Aku Aira Rayina, gadis 22 tahun mahasiswi semester akhir di salah satu universitas Kota Bandung. Aku lahir dan besar di Kota Kembang ini, aku punya Mamah yang sangat hiperaktif di usia senjanya namanya Amira Husna sering di panggil Mamah Ami oleh teman-teman dekatku. Papah wafat saat aku berusia satu tahun karena gugur di medan perang ketika bertugas di Papua dan melawan gerakan separatis disana sehingga hanya foto dan video-video yang bisa kujadikan pelampiasan ketika rindu melanda, meski begitu aku tidak merasa kekurangan kasih sayang karena Mamah dan kakakku selalu melimpahkanku dengan penuh perhatian. Kembali ke Mamah, setelah Papah wafat keaktifan Mamah ternyata semakin membabi buta. Mamahku kuat beraktivitas dari pagi hingga malam hari dan sangat tidak suka hanya berdiam diri dirumah sehingga saat anak-anaknya tidak dirumah Mamah akan menyibukkan dirinya di tempat lain seperti berbelanja, ikut arisan, olahraga, atau bertemu dengan teman-temannya dan sifat Mamah yang tidak suka diam menurun padaku, walau tidak seaktif Mamah aku tetap tidak suka berdiam diri dirumah saat tidak ada siapa-siapa. Biasanya aku akan pergi ke rumah Ayu sahabatku yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumahku atau kami akan mengisi waktu senggang dengan bermain ke suatu tempat.
Berbeda dengan kakak laki-lakiku Niko Rakana atau biasa ku panggil Aa Niko (Aa adalah sebutan untuk laki-laki yang lebih tua dalam bahasa sunda). Aa Niko lebih suka bersantai di rumah dan jauh dari keramaian seperti menyibukkan diri dengan membaca, bermain game atau mengajak teman dekatnya menginap di rumah daripada harus pergi bermain keluar. Kata Mamah kakakku mirip sekali dengan almarhum Papah yang tidak terlalu banyak tingkah, tidak pernah basa-basi dan sangat penyayang. Kakakku berbeda 9 tahun denganku , ia sekarang bekerja sebagai manajer HRD disalah satu perusahan swasta di Bandung. Karena sudah cukup mapan kakakku meminta Mamah untuk tidak bekerja lagi sehingga kehidupan keluargaku semua menjadi tanggung jawab Aa Niko, namun karena terlalu fokus dengan karir nya kakakku mungkin belum sempat untuk mencari pasangan hidup hingga usia 31 tahun bahkan Mamah sudah sering berusaha menjodohkan kakakku dengan pilihannya tetapi sia-sia karena pada ujungnya kakakku lebih memilih untuk sendiri.
Seperti hari ini Mamah memaksa Aa Niko untuk berkenalan dengan salah satu anak sahabatnya yang juga sedang mencari pasangan hidup. Tentu saja bukan hal yang mudah karena Aa Niko langsung menolak.
"Ini terakhir kali deh Mamah janji gak akan jodoh-jodohin Aa lagi"
"Ok ini terakhir setelah ini Aa gak mau di jodoh-jodohin lagi"
"Ok siap! Ra kamu juga ikut ganti baju ya kita berangkat sebentar lagi"
Aku yang memang tidak sedang sibukpun memutuskan untuk ikut ke acara perjodohon Aa Niko yang kesekian kalinya.
Tempat pertemuan hari ini adalah di Farmhouse Lembang, karena siang ini cukup panas aku memutus kan untuk mengenakan jumpsuit dongkerku, sebenarnya Aa Niko sering memarahiku jika aku menggunakan pakaian berpotongan sexy atau terlalu rendah tapi karena Mamah selalu membela ku seperti siang ini maka ia tidak bisa melakukan apa-apa selain memelototi laki-laki yang menatapku kurang ajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Beruang Merah (18+)
RomanceHidup Aira Rayina seorang mahasiswi tingkat akhir berubah drastis ketika Bima Dirgantara seorang duda beranak satu datang dan melamarnya, sikap dingin Bima dan sikap periang Aira justru membuat hidup mereka semakin berwarna. Namun masa lalu yang bur...