pertemuan

34 0 0
                                    


Hari pertama masuk kampus, semua terasa baik-baik saja. Karna aku berusaha menjadi orang yang ramah dan sangat suka bergaul, akhirnya aku memiliki banyak teman. Namun ada beberapa senior yang tidak suka denganku, terutama kakak senior cewek, semua memandang tajam dan bergosip dibelakang. Yah, mungkin mereka tidak suka jika ada anak lain yang lebih bagus di prodinya. Aku mempunyai beberapa teman yang dekat denganku, namanya Tiara, Kresno dan Kayla. Mereka adalah teman dekat seangkatan dan seprodiku. Tapi hanya satu orang saja yang paling dekat denganku, yaitu Kayla. Dia adalah semangatku dan teman terbaik ketika hari-hariku terasa buruk. Meskipun dia mempunyai fisik yang agak lemah, tapi dia tetap selalu semangat menghadapi hari-hari yang menurutku sangat buruk.

Dikampus aku adalah orang yang cukup populer dikalangan anak cowok, mereka semua mencoba mendekatiku satu-persatu. Mereka mencoba mengajakku sekedar makan siang hingga menjadi tukang ojek kekampus. Tapi aku mencoba menolak semua ajakan mereka secara halus, hingga berusaha untuk tidak menyakiti hati mereka. Ya, karna dari kecil aku sudah terbiasa sendiri tanpa dibantu oleh siapapun. Menurutku sedekat apapun teman dekat tidak ada yang lebih mengerti selain diri sendiri

Seperti biasa, setelah kelas usai semua mahasiswa pergi bersama teman baru mereka masing-masing. Jean yang belum beranjak dari tempat duduk seketika dikagetkan oleh Tiara.

"Jean, yuk makan di tempat makan mbak sri" kata Tiara.

" Emangnya dimana itu ?" sahut Jean sambil memasukkan bukunya.

"Nggak jauh dari sini kok, udah ikut aja. Aku jamin pasti enak kok"

Dan seketika itu Jean mengiyakan ajakan Tiara untuk makan bersama. Diperjalanan, mereka bertemu beberapa teman sekelas dan berjalan bersama menuju tempat makan. Suasana hati Jean tidak begitu baik sehingga melontarkan senyum paksa kepada mereka sebagai image orang extrovert

Ketika sampai di tempat makan mbak sri mereka duduk berjajar sebagai mahasiswa baru yang solid dan kompak, maklum awal masuk kuliah memang seperti itu.

"Eh, tadi pelajaran pak Yono susah banget ya, bikin bosen lagi." Kata Yudi teman sekelas Jean

"Iya, aku kurang ngerti sih bapaknya ngomong apa, soalnya cepet banget ngomongnya kayak kereta api Bandung Surabaya." Timpal Hedi

Semua anak seangkatan tertawa mendengar lawakan mereka berdua, dan merekapun bercerita tentang suasana selama dikelas. Jeanpun tidak terlalu memperdulikan karna berharap makanan ini akan mengembalikan mood-nya seperti sedia kala. Tidak lama kemudian datanglah segerombolan kakak senior dating ke meja makan dengan suara gaduh dan tertawa yang sangat mengganggu. "apasih berisik banget!" gerutu Jean dalam hati sambil melanjutkan makannya. Kakak-kakak itu berbicara dengan suara yang sangat keras hingga menarik perhatiannya, satu meja panjang terdiri dari lima orang cowo dan tiga orang cewek. Seketika itu Jean langsung bertanya kepada Tiara

"Itu siapa yang duduk deket rambut pirang ?"

"Oh, itu Andra Namanya, dia anak drum angkatan 2013"

Seketika itu Jean tersipu sambil memandangi wajah Andra sesekali dengan senyum tertahan karna melihat tingkah lucu dari Andra yang dapat menghibur teman-temannya. Tak terasa Andra dan gerombolannya telah selesai makan dan harus kembali kekelas untuk melanjutkan mata kuliah lainnya. Secara tak sengaja kedua mata mereka saling bertatapan dan secepat kilat Jean pun memalingkan mukanya kearah piring yang ada didepannya dan berpura-pura menyantap makanannya kembali walaupun sebenarnya dia tidak ingin memakannya lagi.

Jean meletakkan makananannya lagi dan meminum segelas teh yang sudah hamper dingin sambil mendengarkan teman-temannya mengobrol tentang gendre musik kesukaan mereka masing-masing. Seketika itu handphone Hedi berdering, ada pesan whatsapp dari kakak senior

"Eh ada pesan nih dari kakak senior, katanya kita disuruh kumpul di ruang KJ2" kata Hedi

"Yaudah kita langsung kesana aja, daripada telat dimarahin kakak senior, bisa Panjang urusannya nanti" balas Tiara sambil bergegas

Aku dan teman-teman segera kembali ke kampus dan mencari ruangan KJ2 yang letaknya tidak jauh dari pusat auditorium kampus. Disana sudah mulai banyak mahasiswa baru yang belum kukenal betul wajahnya. Karna ruangan itu bercampur dengan kakak senior dan mahasiswa baru yang umurnya tidak jauh beda dengan kakak senior sendiri. Ada yang umurnya masih terlihat muda tetapi wajahnya sudah sangat boros, ketika wajahnya terlihat garang dan gestur tubuh para ceweknya yang agak arogan dialah kakak senior. Itulah caraku membedakan mana mahasiswa baru dan mahasiswa abadi sejauh ini. Ruanganpun semakin penuh dengan mahasiswa, suara diruangan itu semakin gaduh dan itu sangat mengganggu bagi Jean. Tidak lama kemudian datanglah ketua perhimpunan musik dan kakak senior menyuruh kami untuk tidak ribut. Seketika itu dia membagi tugas kami untuk mengadakan konser sesuai dengan instrument yang kami pilih. Disela-sela penjelasan datanglah Andra, kakak senior yang berhasil membuat Jean terus memikirkan tingkah lucunya. Dia datang dengan membawa stick drum dan rubik. Sesekali Jean melihat kedepan dan mencuri pandang pada Andra. Sempat beberapa kali mata mereka saling berpapasan, namun pada saat yang bersamaan juga merek saling membuang pandangan kearah yang lainnya.

Rapat telah usai, Jean langsung bergegas membereskan buku catatan dan memasukkannya kedalam tas. Sesekali menguping pembicaraan teman-temannya tentang latihan untuk konser, mulai dari konsep, kostum, lagu, tempat latihan di studio dan juga chord yang harus dimainkan. Tak terkecuali Tiara, Kayla, dan kelompoknya masing-masing, sementara Jean hanya meninggalkan nomer handphone kepada teman-temannya agar dapat menghubunginya untuk berkumpul besok. Dia beralasan tidak enak badan karna dia hanya ingin menenangkan diri dari segala kepenatan yang ia dapatkan dikelas hari ini. Jean menunggu semua mahasiswa baru itu pulang agar tidak beresakan di pintu karna pintunya sempit. Ketika hendak pulang, langkah Jean tertahan dengan suara Andra yang memanggil namanya.

"Jean tunggu!" panggil Andra

"Iya kak, kenapa ?" Jean pun berbalik sambil memasang muka cemas

"Boleh nggak aku minta nomermu ?" (sambil menyodorkan bolpoint dan secarik kertas)

"Buat tapa kak ?" tanya Jean lagi

"Buat data siswa baru dan ngabarin pembimbing kamu buat konser nanti"

"Iya kak, ini aku tulis nomernya" kata Jean sambil menuliskan nomernya

Setelah itupun jean berpamitan pulang, sambil mengenakan headset dan memilih lagu apa yang akan diputar untuk menemani perjalanan pulangnya. Rasa didada Jean semakin tidak beraturan, antara harus senang karna Andra meminta nomernya atau harus panik karena ketahuan sempat curi pandang. Akan tetapi Jeanpun tetap memilih untuk tenang dan tidak berpikiran macam-macam. "Ah udalah, nggak mungkin ketahuan. Bilang aja tadi perhatiin wajah anak baru satu-satu" gumam Jean dalam hati. Sesampainya dimotor Jean langsung bergegas pulang dan berusaha mengabaikan pikiran yang mengganggunya tadi

JeanWhere stories live. Discover now