ii

3.1K 389 26
                                    

Kiara
Gue membuang formulir pendaftaran ekskul softball. Percuma aja, gue juga gak punya uang untuk beli peralatannya. Minta Ayah sama Ibu pasti diturutin tapi itu berarti Ibu bakalan muter otak untuk cari tambahan uang dan Ayah bakalan gak pulang-pulang kerja.

Ayah ditipu oleh temannya ketika selesai bayaran SMA gue. Gue bersyukur banget ketika Ayah bayar sekolah tiga tahun, which is rare for a school to be able to pay three years of tuition fee. Yang jadi PR adalah biaya buku dan les gue.

Gue terpaksa harus gak mencoba hal-hal kayak make up dan skincare seperti temen-temen gue. Gue tabung untuk bisa masuk Sekolah Kedokteran setelah gue lulus SMA. Menurut gue di antara banyak profesi yang menjanjikan, salah satunya adalah Dokter. Gue juga pengen menyelamatkan hidup orang banyak.

"Jadinya lo daftar softball apa cheers?"

Shella, temen sebangku gue, sedang mengunyah bakso yang ia pesan di kantin tadi. Gue mengangkat bahu gue, "Ga tau, gak ekskul kayaknya."

"Dih kenapa? Apaan sih. Temenin gue doooong biar kalau cheers kan lo bisa pake seragam cheers."

Terus gue buang-buang uang dong buat beli seragam?

Gue gak menjawab Shella yang sekarang lagi mencibir karena gue kacangin. Banyak hal yang harus gue korbankan agar meringankan Ayah dan Ibu.

"In order to gain more, you need to sacrifice more."

Semoga gue beneran bisa dapetin yang lebih dari pengorbanan gue.

***
"Nilai IELTS kamu 8. Ini sangat impressive loh, Nak. Kamu bisa ngajar di tempat les bahasa Inggris kayak EF atau TBI bukannya?"

Gue mendapatkan tawaran menjadi tutor bahasa Inggris tadi siang. Miss Lara bilang kalau ada orang tua murid yang nyari tutor untuk anaknya karena dia udah nyerah dengan tutor yang lebih dewasa. Siapa tau kalau masih sepantaran bisa lebih nyaman belajarnya, begitu katanya.

Gue naik gojek dan pergi ke rumah Ibu Ratna, orang tua dari anak yang bernama Khalisha atau Sasha ini. Hari ini gue diinterview dan disinilah gue sekarang. Duduk di depan Sasha dan Ibu Ratna.

"Aku kan masih underage bu. Kayaknya untuk lembaga resmi.. Nggak deh bu. Mending kayak gini, kan enak ya lebih santai gak terlalu formal."

Sasha bertanya kepada gue, "Kakak ke dokter kulit apa? Mulus banget."

Gue menjawab dengan intonasi bercanda, "Pake air wudhu."

Sasha tertawa keras lalu menutup mulutnya karena dipelototi Ibu Ratna, "Maaf."

"Okay. Bisa mulai hari ini kan?"

"Abang pulang!!"

Sasha langsung lari ke arah pintu masuk dan memeluk seorang laki-laki yang gue hanya lirik celananya. Abangnya Sasha kayaknya, udah SMA dia.

"Bang, sini. Kenalin ini guru lesnya Sasha yang baru, namanya-"

"Kiara Larasati Wijaya, X IPA 3, absen 21, zodiaknya Scorpio."

Gue menengok ke arah Abangnya Sasha yang ternyata adalah Kak Argana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enigma (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang