• CvB - Dua •

59 9 8
                                    


Rapat meja kotak diadakan di ruang OSIS pesantren. Dihadiri semua anggota OSIS, sedangkan rapat dipimpin oleh ayah Abraham. Rapat tidak lain membahas tentang pelarian Camelia dari Asrama. Rencana disusun dengan sangat matang untuk melakukan penangkapan dan penyeretan Camelia kembali ke asrama, bagaimana pun Camelia tetap bagian dari Asrama dan harus kembali sebelum malam karena tidak seharusnya seorang Cewek keluar malam, apalagi keluar dari lingkungan pesantren.

Semua pasukan berpencar mencari Camelia, bahkan sampai ke sudut kandang sapi sekali pun. Disaat pasukan pesantren mencari dengan cara berpencar dan bertanya ke warga desa, Abraham memiliki caranya sendiri untuk mencari Camelia. Abraham menggunakan penciuman supernya, dengan mengendus bau parfum yang menempel di bajunya waktu Camelia melumpuhkan Abraham di Asrama.

Camelia bersembunyi dari kandang ayam ke kandang sapi warga. Camelia juga sempat hampir ketahuan oleh pasukan OSIS pesantren saat Camelia sembunyi di sudut kandang sapi, kepala Camelia terbentur di pintu kandang sapi dan menimbulkan suara yang cukup keras

“Siapa itu?” gumam anggota OSIS yang berada tak jauh dari kandang tempat Camelia berada.

“Moooooo...” untungnya Camelia punya kemampuan meniru suara hewan sehingga anggota OSIS tidak jadi mengecek kandang dan Camelia selamat. Tidak aman berada di desa, Camelia pun pergi ke sawah dengan merangkak.

Seperti seekor anjing yang sedang melacak bom, Abraham menelusuri jalan yang dilalui Camelia. Dimulai dari gang sempit, kandang ayam, kandang sapi, dan selokan. Abraham melacak Camelia tanpa melihat sedikit pun dan tanpa disadari Abraham sudah tercebur dalam selokan yang airnya berwarna hitam, seketika Abraham kehilangan jejak Camelia, karena bau selokan yang sangat menyengat.

Abraham kembali ke posko pelaporan pencarian Camelia dengan badan basah dan bau. Abraham ingin melaporkan kegagalannya kepada kapten yang tidak lain adalah ayahnya.

“Lapor, Pak. Saya tidak bisa mengendus bau Camelia lagi, Pak.” lapor Abraham sambil hormat kepada kapten pemimpin pasukan.

“Begitu, ya?” Cuma singkat jawaban dari Sang Kapten sambil tersenyum.

Abraham merasa lega Kapten tidak memarahinya atau menghukumnya dangan push up atau jalan jongkok keliling desa. Tanpa rasa risau Abraham berniat untuk mandi membersihkan tubuhnya yang bau. Tanpa disadari, sewaktu Abraham membalik badannya, sebuah tendangan keras menghantam keras pantat Abraham. Sehingga membuat Abraham tersungkur dan kesakitan.

“Temukan Camelia sekarang juga atau kamu dicoret dari KK. Ini semua demi nama baik pesantren yang sudah didirikan nenek moyangmu dulu!” bentak sang Kapten dengan urat wajah yang tampak jelas.

Abraham merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia tidak bisa mengendus bau Camelia sedangkan Abraham Cuma bisa bergantung ke penciumannya. Abraham merasa sangat galau karena akan dicoret dari KK oleh ayahnya sendiri.

Kegalauan Abraham telah membawanya ke lumpur di sawah. Abraham mengubur dirinya di lumpur menyisakan hidung untuk tetap bernafas dan tertidur. Sangat nyenyak tidur di lumpur dan badan bau air got, sampai akhirnya Abraham terbangun karena merasakan tekanan keras di perutnya.

Camelia sangat kaget melihat lumpur yang diinjaknya bisa berteriak kesakitan. Seketika Camelia terduduk lemas ketakutan karena ia baru saja menginjak seekor monster lumpur yang bau.

“Berada di desa emang mengerikkan, aku pasti mati di sini.” Camelia terduduk di sawah sambil ketakutan melihat monster hitam bau got yang baru saja ia bangunkan.

“Berani sekali kau menginjak pusakaku, hah!”

Mendengar suara monster busuk menjijikan itu, Camelia menyadari kalau itu adalah Abraham yang penuh lumpur got.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cacing Vs Belalang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang