiwa" lanjut dokter kim
"hell, no" elak chanyeol sembari menaruh map itu ke meja, dan menyilangkan kedua tangannya di dada
"aku tak mau tau, kau yang harus merawatnya"
"jadi kau ingin menyerahkan nyawa ku padanya? kau ingin kehilangan salah satu dokter terbaik di rumah sakit ini?" tanya chanyeol sekaligus menyindir
"ya, memang" mendengar itu, chanyeol langsung menatap dokter kim tak percaya,
"karena kau salah satu dokter terbaik disni, maka dari itu kau memang yang paling tepat untuk merawatnya" lanjutnya
"tidak, kau sangat ingat bukan saat terakhir kali aku merawat seorang psikopat gila. aku hampir terbunuh!"
"dan kau sangat tahu betul bagaimana cara menghindarinya" balas dokter kim
chanyeol hanya diam dan beberapa detik kemudia dia bangkit dari sofa, lalu berjalan hendak meninggalkan ruangan itu
tapi baru beberapa langkah, dia terpaksa berhenti setelah mendengar ucapan yang dokter kim katakan
"tidak mau? baiklah aku bisa dengan mudahnya melaporkanmu pada presdir" itu kata dokter kim
dan chanyeol pun langsung merasa kalah telak, umpatan umpatan langsung bermuncul di dalam benak chanyeol tanda dia merasa kesal
"awas kau kim!" kata chanyeol sebelum akhirnya dia keluar dari ruangan ini dan menutup pintunya dengan kesal
.
.
18.30 kst
saat ini chanyeol sedang bersiap siap untuk tugas baru yang menurutnya gila itu, dari sekian banyak dokter kenapa harus chanyeol yang lagi lagi mendapat tugas itu
chanyeol sudah menyiapkan beberapa suntikan obat bius sebagai senjata nya jika sang pasien melawan, dirinya sudah berada di depan pintu bercat putih dengan satu kaca kecil yang menghubungkan dengan kondisi di dalam
di rumah sakit ini, seorang pasien akan diberi suatu tingkatan. tingkat regular adalah nama kelompok untuk pasien yang kondisi kejiwaan nya belum terlalu parah dan tingkat abusive untuk seorang pasien yang sudah berperilaku kasar dan suka membunuh
seorang pasien abusive akan di tempat kan satu orang satu ruangan, seperti ruangan yang ada di hadapan chanyeol kali ini
seorang asisten menghampirinya sembari membawa satu papan yang harus chanyeol pegang, "ini beberapa pertanyaan yang harus kau tanyakan nanti" ujar asisten itu, chanyeol tidak menjawab. dia hanya mengambil papan itu dan segera masuk ke dalam
krieett..
ruangan yang di penuhi oleh warna putih ini terlihat sangat kosong dan pucat dimata chanyeol, dan disini terdengar sangat sepi. ngomong ngomong dimana pasiennya?
seketika chanyeol baru ingat kalau ruangan ini memiliki dua tempat, dimana yang satunya adalah ruangan untuk bersantai si pasien. chanyeol pun berjalan kearah tempat yang bisa di sebut ruang tamu itu
dan ternyata hasilnya, tetap tidak ada orang disini. chanyeol pun langsung berspekulasi bahwa pasiennya telah melarikan diri, chanyeol hendak berjalan menuju arah kamar mandi yang pintu nya sudah terbuka
tapi baru beberapa langkah, diri nya sudah terganggu dengan suara pekikan seseorang dari arah belakang
"daddy!!"
to be continued
eakk, lanjut tidak?
berhubung hari ini kita berulang tahun, jadi gue ingin mempersembahkan sebuah ff yang kayanya bakal gak jelas banget isinya. gue harap sih kalian bakal suka sama work baru ini
yang kurang suka boleh komen aja dari sekarang, kalo ada keluh kesah lainnya langsung kasih tau aja ke gue. oke?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor Is My Boyfriend
Rastgele𝗗𝗜𝗦𝗖𝗢𝗡𝗧𝗜𝗡𝗨𝗘𝗗 _ Raga ku memang gila, namun hati ku tidak. _ Boy x Boy! Mature content! Pic from Livis0209 ©starbaecks, 2018