Happy readings...
================================
Keesokan harinya Cellia mencoba melupakan kejadian semalam. Cellia menjalani hari-harinya seperti biasa. Cellia melihat Jonathan tengah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.
Cellia menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Cellia membuat dua buah roti dengan selai cokelat. Cellia menghampiri Jonathan, menaruh sarapan yang telah disiapkan di hadapan Jonathan.
"Ini kamu yang buat?" Jonathan melihat roti di hadapannya dan memakan sarapannya. "Terima kasih." ucap Jonathan.
Pagi hari ini Jonathan mengantar Cellia ke kampus. Jonathan berpesan kepada Cellia kalau nanti dirinya tidak bisa menjemput kekasihnya. Cellia mulai curiga, tidak biasanya ia seperti ini.
Cellia keluar dari mobil Jonathan. Cellia melambaikan tangannya. Cellia masuk ke kelasnya. Tak lama kemudian Dosen datang. Untung saja, Cellia tidak terlambat.
Cellia berusaha agar dirinya fokus mendengarkan penjelasan temannya yang sedang mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan. Beruntung Cellia mengerti tentang materi yang dipresentasikan temannya.
Mata kuliah Cellia telah selesai, semua mahasiswa-mahasiswi kembali pulang dan ada juga yang mengikuti rapat organisasi. Cellia memutuskan untuk pulang.
Cellia mencari kedua sahabatnya, tetapi batang hidung mereka tidak nampak hari ini. Tadinya Cellia berniat untuk menumpang sahabatnya, tetapi ia memutuskan untuk pulang dengan taksi.
"Eh, non sudah pulang? Non, tadi den Jonathan menitip pesan untuk non. Katanya non disuruh ke rumah den Jonathan, jam delapan malam." Bibi menghampiri Cellia yang baru saja pulang dari kampus.
"Buat apa, Bi?"
"Bibi kurang tau non, baru saja den Jonathan pulang," jawab bibi.
Cellia langsung masuk kamar. Cellia bingung, mengapa Jonathan harus berpesan pada bibi, Jonathan kan bisa menghubunginya langsung? Cellia kembali curiga.
Tepat pukul enam sore, Cellia baru bangun. Hari ini entah mengapa Cellia lelah. Cellia bersiap-siap untuk pergi ke rumah Jonathan. Walaupun masih dua jam lagi, tetapi Cellia sudah harus bersiap-siap agar tidak terlambat.
Cellia memakai pakaian santai. Cellia berpikir bahwa Jonathan akan membawanya ke pusat perbelanjaan saja. Cellia mengendarai mobilnya.
Satpam rumah Jonathan membuka gerbangnya saat mobil Cellia berada di depan gerbang. Satpam rumah Jonathan juga sudah tahu bahwa itu Cellia. Cellia menyapa satpam rumah Jonathan.
Tepat di depan mobil Cellia, ada mobil ayahnya. Cellia mengerutkan alisnya.
Cellia masuk lalu Cellia melihat Ayahnya, Jonathan, dan Papa Jonathan sedang bercengkerama. Cellia menyalam Ayahnya dan Papa Jonathan.
"Ayah, mengapa bisa ada di sini?" bisik Cellia. "Kamu duduk dulu." Cellia duduk di sebelah Ayahnya.
"Cellia , jadi begini Om dan Ayah kamu telah memikirkan hal ini dengan matang. Om dan Ayah kamu sepakat untuk menyatukan kalian." Cellia dan Jonathan mengernyit heran.
Jonathan sama dengan Cellia, ia tidak tahu apa maksud dari perkataan Papanya. Jonathan dan Cellia belum mengetahui maksud dari perkataan Papa Jonathan.
"Jadi maksud dari perkataan Om tadi adalah kami selaku orang tua kalian memutuskan agar kalian bertunangan." Papa Jonathan mengulang kembali perkataannya.
Cellia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Perasaan Cellia kini campur aduk. Sedangkan Jonathan, ia senang dan bahagia mendengarnya. Jonathan memang menyayangi dan mencintai kekasihnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Man Is Possesive
RomanceCover by: @Rahel18703 [SEDANG TAHAP REVISI] ======================================= Cellia Caroline Wiranata sudah berteman dengan Jonathan dari kecil. Namun, Cellia baru bertemu Jonathan Ferdy Padhnoto kembali saat usia remaja. Cellia bertemu denga...