xxii

1.8K 298 32
                                    

Kiara
Tuhan lagi baik. Mau denger gak cerita gue?

Hehe, sekali-kali gue curhat gapapa lah.

Ayah dapet jabatan Chief Financial Officer di salah satu anak perusahaan Om Akbar. Berdasarkan cerita Ibu, karena penjualan di Bakerynya Ibu bener-bener meningkat pesat dan Ibu mau buka branch di Bali dan Bandung, sedikit lagi kita bisa beli rumah kita yang dulu. Sebenernya ini juga dengan pinjaman dari Mas Danar, Om Akbar, tabungan Kak Keira, dan gue. Jangan kira gue umur segini gak nabung, gue tuh dari kecil diajarin nabung buat biaya gak terduga di masa depan. Untuk sekarang, gue kasih tabungan gue buat kepentingan bersama. Toh itung-itung bakti gue sebagai anak.

Argana Prakasa: ki, bs ketemu ga?
Argana Prakasa: gue tunggu ya di GX Cafe jam 7. gue tunggu sampe lo dtg.
Argana Prakasa: ada yg mau diomongin

Apaan lagi ya? Terakhir gue ngomong sama dia kan udah jelas bukannya?

Kiara Larasati: ngomong apaa?
Argana Prakasa: dateng aja ya. Gue ga bakal pulang sebelum lo dateng

Gue menghela napas panjang. Cepetan lulus kek nih orang, biar gue gak pusing ngusirnya.

***
"Makasih ya udah mau anter aku."

Regan tersenyum dan membuka kunci pintu mobilnya, "Gapapa. Aku juga ada janji di deket sini. Pulang sendiri gapapa kan?"

"Gapapa. Dadah!"

Gue turun dari mobil dan langsung masuk. Gue menemukan Arga lagi duduk dengan gelas kopinya. Arga juga lagi megang buku persiapan SBMPTN di tangan kanannya. Gak kerasa kan? Tiga bulan lagi dia UN, empat bulan lagi dia test SBMPTN.

"Ga."

Arga menaruh bukunya dan gue duduk di depan dia. Gue menaruh tas gue di atas meja, "Ki."

"Udah lama?"

"Ngga kok."

Gue ga mau basa-basi kelamaan, "Mau ngomong apa?"

"Lo pacaran sama bis- Regan?"

"Emang kenapa?"

Arga keliatan gak suka sama jawaban gue, "Kan lo baru putus dari gue."

"Kita putus aja udah enam bulanan, Ga."

"Ya gue-"

"Ini yang mau lo omongin? Gue gak boleh kemana-mana?"

"Gue masih sayang sama lo."

Gue diem.

"Gue masih sayang sama lo. Gue udah kasih lo waktu panjang banget buat some time alone. Gue juga udah kasih waktu buat lo mikir dan segala macem. Please.. Kasih gue kesempatan lagi."

"Bukan gitu, Ga. Jujur aja.. Gue gak tau harus jawab apa. Maybe my feelings for you are still there, tapi gue gak bisa kalau lo tuntut untuk terbuka terus sama lo. Terus kalau gue ada masalah dan lo tau, lo ambil sikap sendiri. Gue juga mikir selama ini lo gak menjauh karena gue bangkrut kemarin, tapi karena gue belum bisa terbuka. Jangankan elo... Ke temen gue yang manapun gue juga gak bisa. Ke Ayah dan Ibu gue juga gue gak bisa. Ya gue kayak gini adanya."

By the way, kenapa mbak-mbaknya gak kesini sih? Seret nih gue daritadi ngomong panjang lebar. Arga mah enak ada minum, lah gue?

"Gue.. Gue cuman mau terlibat di hidup lo. Kayak gue melibatkan lo di hidup gue."

"Nah that's the thing. That is what you want kan, bukan what I or at the very least, we want. Semua tuh ya lo, lo, dan lo. Lo bersikap karena lo mau. Lo mau terlibat ya karena lo mau. Lo gak mikir itu efeknya ke gue gimana. Gak semua orang sama jalan pikirnya sama lo dan sebaliknya. Gue gak tau kalau gue bisa ambil resiko untuk pacaran lagi."

Enigma (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang