twelfth

1.6K 185 38
                                    

(Kini aku mulai tahu, sepertinya aku mulai mencintaimu. Aku akan mengatakannya sekarang bahwa aku mempunyai perasaan padamu)
.

“Eungh ...” Daehwi terbangun ketika merasakan lehernya sedikit kaku. Daehwi mengerjap lembut—masih berusaha mengenali di mana keberadaannya sekarang. Setelah tiga puluh detik berlalu, Daehwi membelalak ketika menyadari ia sudah berada di dalam sebuah ruangan yang ia yakini sebagai kamarnya. Kenapa aku bisa di sini? Apa Jinyoung yang membopongku hingga ke kamar?

Ia alihkan matanya  pada jam yang menggantung di salah satu sisi kamar. Pukul 5.30. Daehwi menghela napasnya berat. Tubuhnya benar-benar lelah.

“Kau sudah bangun?” suara dari arah pintu kamarnya membuat Daehwi terlonjak kaget.

Lelaki itu kemudian masuk ke kamar dengan sebuah baskon berisi air di tangannya. Tanpa dia sadari lelaki itu sudah duduk di sampingnya dan menarik kakinya meletakkan di pangkuan lelaki itu.

Daehwi terkesiap begitu Jinyoung mengompres kaki nya yang entah bagaimana terlihat membengkak―lagi. Kemudian dia mengambil krim analgesic dari saku celananya dan memijat kaki Daehwi dengan lembut.

Daehwi mulai meringis ketika pijatan Jinyoung beralih di pergelangan kakinya.

“Apa masih sakit?”

“Ehm. Sepertinya terkilir saat pulang tadi malam.”

“Maaf jika aku membuat kakimu begini.” ucap Jinyoung yang sedang sibuk mengoleskan krim itu ke pergelangan kaki Daehwi.

Daehwi mengangguk, “Lupakan saja kejadian itu.” ia terdiam sebentar. “Ehm―Hyung, aku harus ke sekolah. Jadi kupikir―sepertinya aku harus pergi mandi.” Cicitnya pelan.

Jinyoung menurunkan kaki Daehwi perlahan dan mengalihkan pandangannya pada si mungil. Ia tertawa kecil, “Aku tahu. Aku juga ada shift pagi ini. Baiklah, Aku akan berangkat duluan.” Jinyoung mengecup kening Daehwi sekilas. Meninggalkan Daehwi yang hanya bisa membeku di tempat dan memegang keningnya. Apa ini bisa disebut morning kiss?

Daehwi segera beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah ke kamar mandi dengan langkah terseret. Sesekali ia memekik kecil ketika kakinya menyentuh sesuatu yang membuatnya terasa sakit.

Penampilan Daehwi kini menjadi lebih segar setelah menghabiskan waktu hampir satu jam di kamar mandi. Sepertinya ia akan melewatkan sarapan pagi ini.

Pandangan Daehwi berhenti sejenak pada Bibi Song saat ia menuruni tangga. “Bibi Song!” serunya memanggil perempuan setengah baya itu.

Bibi Song hampir saja terpeleset karena kaget mendengar teriakan Daehwi. Sementara si pelaku yang hampir membuatnya mengalami kesialan itu hanya meringis lebar.

“Iya, Tuan?” Bibi Song tersenyum lembut.

“Aku tidak akan sarapan pagi ini. Aku sudah tidak ada waktu.”

“Ehm.. Tuan.” Panggil Bibi Song.

Hal itu membuat dahi Daehwi berkerut. Daehwi pun mengurungkan niatnya untuk pergi. “Ada apa, Bi? Apa ada sesuatu yang ingin kau tanyakan padaku?”

“Sebaiknya Tuan membawa bekal. Bibi tidak ingin Tuan kembali jatuh sakit. Sebentar akan bibi siapkan bekal untuk Tuan.”

“Eh―baiklah.” Daehwi tersenyum tipis. Dalam hati ia merasa bersalah karena telah membuat Bibi Song mengkhawatirkan dirinya.

My Annoying Bae || Bae Jinyoung X Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang