PROLOG

135 24 9
                                    

Seorang cowok yang sudah sejak kecil tinggal di sebuah desa yang terkenal memiliki cuaca cukup dingin dengan pemandangan sangat menawan namun tak semenawan pikirannya. Dia cowok yang entah kenapa bisa gila sejak lahir. Masa remaja yang hanya diisi dengan bentrok dan berkelahi dengan remaja lain, membuat jiwa ketidak kewarasannya setiap hari kambuh.

Dan sore ini dirinya tengah mengikuti aksi balap liar yang biasa dilakukan setiap weekend dengan teman-temannya. Kali ini ia ditantang oleh temannya melawan cowok dengan gaya sok macho yang sekarang menatap dirinya dengan tatapan sinis.
Seorang cewek dengan pakaian sexy berjalan ke tengah jalan raya sambil memegang bendera, yang bermaksud memberi aba-aba kalau acara tersebut dimulai. Dan akhirnya bendera tersebut dikibarkan, keduanya langsung menancap gas motor membelah jalan serta meninggalkan asap.

"Pipopepop?" ucapan ambigu yang selalu meleset dibibirnya membuat lawannya tidak pernah mengerti maksud cowok itu apa.

"Dasar sableng," gumam cowok sok macho itu menancap gas lagi.

Cowok itu langsung melotot seraya menambah laju motornya, namun apa daya saat dirinya sampai di kelokan jalan, ia melihat ada belalang hinggap di tangannya membuat ia tak bisa menormalkan lajunya dan saat itu juga ia menyerempet seorang cewek yang tengah menyebrangi jalan.
Cewek itu meringis saat pahanya tergores aspal sedangkan rok setengah paha tersebut sobek membuat dirinya menggertakkan lidah menatap cowok yang tengah mengelus motornya sambil bergumam tidak jelas.

"Woi kampret!" teriak cewek tersebut bermaksud memanggil cowok itu namun sama sekali tidak digubris karena sibuk mengelus motornya seperti mengelus bayi yang manja. Siapapun yang melihat pasti geram sendiri menatap wajah polosnya.

"Ya ampun Panjul, lo nggak kenapa-kenapa kan? Yang sabar ya, gue nggak bermaksud buat lo lecet gini. Gue tadi lihat anak kunti lewat di jalan jadinya ngerelain lo yang lecet, nanti gue bawa ke RS ya," ucapnya membuat cewek itu melotot karena dipanggil anak kunti. Ia menamai motornya dengan sebutan Panjul.

"Woi maksud lo apa ngatain gue anak kunti?" tanyanya namun sama sekali tidak digubris.

Si cewek sangat marah dengan perlakuan cowok gila yang baru saja menyerempetnya. Biasanya cowok lain bersujud dengan kecantikannya, tapi cowok gila itu lebih mementingkan motor yang dipanggilnya Panjul.

"Berasa ada yang bicara, tapi nggak ada wujudnya," gumamnya sambil celingukan seperti orang yang mendengar suara makhluk astral, "Njul kayaknya di sini banyak makhluk astral ya, kita cabut aja, yuk!" ajaknya seperti motornya adalah seorang benda hidup yang kapan saja menjawab ucapannya.

Cewek itu menggertakkan gigi, tangannya mengepal seraya menjitak cowok itu.
"Woi, elu mau cabut? Yakin?" ucapnya membuat cowok itu menoleh.

"Lah? Lo siapa?" tanyanya membuat cewek itu semakin geram. Parahnya lagi cowok itu menampakkan wajah polos seolah tidak melakukan kesalahan.
Pandangan cowok itu tidak tertuju pada wajah cantik cewek tersebut, melainkan pada paha mulus yang terpampang karena roknya yang robek.

"Ya Allah, Astagfirulloh, Masha Allah, Laillaha Illallah, Allahu Akbar, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Malik, Ya Qudus, Ya Salam, Ya..." gumam cowok itu menyebut nama Allah sambil menengadahkan tangannya menatap ke langit.

"STOP!" teriak cewek tersebut membuat cowok itu diam sambil menutup matanya. Cewek itu mengernyit, dan menepuk jidatnya. Ia baru sadar kalau roknya robek dan segera menutupnya dengan bantuan tangan saja.

"E...lo, rok lo...!" ucapnya sambil melihat paha indah dari sela jarinya.

"Copot kaos lo sekarang!" bermaksud agar cowok gila itu memberi kaos untuk menutup pahanya, perintahnya membuat cowok itu menggeleng.

"Nggak. Lo mau apain gue, hah? Gue masih polos, jangan menghancurkan kepolosan gue," gumamnya yang sok polos dan masih saja menutup mata. Sangat tidak cocok dengan tampang berandalannya. Cewek itu jijik mendengar lantunan cowok tersebut, seperti banci.

Cewek itu berdesis, berharap cowok di depannya peka dan segera menyerahkan kaosnya.
"Oke bentar," ucap cowok itu berdiri membuatnya bingung. Apalagi melihat ia berjalan ke kebun yang tak jauh dari jalan tersebut.
Terlihat dari jauh, lelaki itu datang dengan membawa daun pisang di tangannya.

"Nih, pakek!" perintahnya membuat cewek itu mengernyit tak paham.



Selamat malam 😊
Eh ini udah malam ya? Buahaha/garing
Welcome in my new lapak manjach /plakk

Pasti ada yang rindu sama cerita PB karena ngegantung kan? Tenang, next pasti lanjut kok 😉

And than, ini adalah karya baruku. Dan pertama kali buat karya kolab sama Kudapan Perahu (teman online yang kewarasannya di atas batas normal) anggap saja keluar dari batas kewarasan 😂😂😂
Ampun mas jcassels666 😂😂😂

Ikuti terus ceritanya ya !! Jangan sungkan-sungkan buat vomment. 😘

Thank you and Happy Reading guys. 😍😍

Salam:
Ig: @malaa_melon127
ID Line: @malaamelon (pakek @)
Fb: Malaa Melon
(Jangan lupa mampir ke lapakku yang lain)

Cacing Vs Belalang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang