Pagi telah tiba, alarm yang aku pasang setiap 30 menit yang selalu kumatikan dan tertunda kini telah membangunkanku. Semalam aku sulit tidur, karna memikirkan apakah hari ini akan berjalan dengan lancar. Ku awali dengan mendengarkan lagu acoustic beat hanya untuk sekedar membangun mood ke kampus dan bertemu dengan teman-teman. Setelah selesai mandi dan persiapan, tiba-tiba saja teman satu bandku mengirim pesan singkat kepadaku
Andika : Jean, kamu dimana ? kami semua sudah dikampus nih
Jean : Bentar lagi jalan, mungkin sekitar 15-30 menit aku udah sampe kekampus. Kalo nggak macet ya, see you dik. Bilang sama anak-anak aku otw
Andika : Oke Je, see you!
Sambil mengganti lagu untuk persiapan berangkat ke kampus, tak lupa aku memasukkan buku catatanku kemudian aku berangkat kekampus. Pertama kalinya merantau, aku melihat banyak sekali orang yang tidak sabaran dalam berkendara. Ada yang suka ngebut layaknya pembalap moto GP, ada yang suka tikung-menikung jalan orang dan masih banyak lagi. Ketika lampu merah belum menjadi hijau, masih bertuliskan kata "siap-siap lampu hijau" yang kurang dari sepuluh detik lagi mereka sudah membunyikan klakson kendaraan mereka agar aku cepat tancap gas. Pandangan mereka kepadaku sangatlah tidak ramah, apakah mungkin karna aku pendatang baru ? entahlah, yang jelas aku hanya berusaha mematuhi lalulintas yang ada.
Sesampainya dikampus, aku langsung bergegas untuk mencari teman-temanku dikelas. Kita saling berembug studio mana yang akan menjadi tempat kita latihan nanti. Salah satu temanku mengusulkan kita untuk latihan di studio mas Umar, setelah melalui banyak pertimbangan akhirnya kita setuju dan latihan akan dimulai sepulang kuliah nanti. Aku sangat senang sekaligus deg-degan, maklum ini baru pertama kali aku konser bersama teman-temanku apalagi aku adalah penyanyi yang skillnya sangat kurang dan jau dibawah mereka semua. Di pertengahan jam kuliah, tiba-tiba aku mendapatkan pesan dari kak andra
Andra : Pagi, selamat kuliah
Jean : Pagi juga kak, iya kakak juga
Andra : Gimana tadi ? udah berembug sama temen-temen satu band ?
Jean : Udah kak, latihannya di kak Umar nanti setelah selesai kuliah
Andra : Yaudah semamngat ya, see you
Jean : Oke kak, see you too
Entah apa maksud dari kata see you yang dia ucapkan, apakah kita akan bertmu lagi atau bagaimana tapi aku menepis semua itu karna aku tidak ingin terlalu melayang-layang dan memecah belah konsentrasiku dikelas. Tak terasa kuliahpun telah usai, anak-anak mengundur watu dua jam untuk kita prepare dan istirahat. Akupun bergegas pulang ke kost dan istirahat, mempersiapkan diri untuk nanti. Aku memutuskan untuk tidur sejam saja, seperti biasa aku memasang alarm setiap 30 menit agar terbangun dan tidak terlambat. Ketika tepat sejam akupun terbangun, mandi mempersiapkan diri dan memakai jaket agar tidak kedinginan. Yup! Aku telah siap berangkat latihan, tak lupa juga aku membuka maps untuk mengetahui lokasi studio yang akan dibuat untuk latihan. Dijalan sudah mulai agak gelap, jalan yang dilewati bukanlah jalan besar melainkan jalan yang sempit dan masuk ke desa. Setelah aku mendapati setengah perjalanan, tiba-tiba dadaku terasa sesak dan aku tak kuat menahannya. Daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kost. Dengan cepat aku memutar arah tujuan dan menambah kecepatan agar sampai ke kost, aku khawatir jika suatu saat mendadak pingsan dijalan itu akan membuat orangtuaku semakin khawatir.
Setelah melewati beberapa lampu merah, akhirnya aku berhasil sampai di kost. Alhasil aku malah lemas dan tidak bisa bangun, sehingga aku tidak sempat memberitahukan kepada teman-teman bahwa aku tidak dapat mengikuti latihan hari ini. Dari kecil aku mengidap penyakit asma, keluar masuk rumah sakit, meminum banyak obat-obatan sudah biasa dan menjadi rutinitas bagiku. Orangtuaku selalu khawatir, mereka selalu menyiapkan banyak sekali Ventolin dimana-mana. Baik di dua dashboard mobil, di tas sekolahku, dikamar, dikamar mandi, aku bawa dan satunya selalu dibawa mama untuk berjaga-jaga jika aku kambuh dimall atau dijalan. Tetapi tidak banyak teman-temanku tau akan hal ini, karna aku selalu berusaha untuk menjadi orang yang kuat agar dapat melindungi siapapun. Aku takut jika suatu saat orang lain tau dia tidak akan menerima kekuranganku ini dan menjauhiku, saat ini obatku sudah habis. Aku belum sempat membeli di apotik dan meminta dana dari orangtuaku mengingat kesibukanku selama dikampus yang selalu membuat aku kelelahan. Yang kubisa sekarang hanyalah berbaring lemas dan berharap semuanya akan membaik.
Tiba-tiba saja handphoneku berdering, Andika menelpon dan langsung dimarahi oleh keyboardistku. Dia adalah ketua dalam kelompok ini, Namanya Anton. Tanpa basa-basi dia langsung berbicara kasar yang membuatku semakin tidak tenang karena rasa bersalahku yang tidak sempat mengabari mereka, "eh Jean, kemana saja kau latihan tidak datang. Sudah jam berapa ini, kau tidak tau waktu apa ? Cepat kau kesini, anak-anak sudah menunggu. Kau itu vokalis harusnya kau bertanggungjawab karna kau didepan, memang kau itu ya pemalas." Dengan nada terisak dan tersengggal aku menjawab, "maa..maafin..aa..aaku Ton. Bu..bukannya..aa..aaku nggak mau..taa..taapi aku lagi sakit..aa..aaku..ngg..nggak..kuat." Seketika itu aAnton menjawab, "Ah! Alasan saja kau!" dia mematikan telponnya. Dengan tangan yang masih gemetar akupun menghubungi kak Andra dan meminta dia untuk menjelaskannya, diwaktu yang sama kak Andrapun menjelaskan kepada mereka. "Udah ya, kamu istirahat dulu. Aku kesana ya ? Mau dibawain apa biar kamu tenang dan nggak terlalu sakit ?" kata kak Andra dengan nada panik namun tetap berusaha menenangkan isak tangisku. "Ba..bawain..te..teh panas..aa..aja..ka..kak." kataku masih dengan nada sedikit tersenggal.Sambil beristirahat, akupun berusaha memutar musik yang sekiranya bisa menenangkanku. Sekitar setengah jam tiba-tiba kak Andra mengetuk pintu kamar kost, aku mempersilahkan dia masuk karna pintunya tidak aku kunci. Seketika itu kak andra panik melihat aku yang sudah sangat pucat dan lemas, lalu dia membangunkanku yang setengah sadar dari tidurku sambil berkata. "Jean ? Jean ? kamu baik-baik saja kan ? apanya yang sakit ? ini kamu minum dulu." Sambil menyodorkan teh panas yang baru dia beli dan akupun meminumnya dengan perlahan. Akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami dijalan, dia berusaha menemaniku tetapi hanya sebentar. Kak Andra ada latihan yang tidak bisa ditinggalkan karena besok sudah reguler, tapi dia berjanji akan kembali ketikan dia sudah selesai latihan. Lalu akupun mengiyakannya dan menunggunya. Akupun terbangun keesokan harinya, sontak aku kaget karena aku lupa kak Andra akan menjengukku kemarin malam. Dengan sigap aku membuka pesan whatsapp yang ada di handphoneku dan melihat chat dari kak andra
Andra : Jean, aku udah didepan nih
Andra : Jean, kamu tidur ya ?
Andra : Jean, kok nggak dibales sih ?
Andra : Yaudah, selamat tidur Jean. Kalo masih sakit jangan ke kampus dulu,, get well soon
Seketika itu aku yang baru membuka chat nya langsung membalas..
Jean : Pagi kak, maaf aku ketiduran, semalem aku pules banget tidurnya. Aku udah gakpapa kok, hari ini aku bakalan tetep ngampus seperti biasa. Thankyou udah care 😊
Dan akupun bersiap-siap untuk berangkat kuliah..
![](https://img.wattpad.com/cover/158074775-288-k780045.jpg)
YOU ARE READING
Jean
RomanceJean adalah seorang mahasiswa yang sangat introvert dan memiliki kisah cinta yang sangat pelik. Di awal kuliahnya, ia telah menemukan tambatan hati yang dirasa tepat. Tetapi ternyata dugaanya salah, dia berusaha melepaskan diri dari Andra, cowok yan...